8. Trip

1.7K 228 2
                                    

MINGYU POV

Berhari-hari sudah kujalani seperti biasa, namun bedanya, sekarang ada wonwoo hyung yang menemaniku dikamar ini. Tawaan,senyuman, dan tingkah wonwoo hyung sudah cukup membuat aku bahagia. Wonwoo hyung yang akan memenekan hidungku ketika aku tertidur saat belajar, wonwoo hyung yang akan menertawaiku setiap aku bertingkah konyol, dan wonwoo hyung yang akan menangis sedih setiap kali ia tiba-tiba bercerita tentang mingoo, sudah menjadi makananku sehari-hari.

Akhirnya dihari ini, dihari yang ku tunggu, dimana aku akan memberitahu wonwoo hyung semuanya pun datang. Semua hal yang perlu disiapkan sudah selesai berkat teman-temanku yang lain. Aku dan wonwoo hyung sudah membereskan barang-barang kami semalam. Wonwoo hyung sedang mandi saat ini. Aku membuka lemariku, mangambil box kecil dan membukanya. Terlihat kalung berwarna hitam dan berlian ditengahnya, dan satu foto yang sangat aku jaga hingga saat ini. Ya, itu adalah fotoku dan wonwoo hyung saat aku masih kecil. Berbeda dengan milik wonwoo hyung, difotoku ini aku dan wonwoo hyung sedang mandi bersama di bathub rumah wonwoo hyung dulu, ada juga ketika aku dan wonwoo hyung bermain dengan mobil-mobilan bersama. Dan masih banyak foto lainnya. Aku memasukan kembali barang-barang berharga itu kedalam box, dan kumasukkan ke dalam koperku.

Saat aku dan wonwoo hyung selesai, aku dan dia langsung berjalan menuju lobby dimana aku dan yang lainnya berjanji untuk bertemu. Mereka semua sudah siap dengan barang bawaan mereka masing-masing.

“kalian sudah siap?” tanya seungcheol hyung.

“sudah.” Jawab kami kompak.

“ayo berangkat!” kata seungcheol hyung.
Aku dan yang lainnya menaiki minibus yang sudah disewa seungcheol hyung untuk perjalanan ini. Ia memang yang paling mengerti.

“niat sekali hingga menyewa minibus seperti ini..” kata wonwoo hyung tertawa.

“iya.. begitulah seungcheol hyung.” Jawabku.

Perjalanan yang cukup lama membuat teman-temanku mengantuk, bahkan orang disebelahku juga sudah mulai memejamkan matanya. Dia adalah wonwoo hyung, hyung yang sangat kusayangi. Aku merasa kepalanya semakin lama semakin bersandar di bahuku. Aku mengelus rambutnya pelan, dan mendaratkan satu kecupan hangat di pucuk kepalanya. Kurangkul wonwoo hyung untuk menghangatkannya didalam mobil yang dingin ini. Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling, yang kulihat adalah  teman-temanku yang tertidur. Namun saatku melihat kearah belakang, kudapati seungcheol hyung yang sedang melihat kearahku.

“kau, sudah siap?” kata seungcheol hyung sedikit berbisik. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan.

“kita akan memulai semuanya saat malam nanti, arra?” kata seungcheol hyung lagi.

“ne..” aku menganggukan kepalaku.

Setelah itu aku kembali menghadap kearah depan, dan melihat kearah wonwoo hyung. Aku senang sekaligus gugup. Aku tidak akan tahu bagaimana reaksinya nanti saat tahu jika aku adalah mingoonya. Mungkin dia akan senang dan memelukku sambil menangis, atau bahkan ia akan marah kepadaku lalu lari meninggalkanku karena aku tidak memberi tahunya dari awal. Namun aku harus memberanikan diri, jika aku menahannya lagi ini akan semakin rumit nantinya.

Aku menyandarkan kepalaku pada kepala wonwoo hyung yang sejak tadi sudah lebih dulu menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku memejamkan mataku, tersenyum singkat dan jatuh ke alam tidur.

Beberapa jam kemudian aku terbangun melihat minibus yang kunaiki sudah terparkir manis di depan satu villa yang cukup besar. Aku melihat sekelilingku, semua orang masih tertidur.

“tuan, kita sudah sampai.” Suara supir minibus ini mengagetkanku.

“ah, ne, baik aku akan membangunkan teman-temanku.” Kataku tersenyum kepadanya. Ia hanya mengangguk sopan.

“hm.. wonwoo hyung.. bangun kita sudah sampai.” Kataku mengelus pelan bahu wonwoo hyung yang masih bersandar di bahuku.

“hmmm...” wonwoo hyung menggerakan tubuhnya, menaikkan kepalanya dan mengusap matanya.

“wah, besar juga..” kata wonwoo hyung masih mengusap matanya sembari melihat kearah villa tempat kami semua akan bermalam. Aku hanya tersenyum melihat hyungku ini.

“ya, seungkwan-ah, hansol-ah, sudah sampai.” Kataku mengguncang tubuh seungkwan yang ada disebelahku.

“soonyoung-ah, jihoon, bangun!” Kataku lagi kearah depan sedikit menaikkan badanku untuk dapat meraih kepala soonnyoung untuk ku goyangkan agar dia terbangun.

“ya! Mingyu pabbo! Sakit!” ringis soonyoung hyung dari depan sana.

Setelah semuanya terbangun berkat beberapa temanku yang membantuku membangunkan yang lain, aku pun langsung keluar dari minibus ini, tak lupa aku membantu wonwoo hyung yang terlihat masih mengantuk. Setelah semua orang sudah berada diluar minibus, kami semua menurunkan barang-barang kami, dan meletakkannya di ruang tengah villa.

Villa ini cukup besar untuk kami, memiliki 6 ruang kamar yang cukup besar, ruang tengah yang luas, tak lupa taman di halaman belakang villa menambah kesan mewah dari villa ini. Kami semua menaruh barang-barang kami di kamar masing-masing. Kami memutuskan untuk sekamar dengan orang yang sama dengan di dorm. Dengan kalimat lain, aku bersama wonwoo hyung.

Aku dan wonwoo hyung memasuki kamar dan menaruh barang-barangku, aku terkejut ketika melihat tempat tidur yang hanya satu.

“SEUNGCHEOL HYUNG! KENAPA TEMPAT TIDURNYA HANYA SATU?” teriakku dari dalam kamar.

“HANYA ITU YANG TERSISA UNTUKMU DAN WONWOO!” teriaknya balik.

Aish aku yakin ini adalah salah satu  dari rencana mereka. Tapi tak apa, sesekali tidur bersama tidak jadi masalah, kan?

Kami memutuskan utuk berjalan sore disekitar villa ini. Aku terus memperhatikan wonwoo hyung yang berjalan dengan tenang sambil sesekali menghirup udara yang segar di sore ini. Tiba-tiba jeonghan hyung merangkulku sekaligus mengejutkanku.

“mingyu-ah, kau sudah siap kan? Aku mewakili yang lain untuk menyemangatimu. Goodluck mingyu-ah. Lakukan yang terbaik malam nanti!” kata jeonghan hyung membuatku terharu.

Setelah jeonghan hyung mengatakan itu aku melihat kearah teman-temanku, wajah mereka yang menampilkan senyuman hangat memberikanku pesan telepati bahwa mereka semua menyemangatiku. Aku membalas semua senyuman mereka. Aku yakin wonwoo hyung tidak menyadarinya. Ia dipaling depan sejak tadi, masih menikmati segarnya udara disini. Aku memberanikan diri menghampiri wonwoo hyung setelah itu.

“wonwoo hyung, kau suka?” tanyaku menatapnya

“sangat suka, gyu.. “ katanya menampilkan senyumnya, taklupa kerutan di hidungnya.

Dua jam berlalu, akhirnya kami semua memutuskan untuk berjalan balik ke villa. Wonwoo hyung terlihat kelelahan. Aku menyuruhnya beristirahat setelah sebelumnya aku menyuruhnya unuk mandi. Aku mengintip sedikit ke dalam kamar mendapati wonwoo hyung yang sudah segar setelah mandi dan mulai pulas dalam tidurnya. Aku menutup pintu kamar, setelah aku mengambil baju dikoperku. Setelah aku selesai mandi aku berkumpul dengan yang lainnya, ya, kami akan memulai semuanya sekarang. Bersiaplah, wonwoo hyung.

TBC--
don't forget to vote! 😁

CHILDHOOD MEMORIES • MEANIE ✔Where stories live. Discover now