19. The Bad Picnic (2)

1K 63 13
                                    

15.00

"Akhirnya sampe juga!" Seru Hani saat sampai di Villa Melati. Villa milik tantenya.

Hani dan Andi menoleh ke jok belakang. Dodo!

"Woy, bangun lo! Lo mau nginep di mobil?" Gerutu Andi sambil membuka seatbelt yang ia kenakan.

"Emhh... Emang udah sampe ya?"

Hani dan Andi memilih untuk menghiraukan Dodo.

Alina dan Ipank.

Ipank mengelus-elus rambut Alina yang sedikit acak-acakan.

"Bangun, cantik."

Alina membuka matanya perlahan. Sedikit mengucek matanya yang terasa berat.

Tersadar dengan Ipank yang begitu dekat dengannya, Alina mendorong tubuh Ipank.

"Ngapain lo deket-deket gue! Minggir sana!

"Gue mau bukain seatbelt lo."

"Gue udah gede! Bentar lagi lulus SMA. Buka ginian doang, gue mampu sendiri. Awas, ah!"

"Yaudah, yaudah."

Ipank keluar dari mobilnya. Membuka bagasi mobil, lalu membawakan barang-barangnya, juga barang milik Alina.

Alina memutar bola matanya ketika melihat Ipank membawakan tas milik Alina.

Dari kejauhan, tampak raut kecemburuan di wajah Andi saat melihat Ipank memberi perhatiannya pada Alina.

Harusnya gue yang bawain tas dia!

"Mereka berdua tuh, sweet banget ya." Tutur Hani pada Andi.

"B aja." Andi menjawab sesingkat mungkin.

Hani tidak lagi menanggapi. Ia hanya melirik kekasihnya dengan gemas.

Sementara Dodo, ia sedang kerepotan sendiri dengan barang-barang bawaannya.

"Woy! Seseorang, bantuin gue kek. Tega-tega banget ya elo semua ngebiarin Jefri Nichol bawa barang-barang sendirian?!" Celoteh Dodo sambil menyeret-nyeret beberapa kantung plastik dan tas yang ia bawa.

"Pantes mobil kerasa berat banget, bawaan lo segitu banyaknya liat noh. Tau gitu, tadi aja gue bawa motor. Biar lo naek andong ke sininya!" Dumel Andi.

"Ngga kasian lo, sama si andongnya gue naikin dari Jakarta sampe ke Puncak? Ngga berperikemanusiaan, lo!" Teriak Dodo hingga urat-urat lehernya terlihat sangat jelas.

"Ck! Berisik! Sini gue bantuin." Alina membantu Dodo membawa beberapa barangnya.

Baru memegang satu tas berukuran besar, Alina mendumel saat melihat isi kantung plastik yang lain.

"Astaga, Dodo! Lo mau piknik apa mau pindahan? Segala bantal, selimut, guling lo bawa begini. Do, di sini juga ada kali bantal dan kawan-kawannya." Alina terus menggelengkan kepalanya.

"Ya abisnya gimana dong, Lin, gue ngga bisa tidur kalo ngga pake bantal sendiri." Kata Dodo menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

"Yaelah, bantal penuh lautan begini aja."

"Lautan? Maksudnya?"

"ILER lo tuh, ngejeplak di mana-mana!" Alina menekan kata 'iler' di depan wajah Dodo.

Dodo tidak lagi menjawab, ia hanya menggembungkan pipinya.

Mereka semua masuk ke dalam Villa.

Villa yang berdesain unik dan minimalis.

My True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang