Hari ini...

1 0 0
                                    

Cukup untuk kali ini aku menatapmu,aku sudah merasakan itu ....
Sejak awal dan pertama kali kita bertemu ...
Tapi apakah itu....

Disebuah ruang kamar yang rapi tanpa sedikit pun tempelan poster dan hanya warna cat tembok putih bersenadakan dengan gorden putih pula terbuka secara perlahan kaca bening yang menelusupkan secercah cahaya yang masuk melalui celah cendela.

Dian terbangun dari tidurnya,menuruni ranjang dari kasur  empuk king sizenya.
Jam menunjukan pukul 07:00 pagi.
Ia berdiri di balik kaca jendela lalu memandang ke arah luar terlihat jelas lalu lalang kendaraan setiap harinya di kota london

Seketika pikirannya menerawang pada saat yang lalu dimana ia dan gadis itu tanpa sengaja seharian bersama walaupun harus beradu argumen tapi itu sangat menyenangkan dan tak bisa terlupakan .

Ia tersenyum,"kita akan bertemu lagi,lies...".

Lain halnya dengan Lies hampir semalam dia tidak bisa tidur pikirannya terus tertuju pada peristiwa waktu itu  di saat kerbersamaanya dengan Dian.

Bayangan wajah lelaki itu masih melekat di benaknya hingga membuatnya tidak bisa tidur bahkan seperti orang insomnia akut  berat.

Drett..drettt....,ponselnya berdering tiba tiba menandakan bahwa ada pesan masuk.Lies bergerak malas mengulurkan tangannya untuk menggapai ponsel pink bermotif hello kitty di atas laci tempat tidurnya.

To: no name

Hai,bagaimana kabarmu,pagi ini?? Selamat pagi :)
Semoga harimu menyenangkan...

Sent
032654367xxxxxxx

Pikiran Lies mulai menerawang kembali siapa yang mengirim pesan tiba -tiba di ponselnya padahal tidak ada satu orang pun yang tahu nomornya selain orang terdekatnya.

Otaknya tertuju pada Jasmine sahabat yang di kenalnya seminggu lalu di SMA  tapi hanya dia yang tahu kontak nomornya, tapi untuk apa ia memberikan pada orang yang tidak di kenal, batin Lies di hatinya ,semenjak keadaan yang penuh salah paham itu terjadi ,membuat dirinya dan Jasmine menjaga jarak tak menyapa dan dekat seperti biasanya.."ini mungkin salahku,karena menyebabkan masalah dengan Dian ,sebenarnya siapa dia?kenapa selalu ada di kehidupanku".Lies mengeram lirih sambil meremas ponselnya pikirannya mulai berkecamuk lagi tentang masalah-masalah yang selalu datang bertubi tubi di keseharianya..

Lies mengabaikan pesan yang masuk di ponselnya dan melemparkan ke arah tempat tidur ia melirik ke samping tempat tidur dan terlonjak kaget ketika melihat jam beker yang sudah menunjukan pukul tujuh kurang seperempat detik ,Lies melompat dari ranjangnya sambil menarik handuk cepat di atas gantungan baju dan berlari ke arah kamar mandi

Sang ibu yang hampir selesai menata makanan di atas meja itu pun mulai menaikkan suaranya karena putrinya belum juga keluar dari kamar,dengan rambut yang sedikit acak acakan karena belum di sisir dan posisi kerah baju yang belum di lipat Lies keluar dengan buru buru sang ibu yang melihatnya  mulai mengelurkan omelannya berulang kali namun Lies tak menghiraukanya sambil cengar cengir memperlihatkan gigi putihnya yang rapi. Dengan sigap sang ibu mengancingkan baju putrinya dengan lihai dan sedikit merapikan rambutnya dengan sisir kecil yang selalu di bawa ibunya di kantong baju.
Lies mencomot sedikit roti panggang yang berisi coklat yang sudah di siapkan sang ibu untuk sarapan.Lies melirik kembali jam tangannya dan mulai tergesa gesa dan cepat cepat mencium tangan ibu lalu ber gegas keluar rumah.

Merasa sudah rapi Lies berjalan dengan langkah lebar agar mempersingkat waktu, sesampainya di tempat halte bus Lies masih menunggu kedatangan bus ,dua menit tak berselang lama namun bus masih belum datang ,ia mulai panik,pelajaran akan di mulai pukul setengah delapan namun ia belum sampai ke sekolah hingga saat ini,Lies sedikit bersabar karena masih dua puluh menit lagi,namun masih belum juga datang .akhirnya Lies mulai panik setengah mati karena tinggal sepuluh menit lagi waktu yang tersisa untuknya dan hukuman sudah menunggunya di sekolah. Sebuah bel terdengar nyaring di telinganya ketika ia menatap ke depan seorang laki laki sebaya dan berseragam sama dengan dirinya sendang berhenti di halte bus yang sama dengan masih menaikinya dan suara motor besarnya yang mengema.

"Mau ikut denganku atau masih mau nunggu di sini sampai pelajaran selesai" tuturnya .
Lies terbelalak kaget dengan bola mata yang nyaris keluar ,air mukanya pun mulai merah padam dengan apa yang di lihat dan di dengarnya tadi seorang lelaki menawarkan tumpangan untuk pertama kalinya kepada Lies si gadis pendiam dan itu adalah Dian musuh dalam hidupnya.

             %%%%%

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IN THE NIGHT SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang