Di bawah Gazebo yang terletak di belakang rumahnya, Bela sedang duduk bersila dan membolak balik bunga Mawar Perancis yang ia dapatkan tadi pagi. Ia masih bingung siapa yang memberikan bunga itu kepadanya, karena jika bela bertemu dengan orang yang memberi bunga itu bela akan mengatakan kepadanya bahwa ia tidak menyukai warna pink, ia hanya menyukai warna ungu siapa tahu kan orang tersebut akan menukarnya dengan bunga yang berwarna ungu? Bela tertawa sendiri dan memukul pelan kepalanya, emang dasar gak tau terima kasih udah dikasih malah nawar. Kata olivia bunga yang sedang ia pegang ini memiliki harum yang sangat khas dan lembut, bela ingin membuktikan perkataan olivia ia mulai mencium kelopak bunga tersebut. Bela mengembangkan senyumnya, Olivia benar wanginya sangat menenangkan dan bisa membuat hatinya tenang mungkin kali ini ia akan merubah sedikit pandangannya tentang warna pink. Karena suka dengan wanginya Bela terpejam dan kembali mencium bunga di bagian putik hal itu sangat menenangkan batin bela tapi tunggu, ia merasa sesuatu bergerak di hidungnya bela membuka matanya dan sebuah tawon sedang duduk manis sambil menyengat hidungnya."Hwaaaaaaaaaaaaaaaa" bela melempar bunganya ke sembarang tempat yang untungnya di tangkap oleh jill. "Kenap- bwahahahahahaha" jill ngakak melihat hidung bela bengkak karena sengatan tawon. Bela mencoba mengibas ibaskan kedua tangannya di depan wajah namun tawon tersebut tak kunjung pergi.
"Bantuin gueeee" rengek bela sambil menangis menahan antara sakit dan takut. Jill masuk kedalam rumah dan keluar kembali membawa semprotan anti serangga, ketika ia hendak menyemprotkannya bela malah mendelik kepadanya.
"lo mau bunuh gue hidup hidup??" jill menggetok kepalanya.
"Sorry sorry, salah ambil gue. Bentar yakk bentar" jill kembali berlari masuk ke dalam rumah, kemudian ia kembali keluar dengan membawa cotton buds dan madu ia mencelupkan cotton buds ke dalam madu dan menggerak gerakkannya di depan wajah bela. Great! Tawon tersebut melepaskan sengatannya dari hidung bela dan hinggap di tangkai cotton buds.
"Bilang apa" tanya jill bermaksud ingin mendengar ucapan terima kasih dari bela.
"Apa?" Tanya bela kembali.
"Makaasiih qaqaaq" sahut jill sendiri karena bela nggak peka, pantesan jomblo dia aja nggak peka. Bela masih mengelus elus hidungnya sedangkan jill main hp, hening. Bela kembali mengambil bunga yang tergeletak di meja dan mencari sebuah kartu ucapan jika ada, jill hanya melihat aktivitas adiknya itu. She did it, bela menemukan sebuah kartu ucapan di dalam sana ucapannya adalah
"Have a nice day
Rabella Athalia
-D""Gue tau siapa yang bikin hidung gue bengkak!!" Ujar bela menggebu gebu.
"Tawon kan?" Tanya jill dengan tampang gebleknya.
"Ya allah berikan kekuatan kepada bela ya allah" gumam bela pelan.
"Ya terus siapaa?" Tanya jill lagi.
"Ini pasti ulah si kunyuk dani!!" Ujar bela kembali dengan amarah memuncak.
"Jangan sok nebak nebak deh, emang dari semua temen lo satu sekolahan yang namanya pake awalan huruf D cuma si dani doang?" Bela terdiam sejenak, ada benarnya juga perkataan jill.
"Bodo! Yang pasti dia! Tuh anak minta di kasih pelajaran kayaknya" jill hanya mengendikkan bahu tidak ingin ikut campur masalah adiknya. Bela berkali kali memukul dani tapi ia tidak pernah jera, berkali kali bela mengeluarkan ucapan pedas tapi dani masih saja mengusilinya, maunya dia itu apa! Bela tidak tahu lagi ingin mengapakan si biang onar itu.
Tiba tiba sebuah ide cemerlang menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scenario (ON EDITING)
Teen FictionAku tak perlu hujan untuk melihat pelangi. Aku hanya cukup menatap matamu. aku tak perlu mati untuk merasakan indahnya syurga. Aku hanya cukup memilikimu. meskipun aku hanya bisa melihat pelangi tanpa merasakan indahnya syurga, aku ingin tetap bisa...