Edelweis 4

8.4K 443 1
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

❀NaruHina❀

Tubuh Hinata bergerak gelisah kekanan kekiri di atas futton dibalik selimut, pikiriannya sungguh tidak tenang atas incident yang menimpanya tadi di kantor.

Tapi syukurlah, sekali lagi dewa keberuntungan memihak padanya, Hinata diberi kesempatan untuk bekerja.

Namun kenapa dia yang harus menjadi atasannya? Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan kenapa? Kenapa? dan Kenapa?

Hatinya sungguh tidak karuan, biasanya Hinata tidak pernah seperti ini, biasanya Hinata selalu ikhlas dan tidak pernah mengumpat mengenai seseorang, tapi kenapa dengan atasannya itu?

Dan kenapa Hinata selalu memikirkannya, satu fakta yang membuat Hinata terus memikirkan atasannya itu bahwa dia..

"Tampan" ucap Hinata pelan dengan wajah yang bersemu di balik selimut.

Buru-buru Hinata tarik selimut sampai kebawah dagunya dan "tidak, tidak, tidak, dia tidak Tampan justru dia pria yang kejam" ucapnya sedikit keras.

dia melirik jam dan wajahnya berubah kaget "Aku harus segera tidur" tentu saja harus karena waktu sudah menunjukan pukul satu malam, memikirkan atasan yang kejam saja sampai jam satu malam, apalagi jika atasannya baik hati.

Tap

Langkahnya terhenti di koridor yang menuju taman kantor, dengan tangan kiri yang terkepal dan tangan kanan sesekali memijit pelipisnya.

"Naruto"

mendengar namanya dipanggil, Tanpa menoleh kebelakang, dia sudah tau siapa orang itu.

"Beri dia kesempatan, kau tau? minggu-minggu ini dan bulan depan banyak sekali kunjungan yang harus aku kerjakan dan. "

"satu bulan" potong Naruto cepat.

Sebenarnya Shikamaru sangat malas berbicara panjang lebar, tapi demi meyakinkan atasan sekaligus sahabatnya itu tidak masalah.

OoOo

Hinata sungguh gelisah, saat ini laporannya sudah selesai, dia berniat untuk pergi keruangan atasannya itu, sesekali dia melirik ke kiri.

Karena ruangannya dan ruangan Naruto bersebelahan dan hanya dihalangi kaca besar dengan tirai transparan.

"Sebaiknya aku ke ruangannya saja" ucap Hinata pelan dan beranjak dari kursinya.

Tok Tok

"Masuk" sautan dari balik pintu.

"Permisi pak, laporannya sudah selesai" ucap Hinata dengan nada gugup

"Hn"

"Apakah ada yang bisa saya kerjakan lagi pak?" Ucap Hinata takut.

Menghentikan tangannya sebentar dan pandangannya dari laptop, mendongakkan pandangannya melihat Hinata. Shafire dan amethyst saling beradu.

EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang