First Time

43 5 2
                                    

Awal pertama bersamanya,

Dia yg berhasil membuatku tertarik untuk mendekatinya,
Tertarik ingin mengenal jauh tentang dirinya.

Berawal dari ketidak sadaran ku tentang kehadirannya di sebuah chattgrup sosmed kala itu.

Namun seiring berjalannya waktu,
Aku mulai memberanikan diri untuk mencoba mengenalnya melalui candaan kecil yg kulontarkan di chattgrup itu.

Tanpa kusadari, aku semakin tertarik untuk mengenalnya. Entah bagaimana cara dia yg berhasil membuatku tertarik hingga kurasa mulai menyukainya.

Kami belum pernah berjumpa kala itu.

Aku bahkan tidak tau darimana asal mula rasa suka ini bisa tumbuh secepat ini didalam ku. Rasa yg aku kira hanya sebuah kesukaan karna ketertarikan.

Tetapi aku salah,

Ini bukan hanya sekedar rasa suka, ini sangat berbeda.

Rasa ingin memilikinya pun mulai muncul perlahan seiring berjalannya waktu,
Hingga disuatu ketika aku mengetahui bahwa dia sedang menginginkan orang lain.

Hancur harapanku kala itu.

Namun,
Karna keegoisan hatiku inilah yg mendorong ku untuk tidak menyerah begitu saja.

Hatiku berkata, 'berjuanglah jika kau merasa layak untuk dicintainya, jangan menyerah hanya karna masalah kecil seperti ini. Kau bahkan sudah sering mendapatkan masalah yg jauh lebih besar daripada ini'

Jika hatiku sudah berkata seperti itu,
aku harus bagaimana? selain mengikuti kata hatiku.

Bahkan masukan untuk mundur dari seorang temannya yg juga temanku itu ku tepis jauh-jauh seolah hanya hembusan angin yg berlalu.
Aku tidak peduli pandangan orang-orang tentang dirinya.

Yg aku tau,
Aku hanya harus memperjuangkannya,
Dengan harapan penuh bahwa suatu saat nanti dia bisa membuka hatinya untuk ku.

Meskipun nantinya aku harus menerima kenyataan bahwa harapanku itu berbanding terbalik,
Setidaknya aku sudah pernah mencoba untuk memperjuangkannya.

Aku merasakan saat itu perjuangan ku yg sesungguhnya baru saja akan dimulai.
Dengan pemikiran 'aku akan berhenti mengejarnya sampai aku benar-benar merasa tidak pantas lagi untuk sekedar membuka hatinya'.

Suatu hari,
Aku memberanikan diri hanya untuk sekedar mendengar suaranya.
Dengan hati bergetar, ku tekan tombol dialect itu,
Suaranya begitu pelan dan lembut terdengar di telingaku,
Masih dengan hati bergetar, aku memulai pembicaraan.
Kami berbicara,
Ahh tidak tidak, aku yg banyak berbicara dibandingkan dia,
Dia hanya mendengarkan keluh kesah ku di telepon genggam miliknya. Hampir satu jam lebih dia masih setia mendengar keluh kesah ku, hingga saat nya dia berbicara,
Dia memberiku sebuah pertanyaan 'kenapa kau bisa menyukai ku?'

Hahhaaa..
Aku bahkan tidak tau kenapa aku bisa menyukainya,
Ini konyol bukan? Hahaha..

Entahlah,
perasaan ini muncul tiba-tiba kepadaku,
Aku tak punya alasan kenapa aku bisa menyukainya.

Kala itu aku hanya menjawab 'aku tidak tau, memangnya cinta butuh alasan' sambil ku berikan tawa garingku. Hahahaa..
Kami berbicara hingga larut malam sampai akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi pembicaraan kami malam itu.

Waktu berjalan begitu cepat,
Begitu pula dengan perasaanku yg semakin hari semakin kurasa bertumbuh lebih banyak untuknya.

Seperti seorang pecandu, itulah kudibuatnya.
Memikirkan hal bodoh tentang dirinya,
Tersenyum ketika membaca pesan singkat darinya,
Dan selalu membicarakan sesosok dirinya di depan temanku hingga membuat temanku geram karna aku terlalu banyak membicarakan hal tentang dirinya. Hahaa..

Aku seperti tidak pernah bosan jika memikirkan tentang dirinya.

Entah ini hanya sekedar rasa suka atau bahkan lebih dari suka.

Aku bahkan tidak peduli jika dia tidak memikirkan ku sama sekali, yg harus kulakukan hanyalah mencoba untuk membuka hatinya.

Hingga suatu ketika, aku mengetahui bahwa dia sedang menyukai orang lain.

Hatiku benar-benar hancur dibuatnya. Hancur se hancur-hancurnya.
Sakit yg teramat sangat.
Bukan karna dia menyukai orang lain,
Tetapi,
Aku mengetahui fakta bahwa seseorang yg dia sukai adalah Teman ku sendiri.
Ya,
Dia temanku,
Teman ku yg juga teman nya yg sedari awal sudah memperingatkan ku untuk menyerah.

Bodoh,
Itulah kata-kata yg pantas untuk di deskripsikan kepada diriku.

Betapa bodohnya aku kala itu.

Seharusnya aku mengikuti saran nya sedari awal.

Aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri.

Aku tidak menyalahkan siapapun saat itu, karna ini memang murni kesalahanku sendiri.
Aku bahkan sudah di peringatkan sedari awal.
Tetapi karna keegoisanku sendiri ini lah yg menyebabkan luka ku sendiri.

Karna kebodohanku sendiri lah yg membuat ku harus berhenti untuk memperjuangkannya.
Bukan karna aku sudah tidak ingin mencintainya lagi.
Tetapi,
Aku sudah tidak berhak untuk menginginkannya lagi.
aku juga tidak ingin membuat temanku terluka karna kebodohanku.

Dan lagi,
Jika dia bisa lebih bahagia ketika bersama temanku kenapa tidak?

Kebahagiaannya lebih penting dibandingkan perasaanku sendiri.

Luka ini dibuat oleh ku sendiri.
Oleh manusia bodoh sepertiku.

Itulah kisah awal ku bersama dia.
Ya, dia
Orang yg sama dengan
Si pemilik senyum indah itu.

( Bali, 20-02-2017 : 04.30 )

Just A Little..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang