Three (a)

36 3 3
                                    

Happy reading guys 😊
 

Bela POV

   "Jadi gimana karir tari kontemporer lo disana?" Tanya bela menatap tablet nya sambil memakan keripik singkong.

"Gue seneng banget dek, gue dapet juara umum dan mungkin seminggu lagi gue bakal pulang bareng bonyok" bela sangat tau bahwa kakaknya itu sangat mencintai hobinya yaitu menari, jill pernah mengatakan kepada bela bahwa menari adalah hidupnya dan ia sangat bergantung pada hal itu.

"Eits, bentar apa kata lo tadi? Minggu depan lo bakal balik bareng mama papah? Bukannya mama sama papah di aussie?" Di seberang sana jill terlihat bingung.

"Eh, anu.. enggak maksudnya mama sama papah bakalan pulang minggu depan juga,     kan jadi bareng.. yeey" ucapan jill sebenarnya masih agak ganjal, bela merasa ada sesuatu yang di sembunyikan.

"Jill sayang, ayo turun makan malamnya sudah siap" di seberang sana suara seseorang sedang memanggil jill.

"Kak, itu mama?" Tanya bela menunjuk pintu di belakang jill.

"Em, bukan itu nyokap dari temen gue. Dek nanti sambung lagi ya, udah malem nih lo cepetan tidur biar besok gak terlambat. Daaah, emmmmmmuah" bela melihat kakaknya risih, masa iya jill memonyongkan bibirnya ke laptop. Dan layar tablet pun berganti warna menjadi hitam.

Bela melempar dirinya ke atas sofa ruang tamu. Ia bingung apa yang harus ia lakukan saat ini, ia ngantuk namun tidak bisa tidur.

Bela berebah di atas sofa ruang tamu, diam dan tidak melakukan apa apa. Jam dinding terus berjalan, dan saat ini menunjukkan pukul 21.00 sudah dua jam yang lalu sejak jill melakukan video call dengannya.
Akhirnya bela memutuskan untuk melatih kemampuan drama nya, ia mengambil teks drama bekas drama perpisahan tahun kemarin.

  Pagi yang sejuk dan masih dingin memaksa bela untuk mengayuh pedal sepedanya menuju sekolah. Selama ini bela selalu menggunakan mobil untuk berangkat sekolah karena di antar oleh mang ucok, tapi kali ini ia benar benar menikmati indahnya pagi menuju sekolah.

Traffic light berganti warna dari hijau ke merah, untung bela berangkatnya pagi kalau tidak pasti ia terlambat karena macet.
Sambil menunggu lampu berganti warna hijau, bela membeli kembang gula dan memakannya ketika menaiki sepeda.

Setelah beberapa menit kemudian lampu berganti warna hijau. Bela mengayuh pelan sepedanya, tiba tiba sebuah mobil sport melaju kencang dan menyerempet bela untung bela tidak jatuh. Hanya saja kembang gula yang ia makan mengotori wajah dan seragamnya.

Bela turun sari sepedanya dan menggedor pintu mobil yang menyerempetnya. "Oy, keluar lo sekarang!" Si empunya tak kunjung keluar sampai bela menendang pintu mobil, ia langsung keluar.

Ternyata si cowok arogan dan bossy itu. "Nih" cowok itu menyerahkan sapu tangan kepada bela.

"Lo nyetir pake mat-" ucapan bela terpotong ketika Marcel membersihkan wajahnya dengan sapu tangan miliknya. Bela hanya melihat setiap gerak marcel "ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu, berangkat sana" Marcel berjalan masuk ke mobil dan meninggalkan bela yang masih terpaku di tempat kejadian.

"Itu tadi marcel? Yang arogan itu?" Bela masih tidak percaya bahwa yang ia temui tadi itu marcel, ia menepuk nepuk pipinya "itu tidak penting!"

The Scenario (ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang