Aku sampai di indonesia jam 21.00 malam, aku sengaja tidak memberitau eomma. Aku ingin mengejutkannya, bahkan ponselku ku matikan. Sampai dirumah yang cukup mewah ku simpan koperku di depan pintu agar tidak menimbulkan suara. Gelap? Apa tidak ada orang? Kulewati ruang keluarga melihat sosok eomma yang sedang menunduk dan menangis dengan cahaya yang minim. Aku menatap sedih melihat eommaku menangis tanpa kuketahui apa yang terjadi. Aku melihat pintu kamar eomma dan appa sedikit terbuka dan terlihat sedikit cahaya, aku mulai menaiki anak tangga itu, ku buka pintu itu dan seketika menjadi hening. Aku menangis.
Deg!
"Ahkk" aku memeggang dadaku sesak seperti hampir kehabisan oksigen kupukul pukul dada ku yang rerasa sesak agar lebih membaik
"Suzy-aa, appa... Akan.." ayahku langsung membela diri
"Akan apa? Akan menyembunyikan ini selamanya padaku? Apa appa selalu menyakiti hati eomma!" aku berteriak di depan orang yang menghentikan kegiatannya di atas ranjang besar itu.
"Hah! Jika aku memberi tau appa, aku yakin semua yang aku lihat hanya sandiwara, aku berterima kasih pada tuhan apa yang kulihat sekarang!" kata ku membuat appa diam
.
Aku mendengar seseorang berteriak di atas, entah siapa yang berteriak malam malam. Langsung aku menaikki anak tangga, aku melihat suzy di depan kamar ayahnya.
"Suzy.." suaraku lirih memanggil nama itu. Anakku.
.
Aku menoleh ke sumber suara, eommaku.
"Eomma, kenapa eomma tidak pernah bilang? Jadi ini yang di lakukan appa jika tidak pulang kerumah dan tidak ada aku dirumah" pipi ku basah karna air mataku terus mengalir sambil meremas ujung pakaianku
'Kenapa keluargaku berantakan!' batinku
"Eomma bisa jelaskan sayang.." suara eomma terdengar seperti orang yang merasakan sakit namun hanya bisa diam
"Tidak apa apa, tidak ada yang perlu di bicarakan lagi, dan untuk mu ajhuma! Tolong jangan menyakiti keluarga lain. Kau terlalu menyedihkan" kataku yang terus memojokkan ketiga orang ini tanpa bicara.
"Sayang.. Eomma mohon, jangan seperti ini eomma akan jelaskan, eoh.." eomma terus meyakinkan ku tapi hati ku sesak melihat semua ini, senyuman yang selalu mereka tunjukkan dihadapanku selama ini hanya sandiwara, keluarga ini terlihat seperti permainan.
"Eomma, aku butuh waktu untuk mencerna semua yang aku lihat malam ini. Aku.. Aku berterimakasih pada tuhan karna aku tau yang sebenarnya meskipun aku tidak ingin tapi tuhan itu adil bukan? Appa, aku mohon jangan menyakiti perasaan eomma lagi. Aku pamit" suaraku bergemetar karna hatiku benar benar tidak kuat menahan beban masalah ini, aku langsung berlari keluar rumah.
Aku menengok sebentar dan melihat eomma sudah duduk dilantai, appa? Dia baru saja keluar kamar berusaha mengejarku, segera ku tutup pintu dan pergi dari rumah.