They come - 2

2 1 0
                                    

"SUDAH KU BILANG JANGAN MUNCUL LAGI!!.".

Aku berteriak sangat kencang tidak peduli tetangga terganggu oleh suaraku. Aku seperti orang yang hilang akal sehat berbicara dengan sosok yang tak lain adalah diriku sendiri namun aku melihatnya dengan rupa orang lain.

"Tenanglah yog, kita tidak berbahaya".

"Blaire benar, kalau saja tidak ada kejadian itu mungkin kita tidak akan muncul lagi". Kata Jack yang duduk di kasur sambil berkacak pinggang

"Dan sekali lagi kita nyata yog!!, gue nyata!!!, gue bukan khayalan lo!!".

"Yang kau lihat bukanlah imagi, ini memang kita, sahabat kecilmu dulu di Perancis".

Seluruh Tubuhku gemetar, aku menggigit bibir bawah ku agar rasa takut ku berkurang, Blaire masih merengkuh ku di pelukannya, dia mengusap - usap punggungku dan mencoba menenangkanku.

"Maksud kejadian itu... Apa?". Tanyaku dengan tatapan nanar.

"Jack...". Blaire menoleh ke Jack.

"Huushhhh....".

"Baik akan ku jelaskan".

"Kau benar, kau mempunyai kepribadian ganda, kita atau kepribadian gandamu itu dulu sudah dilenyapkan oleh psikolog itu, namun kita tidak sepenuhnya lenyap ".

"Kau telah mempunyai kepribadian ganda sejak kecil, kau ingat kan disaat kau menginginkan blouse merah di paris dan meminta mamamu untuk membelikan blouse itu, tapi mamamu menolak".

"Itu adalah Blaire side yang mulai tumbuh dalam dirimu, makanya kamu memiliki sisi feminim tanpa kau sadari Blaire masuk jauh dalam dirimu".

"Alasan kita muncul lagi adalah, karena kau dalam bahaya".

"Bahaya...?".

"Iya lo dalam bahaya".

"Jack benar yog, jadi untuk saat ini tenanglah, aku tidak mau kau dibuat bahan kajian lagi". Blaire semakin merengkuh ku.

"Tatap mataku yog". Perintah Blaire.

"Kami tidak akan mencelakaimu".

"Kau masih ingat kan, disaat temanmu kena teror".

"Dan teman mu satu lagi, yang mendapatkan pesan ancaman dari nomor yang tak dikenal".

"Baik akan ku perjelas, kami sudah menyatu dengan insting mu, tapi kamu kalah dari kami untuk merasakan insting tersebut".

"Kami merasakan bahwa ada pembunuhan dan teror di sekitarmu".

"Makanya kami muncul lagi, walau hilang beberapa tahun".

"Aku akan merasukimu untuk berjaga - jaga".

"Dan kau Blaire, kau harus menghilang sebentar ".

"Aku tidak mau kau membuatnya lemah".

"Baiklah". Blaire melepaskan pelukannya, dan mundur beberapa langkah.

"Aku akan tidak muncul lagi dihadapanmu, tapi aku akan muncul disaat kau membutuhkanku".

Blaire tersenyum dan menghilang secara perlahan, dan benar saja dia benar - benar menghilang, sosok gadis itu menghilang tepat di depan mataku. Jack turun dari kasur dan melihat mataku tajam.

"Izinkan aku untuk berada disampingmu".

"Ku jamin kau akan aman bersamamu".

Glekk....

Aku menelan air liur, dia mengatakannya dengan raut muka serius.

"Baiklah". Dia tersenyum smirk kepadaku dan perlahan menghilang.

H-7 sebelum event dimulai. Sosok Blaire benar - benar tidak muncul lagi di hadapanku. Tapi Jack sudah merasuki tubuhku tiga hari yang lalu, aku kuingat kan ini bukan aku tapi ini adalah Jack yang sudah merasukiku sehingga aku menjadi seorang yang kasar, keras kepala dan tempramental.

"Yog..". Panggil Lyra.

"Apa?".

"Gue mau minta tolong".

"Minta aja sama yang lain, gue capek". Beginilah kalau othersideku menguasai diriku, rasa lelah dan pegal dua kali lebih cepat menyerang badanku.

"Lo kok jadi jutek gini sih ko".

"Oke bantuin apa?".

"Lo nanti bisa kan anterin gue".

"Anterin kemana?".

"Ke makam opa gue, gue kangen sama dia".

"Kalau gue nggak sibuk".

"Baik".

"Apaan ini, ngerjainnya yang bener, ulangi lagi, jahitan ya nggak rapi!!". Aku marah ketika melihat pekerjaan mereka yang tidak rapi ingat, ini bukan aku yang merah tapi Jack yang sudah membuatku marah.

"Tapi kami sudah berusaha".

"Gue nggak peduli, ulangi lagi dari awal".

"Yog..".

"Apa!!!". Aku menatap mata Lyra dengan tatapan tajam, aku bisa merasakan seluruh pembuluh darah di wajahku menebal seperti mau pecah saja.

"Lo kok marah - marah sih".

"Kalau ada masalah cerita ke gue".

"Lo nggak usah ikut campur urusan gue!!!".

"Gue ikut campur urusan lo, karena gue sahabat lo!!".

"Tapi gue nggak nganggap lo sahabat".

"Jack, jangan terlalu jauh memasukiku !!!!!". Aku marah kepada Jack.

"Uuh......". Aku memegangi kepalaku yang berat seperti ditimpuk oleh sebuah batu yang besar sepertinya Jack sudah tidak merasuki dan menguasai diriku lagi.

"Lo...lo..kenapa?". Tanya Lyra panik

"Kepala aku pusing banget".

"Gue anterin lo ke uks".

"Lia.., lo bisa handle temen - temen kan, gue mau nganterin yoga ke uks".

"Baiklah...".

"Jack ini semua gara - gara ulahmu". Batinku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sisi LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang