Renita POV
"Oke, ini hari pertama ke kampus. Dan... detik ini gue ngga punya temen." Aku menghela nafas lalu melangkahkan kaki dari parkiran motor menuju gedung salah satu kampus. Kampus ini cukup luas. Aku belum pernah kesini, tapi aku cukup yakin dengan tujuan langkahku akan kemana. Sampailah aku pada sebuah gedung bertuliskan Fakultas Pendidikan.
Banyak anak-anak berkerumun disini, ada yang asik dengan hpnya, ngobrol, atau sekedar menunggu entah menunggu apa itu.
"Oh my God. Gue lupa bawa tisu. Oh no..."
Aku melihat seorang cewe dengan wajah bule berambut hitam bercampur coklat sedang panik sambil mencari-cari tisu dari dalam tasnya. Dari dandannya bisa dibilang sangat fashionable dan dengan make up di wajah yang lumayan bagus. Sepertinya dia sudah terbiasa dandan seperti itu.
Akupun mendekatinya lalu menyodorkan tisuku.
"Ini silahkan."
"Ha? Boleh aku minta satu?" Suaranya tidak terkesan bule. Sangat fasih bahasa indonesianya.
"Ambil aja seperlunya."
"Thanks ya?" Dia mengambil dua lembar.
Aku mengulurkan tanganku.
"Renita. Kamu?"
"Yes, Dean." Ia menjabat tanganku sambil tersenyum.
"Kamu masuk prodi apa?"
"Pendidikan biologi. Kamu?"
"Sama... aku juga pendidikan biologi."
"Oh iya... thanks ya tisunya." Ia mengelap keningnya yang mulai basah karena keringat.
"Sama-sama."
Tidak lama kemudian sebuah pengumuman ditujukan kepada mahasiswa baru pendidikan biologi untuk masuk ke sebuah ruangan di dalam gedung karena ada arahan yang akan disampaikan. Aku dan Dean menuju ruangan yang dimaksud tersebut.
Kakak-kakak tingkat memberikan arahan banyak. Hari ini kami semua dikumpulkan untuk mempersiapkan ospek. Salah satunya membagi beberapa kelompok, kebetulan aku sekelompok dengan Dean si bule aneh ini.
"Oh my god. Banyak banget sih perlengkapannya. Huh..." keluh Dean.
"Sabar, semua ini pasti terlewati ko. Pokoknya kita ikhlas menerima dan menjalani." Kata cewe hijabers di sebelah Dean.
"Ada benernya juga sih. Pasti semua ini bakal terlewati." Aku mengangguk.
"Oh iya, namaku Anisa. Kamu?"
"Namaku Dean."
"Kalo kamu?"
"Renita."
Dua jam kami menerima arahan yang yaaa sangat amat banyak. Sungguh persiapan ini akan melelahkan sebagai seorang mahasiswa baru. Apakah sahabat-sahabatku yang lain juga sama sepertiku ? Aku harap mereka tetap semangat dan tidak melupakan sahabatnya. Semoga kalian sukses.
______________________________________
Hujan turun dari langit Jakarta. Beruntung aku sampai dirumah sebelum banjir yang biasanya melanda jalanan ibu kota. Aku merebahkan tubuhku diatas ranjang. Rumah masih sepi. Semua orang pasti masih beraktivitas atau sedang perjalanan pulang.
Ku tengok tetesan air hujan dari kaca jendela yang bening itu. Hujannya cukup deras. Diantara tetesan itu mengingatkan aku pada suatu suasana. Angga.
Aku buru-buru bangun dan menuju koper yang bersandar di samping lemariku. Aku mencari-cari suatu dan ketemu. Amplop berwarna manis ini ku putar-putar. Tidak ada tulisan apapun di amplopnya. Aku menyeret kursi kayu agar dekat dengan jendela. Duduk sambil memandangi sejenak taman disebelah rumah yang basah karena air hujan. Apakah di sana juga hujan ?

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SI GADIS JAKARTA
RomanceRenita. Gadis Jakarta yang hobinya berbelanja dan nongkrong bersama teman-teman gengnya. Usianya masih 18 tahun tetapi paras dan gayanya bisa memikat siapapun lelaki yang melihatnya. Ia dilahirkan dari Orangtua yang berprofesi sebagai kepala sekolah...