"Apa aku sudah rapi?"ucap Sehun sembari berkaca merapikan rambutnya. "Kurasa sudah.."ucapnya lagi sambil merapikan bajunya lagi lalu melangkah keluar kamarnya.
"Selamat pagi Oh Jinri.."ucapnya sambil melihat foto Jinri yang ada di bingkai. Tanpa ia sadari, matanya berkaca-kaca dan mulai meneteskan air matanya lalu menghapusnya lagi. "Ah... aku harus ke rumahmu sekarang.. kau pasti sudah menungguku kan? Camkkan ne.. (tunggu sebentar)"ucapnya sembari mengambil jasnya dan mengambil kunci mobil bmw i8nya kemudian pergi mendatangi Jinri.
Selama perjalanan Sehun mendengarkan lagu kesukaan Jinri.
ppuyeohge heuryeojyeoman ganeun uri gieokcheoreom hayan angae soge seoissjyo nae nunape heuryeojyeoman ganeun balkge usdeon geudae moseubi ijhyeojilkkabwa geobina nuneul gamado geudaega boineyo geuriwohaneun i mam geudaen anayo
Seperti kenangan kita yang memudar Aku berdiri di kabut putih senyum cerahmu semakin kabur Aku takut aku akan melupakannya Aku menutup mataku, tetapi aku melihatmu Apakah kau tahu betapa aku merindukanmu?
Sehun pun ikut terhanyut dalam lagu itu. Dia pun mulai bersenandung mengikuti lagu itu.
Melewati jalan berkabut Jika Anda mencari saya Akan Anda mengikuti jalan cahaya bulan? Jika hanya bunga-bunga musim semi kami dapat mekar lagi Kalau saja kita bisa kembali, betapa menyenangkan itu...
Air mata Sehun tiba-tiba menetes mendengar lagu itu. Kemudian dia menghapus air matanya dan berusaha untuk tetap tersenyum.
Di perjalanan, ia melihat sebuah toko bunga. Ia pun menepikan mobilnya lalu masuk ke dalam toko bunga itu. Dia melihat-lihat bunga yang ada disana, lalu pandangannya tertuju pada sebuah buket bunga yang indah.
"Ajhumma(bibi), tolong beri aku buket bunga ini ne"ucapnya sambil tersenyum. Kemudian, bibi itu memberikan buket bunga yang diminta Sehun. Sehun pun membayarnya tanpa mengambil kembaliannya lalu pergi sambil tersenyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-skip-
"Annyeong, Jinri-ah"ucap Sehun sambil tersenyum melihat foto Jinri lalu meletakkan buket bunga ya tadi ia beli di makam Jinri. "Bagaimana kabarmu? Apa kau merindukanku saat ini?"ucap Sehun berkaca-kaca.
api boiji anha nunapi heuryeojyeodo nuneul gameumyeon goin nunmuri heulleoneomchyeodo eonjenganeun geudae ape naega seoisseulgeyo hwaryeohaji anhado uri sarangeun cham johassjanhayo.
Aku tak bisa melihat yang ada di depan ku. Tampak kabur. Namun saat aku menutup mata ku air mata jatuh mengalir. Suatu hari di depan mu Aku akan berdiri di situ. Bahkan bila tak tampak mencolok cinta kita begitu baik.
"Aku sangat merindukanmu Jinri-ah..."ucap Sehun mulai meneteskan air matanya. "Maafkan aku yang tak bisa menjagamu dengan baik saat itu.. Jeongmal Mianhae(aku minta maaf)"ucap Sehun terisak.
"Jinri-ah.. Semoga kau bahagia disana.."ucap Sehun sambil menyeka air matanya. "Jinri-ah.. Jika kehidupan kedua itu ada.. Aku akan menunggumu.. Walau harus menunggu selama ratusan tahun lamanya.. Aku akan tetap menunggumu.. Saranghaeyo Jinri-ah (aku mencintaimu Jinri)"ucap Sehun sambil tersenyum.
Lewati jalan berkabut bila kau mencari ku. Akankah kau ikuti jalan cahaya bulan? Kalau saja bunga-bunga musim semi kita dapat mekar lagi. Kalau saja kita dapat kembali, betapa itu akan menyenangkan.
"Aku pergi dulu Jinri-ah.. Aku akan kembali besok ne.."ucap Sehun sambil mengusap nisan Jinri lalu pergi dengan tersenyum.
-END-
Annyeonghaseyo readers.. Akhirnya tamat juga😂 Mian kalo endingnya absurd, gantung, ga sesuai harapan, dll🙏Terima kasih yang udah stay baca sampe akhir😊 Kamsahamnida😊