9. Confession

2K 238 2
                                    

WONWOO POV

Aku terbangun dari tidur soreku, aku melirik kearah jam dinding dikamar villa ini, sudah menunjukan pukul 7. Aku mengusak rambutku kasar dan mengusak mataku karena lampu yang menyorot sangatlah terang. Dimana mingyu? Apakah dia diluar dengan yang lain? Aku turun dari tempat tidur empuk ini. Aku teringat aku membawa sesuatu,Aku mengambil penutup mata di koperku untuk nanti malam, aku sengaja membawa 2 untuk ku dan mingyu. Kali saja diajuga susah tidur. Aku menaruh keduanya di nakas sebelah tempat tidur.

Aku memutuskan untuk  bergabung dengan yang lain, namun dimana mereka? Apa di ruang tengah? Aku membuka pintu kamarku dan.... gelap.... semua lampu disini mati. Sial, aku tidak tahu dimana letak saklar lampunya..

“mingyu...?”

“seungcheol hyung??”

“seungkwan-ahh...”

“soonyoungg?”

Nihil, tidak ada jawaban dari mereka. Apa mereka pergi mencari makan? Apa mereka lupa jika ada aku sekarang? Ck, aku memang anak baru. Aku lanjut berjalan sambil meraba-raba tembok berharap menemukan saklar lampu disana, aku menyusuri lorong antara kamar-kamar. Aku ingat, kamarku dan mingyu ada dibagian ujung lorong. Aku sudah sampai ujung lorong, aku dapat mengetahuinya saat tembok yang kuraba sudah mencapai ujungnya. Aku melihat sekeliling. Cahaya? Apa itu? Aku melihat satu titik cahaya terang berwarna kekuningan. Ah itu lilin. Aku menghampiri lilin itu dengan berhati-hati, takut aku menyenggol barang berharga di villa ini.

‘bukalah pintunya!’ – M

M? Siapa? Mingyu? Aku melihat kearah depan, pintu. Apa pintu ini yang dimaksud? Aku membuka pintu itu dan, wah...  apa ini? Aku melihat lilin-lilin yang terjajar rapih membuat satu jalan. Selain itu, aku tidak bisa melihat apa-apa, sangat gelap. Aku berjalan ditengah lilin-lilin indah ini. Sebenarnya apa ini? Aku tidak mengerti. Setelah beberapa langkah, aku melihat lilin yang menggantung di pohon, ada surat disana. Aku baca surat itu.

‘wonwoo hyung? Aku tahu kau akan terkejut. Tapi akulah orang yang selama ini kau tunggu.’ – I

Orang yang kutunggu? Siapa? Mingoo? Tapi inisial mingoo itu M, bukan I. Aku mengambil surat itu ku masukan kantong sakuku bersama yang sebelumnya. Aku melanjutkan perjalananku. Aku menemukan lilin yang bergantung lagi. Ada surat lagi disana.

‘wonwoo hyung, aku tau kau tak percaya, bahkan mungkin belum bisa menebak siapa aku ini. Kau akan tahu setelah ini, jeonsang-ie hyung.’ – N

Hah? Jeonsang? Apa jangan-jangan ini benar-benar... mingoo? Bagaimana ia bisa disini? N? Siapa lagi ini? Aku mempercepat jalan kakiku berharap ada surat lagi. Ternyata ada lilin lagi, tapi ini bukan surat! Apa ini? Kuambil box kecil disana, dan kubuka. Yang pertamaku lihat adalah sepucuk kertas kecil ada tulisan juga disana.

‘ini akan meyakinkan kau siapa aku sebenarnya hyung, aku yakin kau akan mengetahui siapa aku.’-G

Setelah aku membaca itu, aku langsung mengambil kertas itu agar aku bisa melihat apa didalamnya. K-kalung? Aku meraba leherku, tapi kalungku masih tergantung indah dileherku. Orang lainnya yang punya kalung ini selain aku adalah... mingoo..

“mingoo-ah..” lirihku menjatuhkan airmataku. Aku terisak. Apa aku benar-benar akan bertemu dengannya?

Aku melanjutkan perjalananku, ada sesuatu lagi dipohon berikutnya. Aku mengambilnya, aku tambah terisak saat melihat apa yang ada dipohon satu ini. Fotoku dan mingoo, saat bermain mobil-mobilan bersama. Isakanku sudah tidak bisa kutahan. Air mata yang jatuh semakin deras.

‘jeonsang hyung, inilah hari yang kau tunggu, kan? Teruslah berjalan. Aku akan menunggmu disana.’ – O

Seperti itulah tulisan yang bisa kubaca dibalik fotoku dengan mingoo. Aku benar-benar tidak bisa menahan air mata dan suara isakanku. Semua itu kubiarkan keluar dari mulut dan mataku dengan bebasnya. Mingoo, apa kau masih jauh? Aku menemukan lagi satu foto di pohon selanjutnya. Foto dimana aku dan mingoo sedang mandi bersama di bathub rumahku saat itu. Aku menutup mulutku, mengumpulkan tenaga untuk tetap berjalan. Mataku yang sudah mulai buram akibat linangan air mata yang tertumpuk di kelopak bawah mataku, membuat pandanganku sedikit tidak jelas. Aku terus berjalan menyusuri lilin-lilin indah yang tertata rapih ini, berharap menemukan surat atau sesuatu berikutnya. Namun tidak ada.. apa sudah selesai sampai sini?

CHILDHOOD MEMORIES • MEANIE ✔Where stories live. Discover now