Chance to Change

3.6K 277 8
                                    

"Pasien koma. Karena benturan yang dialaminya sangat keras dan mengakibatkan pendarahan di otak. Kalian sebagai orang tuanya pasti paham, kalau seorang anak yang lahir prematur mempunyai tubuh yang lebih lemah dibandingkan anak yang lahir normal."

Tidak. Namjoon dan Seokjin sama sekali tidak tau. Mereka tidak pernah peduli dengan Jimin.

"Daya tahan tubuhnya tidak terlalu bagus. Mereka juga lebih sensitif terhadap rasa sakit. Benturan sedikit saja membuat mereka merasakan sakit melebihi orang normal, apalagi yang sampai menyebabkan pendarahan di otak."

Benarkah? Bahkan Namjoon dan Seokjin tidak tau tentang hal itu. Yang mereka lakukan hanyalah terus menyakiti Jimin, seakan hal itu tidak akan berpengaruh apapun pada Jimin.

"Tidak ada yang bisa kita lakukan selain berharap adanya sebuah keajaiban dan Jimin bisa melewati ini semua. Kuharap, kalian bisa lebih menjaga Jimin ke depannya. Jangan biarkan dia terluka lagi."

Ya. Kalau tuhan masih memberikan kesempatan pada Namjoon dan Seokjin, keduanya berjanji akan lebih menjaga Jimin lagi. Sekalipun itu hanya dari gigitan semut, mereka akan melindungi Jimin. Bagaimanapun caranya.

.

Penjelasan panjang lebar dari dokter tadi, terus terngiang di pikiran Seokjin dan Namjoon. Jimin yang berbaring tak berdaya dengan semua alat bantu.. itu karena mereka berdua.

Mereka tidak tau, lebih tepatnya tidak peduli dan tidak mau tau apapun tentang Jimin, apa yang selama ini Jimin rasakan. Karena mereka terlalu sibuk membenci Jimin, mengacuhkan anak itu.

Seokjin terus menggenggam tangan Jimin, seakan sedikit saja dia melepaskan tangan mungil itu, Jimin akan pergi selama-lamanya. Sedangkan Namjoon hanya bisa menatap tubuh lemah Jimin, tanpa bisa berbuat apapun.

..

..

PLAKK

Siapapun yang mendengarnya akan langsung tau, betapa kuat juga emosi yang sudah memuncak dari pelaku penamparan tersebut.

Kedua kalinya bagi Seokjin, merasakan betapa kuat tenaga Yoongi saat menamparnya. Namun sekali lagi, tak ada niatan untuk marah apalagi membalas perbuatan seseorang yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu.

"Apa yang sudah kau lakukan ha?! JAWAB SEOKJIN."

Yang di tanya hanya diam, menunduk sambil memandangi dress putihnya yang berlumuran darah tanpa bisa menjawab ataupun membantah teriakan Yoongi.

"Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak menyentuh Jimin, apalagi sampai menyakitinya, Kim Seokjin.." perlahan suara Yoongi melemah.

"..."

"Lalu apa yang baru saja kau lakukan? Kau, kau menyakiti Jimin.. kau membuatnya.. "

Yoongi terduduk lemas di lantai, dengan dua tangan yang berusaha menghentikan air matanya. Tapi sial, hal itu sama sekali tak berpengaruh. Air matanya malah mengalir semakin deras.

Membuat Hoseok yang tadinya hanya memperhatikan, kini memeluk tubuh istrinya itu sambil mengucapkan kata-kata penenang. Lalu memapah tubuh Yoongi untuk duduk. Mengelus punggung Yoongi sambil sesekali mencium keningnya, berharap Yoongi menjadi sedikit lebih tenang.

"Aku tidak menyangka kau tega melakukan ini Kim Namjoon."

Hoseok menatap nyalang pada Namjoon. Benar-benar tak menyangka teman baiknya itu melakukan- ah tidak, lebih tepatnya mengatakan hal yang begitu menyakitkan bagi Jimin, anak yang Hoseok dan Yoongi sayangi seperti mereka menyayangi Taehyung, anak kandungnya sendiri.

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang