"Jadi kamu diterima di jurusan pendidikan biologi?" Tanya Om Eko sambil menyantap sarapan paginya diruang tengah.
"Iya, Om. Pengen nerusin Mama atau Papa lah."
"Bagus dong, terus Rio sama Alin gimana?"
"Udah ngga usah tanya mereka Om. Mereka berdua emang berbakat dan berprestasi. Apalah daya aku yang ngga bisa apa-apa."
"Kamu saja yang kurang menggali potensimu." Om Eko bangkit pergi ke dapur. Tak berapa lama kemudian kembali sambil membawa secangkir kopi dan meletakan di meja.
"Kata Papamu kamu suka keluar malam, belanja ngga jelas dan ngerokok ya?""Mmmm... Ya.. Iya sih. Wajar kali, Om. Anak muda."
"Wajar? Wah udah kelewatan kamu ini." Om Eko membenarkan posisi duduknya. "Renita, kamu itu wanita. Apa kamu mau jadi wanita yang tidak tau aturan dan tidak beretika. Kalo di mata Om nih ya, itu ngga pantas jadi wanita. Sosok wanita itu harus anggun, soleha, pintar, punya tata krama sopan santun, bisa memasak, bisa ngurusin urusan rumah. Kamu bakal jadi ibu rumah tangga masa' kerjaanmu hura-hura asik terus."
Aku hanya terdiam mendengar celotehan Om Eko.
"Kaya Mbak nih contohnya hehehe." Mbak Suci datang meletakan sepiring buah anggur dan buah jeruk lalu duduk disamping Om Eko.
"Belajar sama tantemu ini. Pokoknya kamu disini harus nurut sama Om dan Tante. Kalau tidak, Om kirim kamu ke barak bujang dibelakang sana."
"Iyayaa Renita nurut. Nurut!" Aku memanyunkan bibirku.
Baiklah, ini masih hari pertama disini. Aku harus bisa melewati semua. Harus.
"Ayo ikut Om, ngurusin piaraan." Om Eko menyantap dua buah anggur lalu berdiri.
Author POV
Renita mengikuti langkah kaki Om Eko menuju belakang rumah. Dan ternyata dibelakang rumah ada kandang ayam, bebek dan beberapa burung. Suara hewan pun riuh terdengar ketika pagar dari bambu dibuka.
Renita melongo melihat keadaan tersebut. Ia langsung menutup hidungnya rapat-rapat.
"Ayo sini bantu, Om. Kasih makan itu ayam sama bebeknya."
"Ya Ampun, Om. Ini bau. Ngga mau ahh aku ngga mau."
"Kamu itu, ayo ga boleh manja. Ambil makanan ayam sama bebeknya di tempat itu. Taruh diwadah tempat makan itu yang dibawah." Om Eko menunjuk sebuah timba dan wadah makanan ayam dan bebek.
"Ini ngambilnya pake apa Om?" Tanya Renita bingung.
"Pake tangan udah langsung ambil. Trus kamu campur pake air ambil dari kran. Aduk pake tangan juga."
"Haaa? Tangan? Ampun dah. Ini kotor, Om. Mana bau lagi."
"Ngga ada alasan, ayam sama bebeknya ngomel tuh." Om Eko mengurus burung kicaunya.
Dengan terpaksa dan merasa jijik Renita mengambil makanan lalu mengaduknya dengan tangan. Ia bagikan pada ayam dan bebek di kandang tersebut. Tetapi, salah satu bebek yang ada dikandang tiba-tiba kabur lalu keluar. Bebek itu menghampiri Renita lalu menyosor kakinya.
"Aaaaa, Om... Tolong! Aaaaaa...." Renita berlari ke halaman depan sambil terus di ikuti bebek.
Kweeek... Kweeekk... Kweeekkk.... Kweeekkk... Kweeekkk... Kweekk...
"Sana pergi, hush!" Renita terus melihat ke arah belakang hingga akhirnya menabrak seorang lelaki sedang berdiri mengenakan seragam doreng. Renita segera bersembunyi dibelakang lelaki itu sambil memegangi punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SI GADIS JAKARTA
RomanceRenita. Gadis Jakarta yang hobinya berbelanja dan nongkrong bersama teman-teman gengnya. Usianya masih 18 tahun tetapi paras dan gayanya bisa memikat siapapun lelaki yang melihatnya. Ia dilahirkan dari Orangtua yang berprofesi sebagai kepala sekolah...