Chapter-9

3.2K 226 6
                                    

"Shender!"

"Hm?"

"Lo akrab banget sama anak baru itu, kenalin kekita dong!"

"Buat apa? Kalau mau kenalan, kenalan saja sendiri!" sahut Shender sambil terus memainkan game di hpnya.

"Elah, lo temen gitu banget, sih," ucap Refin dengan muka cemberut manja.

"Dih, gitu aja baper, Dixy sama Morrez aja biasa aja tuh."

"Kata siapa kita biasa, gue sama Dixy juga pengen kenalan kali sama cewek yang sudah membuat isi sekolah gempar dengan pesonanya yang aduhay, ahay, tapi malah duluan kenalnya sama manusia flat," cerocos Morrez yang baru saja duduk di samping Shender sambil melirik Shender. Yang dilirik tetap masih bisa fokus ke gamenya.

"Hai, Shend!"

"Duelah baru juga diomongin. Hai, nama gue Dixy, sohibnya Shender," sahut Dixy yang dari tadi hanya diam di samping Refin. Yang disapa siapa yang balik nyapa siapa.

"Oh. Hai Dix, Caray" sapa Caray balik sembari memperkenalkan diri.

Maka terjadilah sesi perkenalan di antara mereka, kecuali Shender.

"Shend, cecan nih nyamperin lo masa dianggurin aja," ucap Morrez sambil menyenggol tangan Shender. Hampir saja tuh hp terjun cantik ke lantai.

"Ck, ah kampret lo, gue bentar lagi menang tadi, aahh." protes Shender sambil memanyunkan bibirnya gusar.

"Penting gamenya ya, Shend, dari pada aku? Eh, nih aku mau ngasih kamu nasi goreng spesial buatan aku. Anggap aja sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah rela capek-capek antarin aku kemaren," ucap Caray yang sambil memberikan kotak makan ke Shender.

"Satu aja, Ca? Buat kita mana?" tanya Dixy.

"Si badak, makan mulu lo," ucap Morrez sarkastik.

"Halah, sok lo, lo mah kalau dikasih juga nggak bakal nolak kan," ujar Refin nimbrung.

Shender hanya geleng-geleng kepala saja melihat keributan yang terjadi pada teman-temannya. Sementara ia dan Caray hanya menonton sambil makan nasi goreng yang di bawa Caray tadi. Untung saja bel masuk cepat berbunyi jadi keributan tadi bisa cepat berakhir.

Bel pulang

Shender POV

Loh? Itu kan si Gof Gof itu, ah iya Vigof. Dia ngapain di depan gerbang sekolah? Apa dia mau nemuin Caray?

Ah, sebodo ah aku mau langsung ke rumah Farren aja. Mau jenguk keadaanya gimana sekarang.

Jujur saja aku belum pernah pacaran apalagi jatuh cinta. Kata orang jatuh cinta itu adalah suatu perasaan di mana hati kita berbunga-bunga saat melihat orang yang disuka. Lalu ada jutaan kupu-kupu beterbangan di perut. Woah, hebat banget tuh perutnya ya bisa ada kehidupan.

Nah, masalahnya aku ngerasain itu sama Farren. Dan dia cewek. Aku pun sama. Masa iya aku belok?

Eeeh... aku kelewatan. Hhh... hampir aja keterusan ngelewatin rumah Farren, gara-gara mikirin dia aja sih sepanjang jalan.

Rumahnya kali ini seperti ada orang. Sepertinya laki-laki, karena ada motor besar terparkir cantik di halaman.

Aku yang sudah jauh-jauh ngayuh sepeda dari sekolahan ke rumah Farren tidak mungkin 'kan putar arah balik, lagian aku juga cuman mau berkunjung buat jenguk keadaannya bukan mau... ah, aku mikir apasih. Astaga, Shender sadar bro sadar. Aku pun segera parkirin sepeda dan segera mencet bel.

Tingnung!

Terdengar suara tapak kaki menuju pintu.

"Cari siapa?" Benerkan dugaanku ada cowok dalam rumah ini. Tapi, dia siapa? Nggak mungkin kalau dia kakaknya Farren. Secara dari pandangan pertama cowok ini sepantaran sama Farren dan aku dari mukanya.

SHENDERREN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang