Three (b)

26 2 4
                                    

Hepi riding gais 😊
 

      Bela berjalan menyusuri lorong - lorong buku di toko buku. Ya, di sini lah ia sekarang di toko buku bersama olivia yang sekarang entah berada dimana, katanya sedang mencari buku latihan untuk ulangan semester.

  Bela mengambil buku, ia baca singkat kemudian ia kembalikan lagi.

Berpindah tempat, mengambil buku ia baca singkat dan di kembalikannya lagi selalu seperti itu.

   Toko buku yang ia dan olivia datangi ini sedang sepi, karena jarang ada pengunjung yang datang di hari kamis.

   Tiba - tiba di seberang lorong tempat bela membaca buku seberkas bayangan berkelebat

  Bela berjalan menjauh dari tempat itu, namun bayangan itu malah mengikutinya.

  Bela pun mempercepat langkahnya menuju lorong utama namun bayangan itu malah ikut mempercepat langkahnya.

    Bela berjalan setengah berlari tanpa melihat sekitarnya dan tiba - tiba "Dooor!" Muncul lah dani dengan suara toa nya.

"Sami allahuliman hamida robbana lakal hamdu mil ussama wa mil ul ardhi wa mil uma syi' ta min syaiimba'd" saking takutnya ia belum menyadari bahwa ia membaca doa i'tidal.

Di seberang sana dani tertawa terpingkal - pingkal sampai jungkir nungging melihat wajah ketakutan bela.

Bela mencoba membuka sedikit penglihatan nya, ternyata si biang onar. Ia pun berbalik dan memukul dani bertubi - tubi menggunakan sepatunya.

"Adu duh bel sumpah tenaga lo kuli banget bel" tanpa ampun bela semakin keras memukul dani.

"Bela udahan dong, bel janji deh gak mau ganggu lagi" ucap dani sambil mengacungkan tanda peace.

"Kenapa sih lo hobi banget ganggu hidup gue!" bela melipat tangannya dan mencebikkan bibirnya dengan dada yang naik turun karena kehabisan tenaga.

"Cantiknyaa" ucap dani hendak mengelus pipi bela namun di tepis.

"Gak usah ngalihin pembicaraan!" Bela semakin kesal.

"Suka aja liat muka lo yang kayak gitu tuh" ucap dani sambil cengengesan.

"Ooh, jadi lo suka ngeliat muka gue, nih muka gue, nih ni nih makan tuh muka" bela mendaratkan majalah ke wajah dani.

"Enggak bel cantikan lo daripada model ini" jawab dani masih cengengesan.

"Au lah sebahagia lo" ucap bela melengos dan berbalik menuju kasir.

"Kebahagiaan gue lo bel" ucap dani agak teriak

"Gak denger!" Jawab bela sambil menutup telinganya.

"Lo jelek" pancing dani

"Apa lo bilang? Gue jelek? Lo kira lo itu-" Ucap bela hendak kembali lagi

"Katanya gak denger gimana sih" tanya dani sambil tertawa miring.

Dan di depan sana olivia sedang bersedekap melihat tingkah kekanak - kanakan dani dan sahabatnya, benar - benar kekanak - kanakan. Olivia pun mendatangi TKP perseteruan antara dani dan bela.

"Kalian ini bener - bener minta di jodohin ya, kayaknya mas - mas kasir di depan sana siap jadi penghulu deh" sindir oliv yang kehadirannya tidak di sadari oleh bela dan dani.

"Tau nih liv, kayaknya kita jodoh deh, liat aja tuh muka bela antusias banget kan" ucap dani menaik turunkan alisnya.

"Oh, jadi sekarang lo berpihak sama nih kunyuk? Oke deh, dede' pasrah" ucap bela mengelus dada.

"Dede pasrah? Beneran? Abang panggilin penghulu nih" tawar dani merangkul pundak bela.

"Apa - apaan sih gila lo pada" ucap bela menarik olivia dan menuju kasir.

Kafe Light Circle

      "Ah, coba aja rumah gue kayak gini" ucap olivia setelah menyesap jus stroberi nya, dan mungkin kalian bisa menebak di ruangan apa mereka sekarang.
Mereka berada di sweetness pink room.

"Lo suka banget ya liv sama warna pink?" Tanya bela terheran heran. Semua benda milik olivia berwarna pink entah itu baju, tas, sepatu, anting, pulpen bahkan mobil dan kamar pun berwarna pink.

"Pink itu hidup gue bel, gue merasa hidup ketika melihat warna pink" ucap olivia sambil tersenyum hingga ke mata.

"Sayangnya gue punya pandangan lain tentang warna pink" seolah menjadi obrolan menarik olivia membenarkan posisi duduknya dan memajukan wajahnya.

"Apaan tuh bel?" tanya olivia.

"Bagi gue..." olivia masih menunggu bela.

"hmm?" Gumam oliv.

"Gue nggak suka warna pink, bagi gue warna pink itu ngingetin gue sama..." tak sabar dengan ucapan bela yang terputus putus olivia kembali meminum jus nya.

"Anak tikus" bela tahu apa yang akan terjadi ia melindungi wajahnya dengan nampan minuman.

"Brrrusshhh" olivia menyemburkan minuman yang sedang ia minum.

"Bohong besar!" ucap olivia kesal, bela pun menurun kan nampan nya.

"Tapi beneran liv, gue pernah lihat anak tikus itu warna pink" ucap bela meyakinkan.

"Bodo amat meskipun anak tikus warna pink gue tetep cinta mati sama warna pink" ucap olivia sambil memanyunkan bibirnya.

"Cinta mati sama warna pink atau sama leo?" Pancing bela.

"Pertanyaan terkonyol di dunia, ya leo lah" ucap olivia

"Tapi bel, warna pink tuh bisa cocok sama banyak warna loh, contohnya aja pink sama ungu, pink sama item, putih, biru, merah" tambah olivia

"Kenapa kuning sama ijo gak di sebutin?" Tanya bela menaikkan alisnya.

"Cocok juga" jawab olivia manggut manggut.

"Cocok dari mananya? emang mau kemana lo pake baju pink sama kuning? Kayak cabe - cabean gagal panen" ucap bela sambil menggelengkan kepala nya.

"Cocok aja kalo gue PD" tambah olivia

Suasana hening, mereka berdua sedang mengecek ponsel masing - masing. Sampai sesuatu membuat mata olivia membulat sempurna.

"What the-"

"Mulutnya di kondisikan liv" potong bela sebelum olivia menyelesaikan ucapannya.

"Liat nih" olivia menunjukkan foto profil BBM milik Dani.

"Damm-"

"Mulutnya di kondisikan bel" potong olivia menirukan gaya bela.

"Ngapain sih dia pasang foto sama nama gue!" Ucap bela dengan ubun - ubun yang pasti sudah mendidih.

Olivia hanya mengendikkan bahunya.

......

Author Notes:
Sorry kalo ada typo karena author hanyalah manusia biasa yang mencoba untuk berkembang 😂 Kalo ada part atau bagian yang gak suka atau ganjal kalian comment aja ya, comment kalian sangat membantu aye  😊
Jangan lupa tinggalkan jejak hehehehe
#salamjejak

The Scenario (ON EDITING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang