Chapter-7

3K 242 2
                                    

"Shender!" panggil Refin dengan gaya kemayunya.

"Iya?"

"Pulang sekolah ke rumah gue, yuk! Temenin gue. Ortu gue berangkat ke Bandung tadi pagi."

"Tumben lo ngajakin gue. Biasanya lo ngajakin dua tungau."

"Sama mereka mah sama aja bawa bencana," ucap Refin sambil menirukan gaya makan orang rakus.

"Haha... insya Allah, gue nggak janji tapi ya," ucap Shender.

"Oke, tenang aja ntar gue buka kok atap mobilnya. Gue tahu sahabat gue ini nggak tahan sama bau mobil. Ya 'kan?"

Shender hanya tersenyum antara menahan malu atau emang malu-maluin.

Sepulang sekolah Shender segera menuju parkiran sepedanya. Kali ini ia tidak menaiki langsung sepedanya, tapi ia tuntun menuju parkiran mobil Refin.

"Mobil lo bagus, Fin," ucap Shender sambil masuk ke samping kiri mobil Refin. Sebelumnya ia menaruh dulu sepedanya di bagasi, muat kok, luas soalnya.

Refin meski gayanya melambai, langkahnya gemulai, tingkahnya kemayu, tapi selera mobilnya tetap laki.

Sesampainya di rumah Refin, seperti merasa di rumah sendiri, Shender langsung menuju dapur dan membuka lemari tempat penyimpanan makanannya Refin. Tenang, Shender tidak serakus temannya Dixy dan Morrez, kok. Dia sudah jinak, jadi aman. Ngomong-ngomong Dixy sama Morrez di mana? Mereka ada, kok. Di salon. Biasa ritual cewek cantik.

"Laper bu," sindir Refin sembari mengambil minuman kaleng di kulkas.

"Hhe iya, Fin, gue mendadak lapar. Ayam goreng lo menggoda banget, sih," ucap Shender sambil menggigit paha ayam.

Pantas saja tiap kali Shender latah keluarnya ayam. Orang dia demen banget sama yang berbau ayam. Ini nih Ipin versi cewek versi Indonesia.

"Ya sudah lo habisin aja. Kalau sudah selesai jangan lupa dicuciin piringnya jangan dibuang, piring mahal itu."

"Iya, bawel."

Shender POV

Aku kepikiran Farren sekarang. Aku sempat berjanji pada diriku sendiri nyari dia di jalanan hari ini pas pulang sekolah. Tapi, malah ke rumahnya si kemayu. Hedeh, mau ninggalin, alasan apa coba, udah telanjur di sini akunya. Ya sudahlah ntar kalau ada kesempatan saja nyarinya. Sekarang nikmati gratisan di rumah Refin dulu saja, haha. Rugi choy kalau dilewatkan.

Sehabis makan aku tidak lupa mencuci piringnya. Bukan karena suruhan Refin tadi, tapi emang aku kebiasaan habis makan selalu nyuci piring sendiri. Jadi, seharusnya Refin tidak usah repot-repot buat ngingatin aku cuci piring. Setelah kelar aku langsung menuju ruang tengah tempat di mana Refin sekarang lagi main PS. Dan asal kalian tahu game apa yang sekarang lagi dimainkan seorang Refin. COOKING BARBIE! Cucok nggak tuh. Aku aja yang cewek lebih suka yang sniper atau nggak, perang-perangan, bunuh-bunuhan gitu, lah dia? Omegosh. Oke, abaikan, itu hak dia.

Aku duduk di samping Refin sambil mencomot camilan lays yang sepertinya sengaja dipindah ke dalam toples. Enak. Apalagi gratis.

Aku mulai mengantuk, aku pun menyandarkan tubuhku kesandaran sofa. Hanya sebentar saja akupun sudah terlelap. Aku tertidur di rumah Refin.

...

SHENDERREN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang