Taehyung rasa ini belum terlambat untuk mengunjungi Jimin. Tujuan utamanya bukan untuk bertamu tentu saja, tapi untuk memastikan bahwa Jimin dalam keadaan baik-baik saja disana.
Sudah lima menit, namun Jimin tak juga membalas pesannya. Mungkin Jimin sedang mandi, sedang belajar, atau mungkin juga masih tidur, jadi tidak tau kalau ada yang mengiriminya pesan, pikir Taehyung. Jadi dia memutuskan untuk langsung masuk saja.
Seperti biasa, tujuan pertama adalah kamar Jimin di lantai 2. Begitu tau yang dicarinya tak ada, Taehyung turun ke lantai 1. Mungkin Jimin sedang makan malam.
Benar saja, yang dicari memang sedang ada di meja makan. Duduk dengan posisi membelakanginya.
"Chim.."
"..." sama sekali tak ada respon.
"Jimin?"
"..." masih tak ada respon.
'Apa suaraku terlalu pelan hingga Jimin tak mendengarku?' batin Taehyung.
Sementara itu Jimin masih tenggelam dalam pikirannya sendiri. Terlalu bingung dengan apa yang akan dilakukannya. Harus memakan sup kepiting yang sudah dimasakkan eomma-nya dengan susah payah ini, atau tidak.
Kalau tidak dimakan, Jimin takut Seokjin akan kecewa dan berakhir dengan dirinya yang juga ikut-ikutan Jimin tak memakan sup daging kepiting itu.
Tapi kalau Jimin memakannya.. ia takut alerginya kambuh dan Seokjin memarahinya seperti dulu, sewaktu alergi Jimin kecil yang kambuh hanya karena memakan seujung sendok sup kepiting. Sakit di tenggorokannya sudah menyiksa, tapi yang lebih membuatnya sakit adalah Seokjin yang malah memarahinya habis-habisan dan menganggap dirinya sebagai perusak mood makan wanita cantik itu.
Jimin tak tahu harus melakukan apa.
Taehyung berinisiatif mendekati Jimin, lalu menepuk pelan pundak namja mungil yang sudah dianggapnya sebagai saudara kandung itu.
Sungguh, Taehyung yakin kalau tepukannya tadi sangat pelan. Bahkan bisa dikatakan yang tadi itu hanyalah sentuhan, bukan tepukan. Tapi kenapa respon Jimin terlihat berlebihan?
Bahkan Jimin sampai tidak sengaja menjatuhkan sendok berisi sup-nya saat merasakan ada tangan yang mendarat pelan di pundaknya. Nafasnya pun sedikit berat. Tak lupa dengan tangan kiri yang sekarang ada di dadanya, meremat tepat dimana jantungnya berada, seperti sedang berusaha menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba bekerja lebih cepat dari keadaan normal.
"Hey Chim, apa aku mengagetkanmu? Maaf, aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu kaget. Maafkan aku."
Taehyung yang merasa bersalah langsung duduk disamping kiri Jimin, mengelus-elus di bagian punggung, berharap hal itu bisa sedikit membantu Jimin agar lebih tenang.
Bukannya lebih tenang, Jimin malah menunjukkan raut bingung, takut dan seperti sedang ingin menyembunyikan sesuatu. Membuat Taehyung mengerutkan dahinya bingung. Apa dirinya baru saja melakukan kesalahan pada Jimin? Kalau iya, kesalahan apa? Taehyung sama sekali tak mengerti.
'Ta-taehyung..'
Seketika Jimin panik. Bukan hanya masalah Taehyung yang tiba-tiba muncul dan membuatnya kaget. Ada hal lain yang lebih membuat Jimin panik.
Sup kepiting.
Kalau sampai Taehyung tau bahwa Seokjin memberikan sup kepiting untuk Jimin, pasti Taehyung akan berpikir bahwa mereka sedang ingin menyakiti Jimin lagi. Tidak. Jangan sampai ini terjadi.
Dengan tangan bergetar Jimin berusaha menjauhkan mangkuk berisi sup kepiting dari jangkauan mata Taehyung. Dan sayangnya Taehyung menyadari gerak gerik tak biasa yang Jimin lakukan itu, namun masih belum mengerti apa maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family
FanfictionAppa, Eomma.. bisakah kalian menyayangiku walaupun hanya untuk beberapa bulan? - Jimin