1. First Day

4.4K 415 7
                                    

AUTHOR POV
Jeon Wonwoo, itulah nama yang bisa dibaca dari nametag seorang namja yang sedang berjalan menyusuri lapangan sekolah barunya. Ya, dia adalah murid pindahan dari sekolah seni di salah satu desa di changwon. ia memutuskan untuk pindah ke Seoul karena ia ingin bersekolah di sekolah seni yang lebih baik. Demi meraih mimpinya dan keberhasilan masa depannya, akhirnya ia memutuskan untuk pindah dan bersekolah di luar kota meninggalkan kedua orang tuanya di rumah.

Saat ini Jeon Wonwoo sedang berjalan tepat di sebelah lapangan basket, terlihat beberapa namja sedang bermain basket disana. Sekolah ini memang di khususkan untuk anak laki-laki, dan seperti sekolah lama wonwoo, sekolah ini adalah sekolah khusus seni. Wonwoo membaca kertas yang ia dapatkan tadi dari sang kepala sekolah. Tertulis angka '617' yang merupakan nomor kamar dormnya. Ia pun kembali berjalan sembari menengok kekanan kekiri untuk mencari gedung dormnya tersebut.

'BRAK'

Wonwoo pun terjatuh sesaat setelah sebuah bola basket meluncur mulus di kepala wonwoo membuat ia terduduk mengelus kasar kepalanya yang sesaat lalu menjadi sasaran bola basket untuk mendarat.

"OMO maaf, kau tidak apa? Apa ada yang luka?" ujar lelaki berkulit tan yang sedang berjongkok didepan wonwoo.

"ah tidak, aku tak apa." Kata wonwoo sembari mencoba berdiri.

"kau yakin? Sini biar ku bantu berdiri." Kata lelaki itu meyakinkan menarik halus lengan wonwoo membantunya bangun.

"hm.. ohiya, apa kau bisa membantu ku?" tanya wonwoo

"bisa, bantu apa?"

"tunjukkan aku dimana letak dorm sekolah ini." Kata wonwoo melihat kembali kertas yang ia pegang.

"oh kau anak baru? Sini biar ku lihat dan akan ku antarkan kau ke kamar dorm mu."

Ujar lelaki jangkung didepannya mengambil kertas ditangan namja didepannya.

"J-jeon wonwoo?" namja itu membaca nametag wonwoo sambil sedikit menyipitkan matanya.

"ne?"

"ah tidak, namaku mingyu, Kim Mingyu." Katanya memperkenalkan diri.

"ah, mingyu. Bisa kau tolong aku?"

"tentu, ah.. kau berada di kamar 617.. biar ku ant-APA? KAMAR 617?! ITU KAMARKU!"

"ne!? Kau serius?" wonwoo terkejut.

"iya benar, itu kamarku, baiklah mari kuantar."

WONWOO POV
'sekebetulan itukah? Namja yang barusan saja meluncurkan bola basket ke kepalaku ternyata adalah roommate ku? kukira aku akan mempunyai kamar sendiri.

"jadi? bagaimana bisa kau pindah ke sekolah baru di pertengahan semester ini wonwoo-ssi?" tanya mingyu kepadaku.

"aku hanya ingin suasana baru, dan aku ada di tingkat 3, kau?" jawabku pada mingyu.

"oh ingin suasana baru ya. Aku ada di tingkat 2." Jawabnya.

"oh, untuk murid tingkat 2, kau cukup tinggi. Apa kau suka bermain basket?" tanyaku.

"ya aku sangat menyukai basket, hampir setiap hari pulang sekolah aku akan bermain basket disini bersama teman-temanku."

"oh seperti itu, apa dormnya masih jauh?" tanyaku lagi.

"tidak, bahkan kita sudah sampai." Kata mingyu berbelok ke arah kiri.

"wah besar juga." Kataku.

Aku dan mingyu akhirnya memasuki gedung dorm yang terlihat cukup besar ini, kita berdua pun menaiki lift, mingyu pun menekan angka 6 yang ada di samping pintu lift. Hening. Mingyu tidak bersuara, mungkin ia terlalu lelah bermain basket tadi. Akhirnya kuputuskan untuk diam hingga pintu lift terbuka, mingyu pun keluar terlebih dahulu dan berjalan beberapa meter ke arah kanan.
"kita sampai." Kata mingyu membuka pintu dorm dengan kunci yang ia ambil di saku celananya.

Mingyu pun membuka pintu kamarnya, aku melihat sekeliling , cukup rapih untuk anak laki-laki seperti dia. Aku melihat 2 kasur disana, ukurannya sama, hanya saja yang satu jauh lebih rapih dibandingkan sebelahnya, bisa kutebak kasur yang berantakan itu adalah kasur yang dipakai mingyu.

"masuklah, letakkan saja barang-barangmu disini. Dan itu adalah kasurmu." Kata mingyu menunjuk kasur di sebelah tembok.

"baiklah, kau tidak lanjut bermain basket dengan yang lainnya? Aku bisa sendiri disini." Kataku.

"ah tidak, lagipula aku sudah lelah. Ohiya, teman-temanku akan sering bermain kesini, kau akan terkejut secara mereka akan datang bersebelas. Dia adalah teman 1 geng ku. Akanku perkenalkan kau kepada mereka, dan mungkin kau akan menjadi salah satu dari kami." Jelas mingyu.

"kau punya banyak teman." Kataku sambil mengangguk merespon kalimat panjang yang baru saja dilontarkan mingyu.

"ohya ini lemarimu." Kata mingyu menunjuk ke arah lemari sebelah kiri.

"baiklah aku akan membereskan semua barangku terlebih dahulu." Jawabku.

"apa perlu bantuan?" tawar mingyu.
"tidak terimakasih aku akan melakukannya sendiri, kau istirahatlah." Kataku membuka koperku.

"baiklah aku tidur dulu." Kata mingyu berbaring di kasurnya dan memejamkan matanya.

Sangat melelahkan, untung besok masih hari minggu, setidaknya aku bisa beristirahat sejenak sebelum masuk ke kelas baruku. Setelah aku selesai membereskan semua barang barangku, akhirnya aku memutuskan untuk mandi, dan setelah itu aku berbaring dikasur baruku.

mingyu? Nama itu familiar. Apakah dia anak itu? Anak kecil yang pergi meninggalkanku saat kita masih sangat bocah? Meninggalkanku dengan tiba-tiba tanpa alasan, membiarkanku bermain sendiri setelah bertahun-tahun kita bermain bersama? Oh Tuhan, mingoo-ah, dimana kau?

Mingoo, aku hanya bisa mengingat nama itu, tanpa ku tahu siapa nama aslinya. Aku selalu bermain dengannya setiap hari. tapi kenapa dia tiba-tiba menghilang? Aku merindukanmu mingoo-ah, kau dimana? Bagaimana wujudmu sekarang? Dulu kau adalah bocah kecil yang lebih pendek dariku. Selalu meminta eskrim yang ku beri, dan akan menangis ketika aku enggan untuk memberinya padamu.

Aku terduduk, mengambil guling kecil yang ada di dalam koperku, hanya guling kecil inilah yang mingoo tinggalkan padaku. Ia selalu membawa guling ini kemanapun ia pergi. Ia bahkan memberikan nama untuk guling ini, gaegae, itulah nama yang diberikan mingoo pada guling kecil ini. Gaegae kutemukan berada disebelah bantalku saat ku terbangun di pagi hari, ada secarik kertas yang tertempel disana. 'jeonsang hyung, aku akan pergi. Jangan khawatir, kita akan bertemu lagi.' Seperti itulah isinya. Masih teringat jelas dikepalaku. Aku panik saat itu, aku langsung berlari keluar rumah memastikan bahwa mingoo masih ada di dalam rumahnya namun menyakitkan, yang kutemukan hanyalah gembok yang menggantung dipagar rumah mingoo menandakan tidak ada lagi orang yang berada disana. Tak terasa air mata menetes menyusuri pipiku. Aku membawa gaegae bersamaku ke kasur, aku berbaring sambil memeluknya hingga aku tertidur.

TBC
don't forget to vote! 😁

CHILDHOOD MEMORIES • MEANIE ✔Where stories live. Discover now