Edelweis 13

11.1K 465 38
                                    

Disclaimer : Naruto Belongs Only To Masashi Kishimoto

♡NaruHina♡

Tidur lelapnya sedikit terusik kala merasakan belaian lembut dipipi bulatnya. Si pelaku yang membelai pipi bak porselin itu hanya terkekeh geli, hah ia sungguh belum percaya sepenuhnya.

Bahwa dia telah terpikat oleh wanita bernetra indah ini yang terhalang kelopak putihnya, Bahkan telah membuatnya hamil. Seolah-olah hati yang seperti batu telah melunak dengan kehadirannya wanita yang tengah tidur bersamanya semalaman, hanya pelukan posesive yang Hinata terima darinya. kali ini sepertinya bukan pekerjaan saja yang menurutnya menyenangkan, justru memeluk Hinata lebih menyenangkan. Hobby baru ne Naruto-kun?

Kelopak putih itu terbuka dan menampilkan Amethyst yang indah, hal pertama yang ia lihat adalah shappire yang memandangnya dengan damba. Mengerjapkan matanya lucu dan.
"Eh?"

Hinata membulatkan matanya dan terlonjak kaget Saat menyadari bahwa jarak Naruto sangat dekat dengannya.

Hinata meraba-raba baju terusannya yang masih utuh, pandangannya mengitari kamar yang menjadi saksi atas perpaduannya dengan Naruto saat malam panjangnya.

Melihat sikap Hinata yang meraba-raba bajunya mengundang gelitikan tersendiri bagi Naruto.

"A-ku h-arus pu-lang" saat Hinata akan beranjak dari kasur king size itu, tangan Naruto menarik tangan Hinata, alhasil Hinata terjatuh tepat di dada bidangnya.

Berakhir tangan Naruto yang memeluk pinggang Hinata untuk menahan pergerakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berakhir tangan Naruto yang memeluk pinggang Hinata untuk menahan pergerakannya.

"Aku tak mengijinkanmu untuk pulang, kau mengerti?" Ucapnya dengan shappire yang memandang lekat wajah cantik Hinata, dengan jarak yang begitu dekat.

*cup

Naruto mencium hidung kecil bangir Hinata. Rona merah mulai menghiasi wajah cantiknya atas perlakukan manis Naruto kepadanya, jantungnya bergemuruh cepat, Ah ia sangat takut jika Naruto mulai merasakan debaran jantungnya.

Secara perlahan tangan Naruto terulur mengarah rambut panjang Hinata dan menyelipkannya kebelakang telinga. Menyentuh pipi kemerahn itu dengan senyuman tipis.

"Aku ingin seharian ini bersamamu" ucap Naruto dengan lembut.

"Tapi, bisakah kau lepaskan aku? perutku tertahan"

Membulatkan matanya kala mendengar permintaan Hinata, Naruto langsung melepaskan tangannya dari pinggang Hinata, memegang bahu mungil Hinata dan mulai beranjak duduk dari tidurnya.

"Maaf, apa aku menyakitimu lagi? Apa dia baik-baik saja? Maafkan aku hime" ucap Naruto dengan nada khawatir sembari menyentuh perut Hinata.

"Dia baik-baik saja" senyumnya memandang shappire bak samudera itu.

EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang