tiga

4.1K 493 126
                                    

Yoongi hanya mengekori sang pangeran yang berjalan di depannya. Sumpah kali ini ia mungkin gila. Matanya masih melirik kanan kiri, ia kembali menelan salivanya kasar. Dilihatnya bangunan istana yang luas nan megah persis seperti drama yang selalu muncul di tv tontonan eommanya.

"Oh Tuhan, semoga mimpi ini akan berahir". Batinnya.

Brukkk...

Yoongi menabrak punggung pangeran Victory yang berhenti tiba-tiba. Salahkan Yoongi yang berjalan tanpa melihat kedepan.

"Kepala pelayan Han, temani dia untuk berganti pakaian. Penuhi segala kebutuhannya juga". Sang kepala pelayanan membungkuk hormat. Sedang Yoongi mengerucutkan bibirnya memandangi tingkah pangeran.

"Enaknya jadi pangeran bisa nyuruh-nyuruh, yah tapi meski aku bukan pangeran aku bisa nyuruh-nyuruh apalagi si Jimin". Gumamnya dalam hati.

"Mari tuan ikuti saya". Yoongi hanya mengangguk.

Setelahnya ia hanya berdiam di depan cermin yang terbuat dari ukiran kayu, ia memandang kembali pakaian yang ia kenakan.

"Gak swag". Lirihnya.

Kembali ia menarik ujung bajunya yang panjang kebawa. Ia  berputar-putar memandangi penampilannya.

"Aku kelihatan gendut keknya, argggh kenapa aku harus berpakaian drama gini sih". Erangnya frustasi.

Tapi semua sirna tatkala matanya berbinar memandang makanan yang baru saja tiba. Beberapa pelayan membawakan banyak makanan. Tanpa disuruh pun Yoongi langsung memakannya dengan lahap.

Setelahnya ia terlelap karena lelah dan kekenyangan. Ia berharap besok saat sadar dunianya sudah kembali normal.

.

.

.

Paginya Yoongi mengerjapkan matanya. Seulas senyum ia lebarkan.

"Pasti mimpi ini telah berakhir". Ia berucap sembari bangkit dari tempat tidur.

Ia mengucek matanya pelan memandangi sekelilingnya. Matanya membola dan bibirnya mengerucut seperti ikan koi.

"Kyaaaaaaaaaaaa". Teriaknya lantang.

Ia menoleh kanan kiri, tempat yang tak berubah sama seperti saat ia memasukinya semalam.

"Oh tuhan apa aku sudah mulai gila". Ia masih menggaruk surainya frustasi.

"Anda sudah bangun tuan, yang mulia pangeran menunggu anda di ruangannya". Yoongi hanya menjawabnya dengan anggukan.

.
.

Setelah mandi dan sarapan Yoongi berjalan mengikuti pengawal yang menunjukkan ruangan pangeran.

Yoongi duduk tepat dihadapan pangeran dan jendralnya.

"Mis Shin kau kah itu". Yoongi menoleh kebelakang mengira sang jendral memanggil seseorang dibelakangnya.

"Yang mulia". Pangeran Victory paham akan maksud dari sang Jendral.

Pangeran Victory beranjak dari tempatnya mendekat kearah Yoongi. Ia terdiam memandang lekat Yoongi, sedang yang ditatap hanya kebingungan.

"Apa". Ucap Yoongi sinis.
Victory hanya tersenyum lembut mencubit pipi gembul Yoongi.

"Kau nakal sekali, kenapa kau bercanda seserius ini hah. Bahkan aku sampai tak mengenalimu kemarin". Yoongi terkejut menanggapi pelukan pangeran. Ia meronta mencoba melonggarkan, namun kekuatannya tak sebanding.

"Bukankah aku di Bangtan kuat. Aku bisa memukul Jimin dan Namjoon, tapi kenapa aku serasa lemah disini". Batinnya.

Victory melepas pelukannya karena dirasa ada yang aneh dengan yang dipeluk karena tak membalasnya.

Crazy Boy (Taegi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang