Edelweis 15

9.8K 428 14
                                    

Disclaimer : Naruto Belongs Only To Masashi Kishimoto

♡NaruHina♡

"Hime..sayang" menoel-noel pipi gembil Hinata.

Melihat kelakuannya sendiri yang sedang membangunkan Hinata membuatnya terkikik geli, pasalnya pipi gembil yang ia toel-toel sangat lucu dan menggemaskan. Rasanya sangat ingin ia makan.

Dengan sengajanya, Naruto terus-terusan menghujani pipi gembil Hinata dengan sebuah ciuman berulang kali, namun tidak membuat sang pemilik pipi gembil itu terusik.

Ciuman yang Naruto berikan berhenti seketika saat dirasa bibirnya mencium sudut bibir Hinata, seringainya terlihat dibibir merah kecokelatannya itu, kala yang ia lihat adalah bibir peach milik Hinata yang begitu dekat dengan bibirnya.

Perlahan namun pasti, Naruto mulai melakukan aksinya untuk melumat bibir peach itu. Dengan dalil untuk membangunkan Hinata.

"Ugh" lenguhan kecil dari sang pemilik bibir peach itu.

Kelopak seputih salju itu terbuka menampilkan netra yang sangat indah, namun pertama kali yang ia lihat adalah Naruto yang dekat sekali dengan wajahnya sembari  menutup mata. "Eh?" Hinata membulatkan matanya dan sedikit membuka mulut, saat mengetahui apa yang tengah Naruto lakukan apalagi merasakan bibirnya yang basah.

Hinata yang membuka mulutnya sedikit, memudahkan Naruto untuk mengeleminasi bibir peach itu, menghisap,melumat, bahkan mengajak Hinata untuk beradu lidah.

"Uhmm..hmm" Hinata memukul kecil dada bidang Naruto.

dirasa hinata butuh pasokan oksigen, kelopak tan itu terbuka menampilkan shappire bak samudera, melepaskan pautan bibirnya di bibir Hinata dan menciptakan benang saliva.

Senyumnya terukir untuk sang putri yang baru bangun dari tidur panjangnya selama perjalanan menuju villa, letaknya di biei-cho.

Tangan tan besarnya terulur meraih bibir peach itu, membersihkan sisa-sisa benang saliva yang ia ciptakan.

"A-pa yang Naruto-kun la-lakukan?" Dengan wajah yang merona dan sedikit syok karena ciuman yang tidak terduga.

"Tentu saja membangunkanmu"

"B-bukan begitu" sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Posisi Naruto sedikit menghimpit Hinata dan mencondongkan tubuhnya kearah Hinata. Dan itu membuat debaran jantungnya semakin cepat, hah bahkan ia pernah  melakukan posisi lebih intim bersama Naruto 'beberapa kali.

"Lalu?" Menaikkan alisnya sebelah dan sedikit seringai.

"B-bukan begitu cara membangunkan orang Na-naruto-kun" gugupnya

"Iya, Lalu aku harus bagaimana hm?" Sembari lebih mencondongkan tubuhnya ke Hinata. Punggung Hinata sudah sangat menempel ke pintu mobil dan Naruto masih terus mencondongkan tubuhnya dengan kedua tangan menghimpit Hinata. Saat jarak wajahnya sudah dekat dengan Hinata ia menghentikan gerakannya.

Wajah Hinata terlihat lucu dimata Naruto saat ini. Kenapa Hinata harus takut, padahal mereka pernah melakukannya lebih.

"kenapa kau sangat takut sayang hm?" Masih menahan tawanya kala melihat wajah Hinata.

"Na-naruto-kun ada sopir"

"Fffttt hahahaha, apa kau pikir aku akan melakukan hal itu saat ada sopir disini? Dia sudah keluar sedari tadi" tawanya pecah atas kelakukan Hinata yang seperti itu.

EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang