Bab 5

1.2K 55 0
                                    

"Gimana menurut lo Lin?"
"Hm.. Bentar deh."
"Lin, please deh. Gue udah nunggu lama nih."
"Haha iya, bercanda gue. Gimana? Tadi lo tanya apaan? Gue lupa."
"Ini, kado dari Iqbal bagus gak?"
"Mayan sih."

"Gue seneng banget deh Lin, haha."
"Ada apa sih? Cerita coba."
"Gak ah, kapan-kapan aja gue kasih tau ya."
"Lu ngeselin emang ya. Untung lu  temen."
"Jadi gini.."
"Iya, apa?"
"Gue tadi berangkat bareng sama Iqbal haha."
"Yah, gitu doang? Lu emang kan setiap hari bareng sama Iqbal?"
"Iya sih, emang cerita gue gak penting haha. Tapi, seenggaknya gue bahagia."
"Serah lo ah."

"Eh, kantin yuk?" Ajak gue ke Allin.
"Gila lo, jam berapa ini ngajak ke kantin."
"Jam 08:00. Emang napa dah?"
"Belum juga istirahat kali Drey."
"Yaudah, UKS aja gimana? Cape gua, pengin numpang tidur haha."
"Ogah ah. Dimarahin guru baru tau rasa lo."
"Dih biasa aja kali, lu kalo gak mau juga gak papa. Gue sendirian aja. Kalo ditanya guru jawab aja gue lagi sakit."
"Yaudah sana, keburu gurunya dateng."
"Oke, lu emang terbaik deh haha."
"O aja ya kan?"

Sesampainya di UKS, ternyata di sana ada Iqbal juga.

Gue ajak ngobrol tuh si Iqbal.

"Eh Bal? Lu di sini juga?"
"Iya Drey, lu ngapain di sini?"
"Numpang tidur haha. Lha lu ngapain di sini?"
"Gue bolos jamnya Bu Yoshi. Gak suka gue."
"Kasian orang tua lo. Cari uang buat nyekolahin anaknya malah di sekolah anaknya suka bolos."
"Ngaca lu, lu juga bolos kali."
"Mana? Emang tadi alasan gue ke sini bolos? Bukan kan? Tapi numpang tiduran bentar."
"Sama aja."

Gue duduk di sofa yang ada di UKS.

"Bal, sini.."
"Ada apaan dah?"
"Btw makasih kadonya ya. Bagus, asli."
"Haha, iya sama-sama."
"Ngomong-ngomong lu mau balik kelas jam berapa?"
"Bareng aja deh sama lu."
"Sekarang aja yuk?"
"Yaudah, ayok."

Pas mau buka pintu, tiba-tiba...

Muncul guru BK kelas sepuluh. Namanya Bu Rani. Lumayan galak sih.

"Kalian ngapain di UKS berduaan?" Tanya Bu Rani.
"Oh, saya sakit bu." Jawab Iqbal.
"Kalo kamu ngapain?" Nunjuk gue dengan mata melotot.
"Saya juga sakit bu."
"Serius kalian?"
"Iya lah ngapain saya bohong bu." Jawab Iqbal dengan santai dan wajah tanpa dosa.

"Ayo ikut ibu ke ruang BK."
"Iya bu." Jawab kami serentak.

"Lu sih Bal, ngajak ke kelas bareng. Jadi gini kan!"
"Kan gue gatau. Kalo tau gue gak bakal mau balik bareng."

"Coba ceritakan, kalian berdua ngapain aja di UKS?"
"Gak ngapa-ngapain bu, bener saya gak bohong. Coba aja liat di CCTV . UKS kan ada tuh." Jawab Iqbal dengan tegas.
"Oke akan ibu liat di monitor."
"Gimana bu? Gak ngapa-ngapain kan?"
"Iya iya, maafin ibu sudah salah sangka kepada kalian."
"Lain kali kalo nuduh itu harus ada bukti ya bu!"
"Jangan kurang ajar kamu ya!" Gentak Bu Rani.
"Udah yuk Drey, pergi aja dari sini."

Seketika tangan gue ditarik sama Iqbal, diajak keluar ruang BK.

"Gue deg-degan gila."
"Deg-degan napa lu? Kita kan gak salah. Ngapain kita takut coba?"
"Iya juga sih, Bal. Tapi kan tadi di UKS cuma ada kita berdua. Gue takutnya dituduh yang engga engga."
"Untung ada CCTV , jadi kan kita aman."
"Iya, bener lu haha."

"Kantin yuk, Drey?"
"Yuk, gue laper nih."

"Mba e.. beli siomay tiga dong."
"Iya Drey, makan mana?"
"Taman aja mba. Cepet ya."
"Iya sip, sante lah."

"Udah beli belum, Bal?"
"Udah kok, yuk taman?"
"Duduk situ aja, kosong tuh."

Pas gue sama Iqbal lagi makan, tiba-tiba Allin datang.

Cinta dan Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang