Chapter-18

1.9K 168 1
                                    

PRANG!

"Farren!"

Farren terkejut melihat seseorang yang kini ada di depan matanya. Baru saja ia melepaskan gelas kaca yang hendak diisi dengan air jeruk. Orang itu semakin mendekati Farren, sedangkan Farren mundur perlahan masih dengan rasa tak percaya.

"Farren! Papa datang baw-- siap-- Aira?!" ucap Aggazta terpotong-potong karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Mas Gazta!" ucap perempuan paruh baya itu -- bernama Aira -- sambil mencoba memeluk Aggazta.

Aggazta menghindar menuju Farren. Farren masih diam tak mampu untuk bersuara.

"Mas... ini aku, Mas, Aira ma--" ucap Aira terpotong.

"Stop! Ini nggak mungkin, istri saya sudah meninggal delapan tahun yang lalu, Anda jangan coba-coba menipu saya, ya. Dan kau!" Sambil menunjuk ke arah laki-laki yang masih terdiam memperhatikan drama mereka, "apa maksudnya ini semua?! Siapa kalian?!" tanya Aggazta mencoba menahan gemuruh dalam hatinya.

"Ti-tidak. Aku tidak menipumu. A-aku sungguhan Aira istrimu, mamanya Farren!"

"Penipu! Pergi kalian dari rumah anak saya! Jangan mengada-ngada!" usir Aggazta.

Shender POV

Sudah hampir lima belas menit aku menunggu Farren kembali, tapi batang hidungnya tidak muncul juga. Samar-samar aku mendengar suara gelas yang pecah aku segera turun dari rumah pohon. Aku memeriksa ke dalam rumah ternyata sudah ada keributan di dalam.

Aku memperhatikan empat orang yang salah satunya adalah papa Farren, dan... itu kan orang tuanya Caray, ngapain mereka ke sini? Aku tahu mereka karena waktu nganterin Caray nggak sengaja lihat dompet Caray jatuh trus kebuka ada poto ukuran kecil mereka sekeluarga sebelum Coray dan Caray dipisahkan. Aku melihat Farren seperti orang yang sangat shock. Ada apa ini?

Ingin rasanya aku menghampiri Farren sekarang untuk menenangkan dirinya agar tidak se-shock itu. Aku takut dia kenapa-kenapa.

----------------

Papa : Papa di luar nak

Shender yang mendapat balasan messenger dari papanya itu segera beranjak dari pintu dapur menuju halaman belakang, Shender sengaja lewat samping rumah karena tidak ingin menjadi iklan di antara keributan itu. Ia tidak bisa berbuat apa-apa karena ia tidak tahu harus melakukan apa. Menenangkan Farren pun kalau tidak tahu apa-apa juga percuma.

Sementara itu Daniel yang sudah berada di depan pintu langsung membukanya lantaran dari tadi mengetuk tidak ada yang membuka. Setelah pintu terbuka ia mencoba masuk ke dalam, sesaat ia terkejut dengan apa yang ada di lihatnya di lorong dapur.

_________________________

"Mulai sekarang kamu jangan pernah temui Farren lagi!" perintah Daniel dengan murkanya.

"Ta-tapi, Pa, apa salahnya Farren? Kenapa Papa tiba-tiba melarang Shender? Bukannya waktu itu Papa tidak mempermasalahkan ini? Kenapa Papa tiba-tiba sekarang melarangku?" tanya Shender panjang lebar tidak terima dengan larangan dadakan papanya.

Daniel tidak segera menjawab ia bingung dengan apa yang harus ia katakan.

"Papa jawab!"

"Pokoknya kamu jangan dekati Farren lagi!" ucap Daniel lalu menuju kamarnya.

"Aku tidak akan menjauhi Farren, Pa. Nggak ada alasan buat aku jauhin dia," teriak Shender agar terdengar oleh papanya.

"Kalau sampai papa tahu kamu masih berhubungan dengan dia, papa pindahkan kamu sekolah ke Manilla!" teriak Daniel balik dengan penuh ancaman.

SHENDERREN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang