Renita POV
Aku melamun memandangi keluar jendela. Membayangkan kejadian semalam, pernyataan Bang Tama yang tidak aku harapkan sama sekali. Penolakan yang menyakitkan. Semangkuk bubur dan segelas teh hangat buatan Mbak Suci terbengkalai di meja. Aku lebih memilih merasakan kekecewaan ini. Dan aku tidak pernah sekecewa ini selama aku menjalin cinta dengan mantanku terdahulu.
Hpku terus bergetar, sepertinya sahabatku sedang ramai di grup sosmed. Namun aku sungguh tidak bersemangat untuk ikut nimbrung. Aku juga tidak pernah menceritakan perasaanku selama ini pada Citra, Yohana ataupun Friska. Jadi... biar kali ini aku yang meratapinya sendiri.
Ku lihat segerombolan tentara muda sedang lari pagi. Dan mataku tertuju pada Angga yang lari sendiri membuntuti mereka. Lalu ia berhenti di halaman rumah. Aku segera bersembunyi di balik tembok. Sambil sesekali aku mengintip dengan hati-hati dari jendela kamar. Ku pastikan dia sedang mencariku.
"Maafin gue, Ga. Gue harus menghindar. Gue bakal balik ke Jakarta tanpa kasih tau elu ataupun Bang Tama. Karna gue pengen lupain semua perasaan ini. Semua kejadian yang ngga gue harapkan. Elu emang teman yang baik, Ga."
Aku pergi dari balik jendela dan memilih memakan bubur yang mulai dingin di atas meja.
Ceklek...
Om Eko membuka pintu dan melihatku sedang menyantap bubur sedikit demi sedikit.
"Katanya kamu sakit, ayo ke dokter Om antar."
"Ngga usah, Om. Cuma demam biasa nanti sembuh sendiri ko."
"Papamu tadi pagi sms Om katanya kamu lusa balik, tapi kalo keadaan kamu ngga baik mending jangan balik dulu. Om telfon papamu dulu." Om Eko segera mengambil hpnya dari saku.
"Jangan, Om. Jangan! Plis, Om jangan bilang Papa ataupun Mama. Renita harus balik, Om. Renita udah pesan tiket juga. Jadwal kuliah kata Mama juga sudah ada. Renita nanti sembuh. Percaya deh."
"Yaudah biar Tantemu yang nemenin kamu balik ke Jakarta yo?"
"Ngga, ngga usah, Om. Renita baik-baik aja. Ini cuma demam biasa."
Om Eko menghela nafas lalu mengangguk padaku. Lelaki itu berdiri disampingku sambil melihatku.
"Sebenaranya kamu ada apa toh? Tadi kata Tantemu kamu ngga mau ketemu Tama ataupun Angga. Bukannya semalam kamu pergi sama Tama. Terus tadi Angga juga tanya semalem kamu makan nasi goreng yang dibeliin dia apa ngga? Orang nasi gorengnya ngegantung di pintu sampe dingin, semalem ngga kamu makan malah ditinggal tidur. Ada apa sebenarnya? Ayo cerita sama Om."
Aku meletakan sendok yang ku pegang. Lalu menggeser dudukku agar bisa menatap Om Eko lebih baik.
"Renita minta tolong. Kalau Bang Tama atau Angga nyari Renita, bilang saja Renita sibuk atau apa kek. Om cari alasan terserah. Renita ngga mau ketemu mereka lagi. Renita mau balik ke Jakarta, jadi biar mereka ngga tau kabar aku lagi."
"Loh, loh kenapa? Bukannya kamu suka sama Tama ko sekarang ngga mau ketemu dia lagi. Kamu juga kenal baik sama Angga kan."
"Ngga, Om. Bang Tama udah tunangan. Jadi, Om jangan ngira kalo aku suka sama dia. Angga... dia teman yang baik selama aku disini."
"Biar Om tebak, jadi kamu ceritanya kecewa sama Tama?"
Aku terdiam bingung harus mencari alasan bagaimana.
"Angga itu suka sama kamu loh. Om tau itu. Om kan pernah muda, apalagi semasa mereka. Jadi hafal benar. Apalagi hidup disini ketemu anak muda macam Tama ataupun Angga ya Om tau juga."
![](https://img.wattpad.com/cover/96989332-288-k928329.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SI GADIS JAKARTA
Storie d'amoreRenita. Gadis Jakarta yang hobinya berbelanja dan nongkrong bersama teman-teman gengnya. Usianya masih 18 tahun tetapi paras dan gayanya bisa memikat siapapun lelaki yang melihatnya. Ia dilahirkan dari Orangtua yang berprofesi sebagai kepala sekolah...