Sebulan sudah berlalu sejak Aidan kembali ke Inggris. Itu berarti sebulan lagi Aidan
akan datang pada saat acara wisuda di Pesantren. Pada saat itu pula akan ku umumkan pada
semua teman-temanku bahwa dia suamiku.Aku melipat mukenaku setelah mendirikan sholat dhuha dan menaruhnya di rak
mukena. Sesaat aku melihat kalender yang menempel di dinding kamar. 3 Mei 2009! Aku
terhenyak. Esok adalah hari ulang tahun Aidan. Apa hadiah yang harus kuberikan kepadanya.
Dia telah mempunyai segalanya, aku rasa dia tak butuh apapun lagi. Baiklah mungkin aku
hanya akan memberinya ucapan dan doa yang tak akan dia ketahui. Sekali lagi aku terhenyak
saat aku melihat kalender. Aku tak menstruasi selama bulan april. Apa mungkin aku hamil?
Aku tertawa dalam hati. Ah… itu tak mungkin, meskipun itu akan jadi berita
menggembirakan. Aku tak ingin akhirnya kecewa bahwa apa yang kupikir itu hanya
keinginanku saja. Toh, aku terbiasa terlambat datang menstruasi, makanya aku tak pernah
khawatir. Kuakui beberapa hari terakhir badanku terasa tak enak. Aku memang masuk angin
karena aku selalu ingin tidur di samping jendela yang membuat aku merasa mual dan ingin
muntah. Seperti saat ini aku merasa lambungku dan seluruh isi perut diaduk-aduk. Aku
segera berlari ke kamar mandi dan ku keluarkan seluruh isi perutku yang baru kuisi satu jam
yang lalu dengan nasi lengko.“Kau baik-baik saja Saila?” aku mendengar suara Kak Salwa memanggilku.
“Aku baik-baik saja.” jawabku.
“Apa tak sebaiknya kau pergi ke dokter? Kau sudah begini dari empat hari yang lalu.
Aku khawatir padamu.” Ujar Kak Salwa saat aku keluar dari kamar mandi.“Aku akan mengantarmu jika kau mau?”
“Terimakasih banyak. Aku akan pergi sendiri.”
Aku mengikuti nasehat Kak Salwa. Esok harinya, sepulang dari kuliah, aku pergi ke
dokter sendirian. Beberapa saat aku menunggu hasil pemeriksaan dengan dada berdebar.
Entah kenapa aku merasa takut, aku akan mendengar diagnosa dokter bahwa aku mengidap
penyakit yang serius. Dokter itu datang dengan mambawa secarik kertas ditangannya.“Anda sehat.” Ujarnya datar. Aku memperhatikan wajahnya yang cantik dan terlihat
masih muda itu. Tapi bukan itu maksudku, maksudku aku tak mengerti dengan ucapannya.“Selamat. Anda kini tengah hamil.” Ucapnya lagi
“Benarkah?” teriakku girang. Dokter itu mengangguk, wajahnya yang ayu semakin
mempesona saat ia tersenyum.“Aku tak percaya. Tapi ini akan jadi hadiah terindah di hari ulang tahun suamiku.”
Ucapku dengan kegirangan.Aku tak membuang waktu lama dan segera meninggalkan klinik itu. Tujuanku
sekarang adalah warnet. Aku akan mengirimkan email untuk Aidan.De: mrs.alvarez@yahoo.co.fr
À : mr.alvarez@yahoo.co.uk
Sujet : Happy birthday my lovely…
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Kak Aidan sayang yang dicintai Allah,
Apa kabarmu disana? Aku harap Kakak selalu sehat dan istiqamah di jalanNya.
Bagaimana dengan pertandingan-pertandingan yang hanya timggal dihitung dengan jari itu?Maksimalkan setiap pertandingan yang kau lewati. Bagaimana pula dengan kuliahmu? Aku ingin kau
menyeimbangkan antara pendidikan dan kariermu.Selamat ulang tahun yang ke-23 semoga Allah selalu ridho atasmu dan menambah nikmat atas
syukurmu. Serta mengkaruniakan kepada kita keluarga yang sakinah mawwadah warahmah dengan
dihiasi tawa dan canda dari mujahid-mujahid kecil kita kelak.
Aku mempunyai kejutan kecil untuk ulang tahunmu yang akan ku berikan saat kau datang di
acara wisudaku nanti. Aku menunggumu selalu.
Sampai jumpa segera,