My Father

602 124 363
                                    

Dadaku sesak. Berdebar menahan sesuatu agar tidak keluar.

Namun ... Aku gagal.

Tak ada yang tersisa.

Menangis.

Menangis dalam diam. Tanpa satu pun air mata.

💍💍💍

"Aku pun berharap begitu."

Rasa sesak yang tadi sempat ada, kini menguap dalam seketika. Suara itu, mengacaukan semua suasana yang ada.

Dengan gerakan yang cukup cepat, aku menghentikan tangisanku dan segera memutar tubuh agar aku bisa melihat si pemilik suara itu.

"Oh, Cruise. Kau mengagetkanku saja," ucapku sambil membesarkan kedua bola mataku dan menaik turunkan telapak tangan kananku di depan dada, membentuk suatu gerakan seperti mengusap. Aku bernapas dengan tempo yang cukup cepat dan nyaring, sehingga aku yakin Cruise dapat mendengar suara hembusan napasku ini.

Mm ... bisakah itu dikatakan sebagai akting yang bagus?

Ya memang.

Aku hanya sedang berpura-pura terkejut saat ini.

Aku tahu.

Aku tahu jika dia memang mengikutiku semenjak aku melangkahkan kaki ini keluar dari area sekolah. Aroma tubuhnya terlalu tajam untuk tidak dapat kuketahui.

"Kau akan pergi ke tempat itu lagi?" tanya Cruise padaku.

"Ya."

"Berhentilah."

Aku memutar bola mataku dengan malas.

"Apa urusannya denganmu? Mengapa kau menyuruhku berhenti? Sudahlah, aku tak punya banyak waktu untuk berbicara denganmu." Aku pun memutar tubuhku seraya pergi meninggalkannya.

Walaupun hujan turun begitu deras, tetapi suaranya tidak mampu menutupi suara langkah kaki yang sedang mengikutiku dari belakang.

Aku menghentikan langkah.

"Apa lagi?" tanyaku frustasi.

"Aku ikut," ucapnya. Dia berjalan menghampiriku dan berdiri di sampingku. Untuk kedua kalinya, aku kembali memutar bola mataku seraya menghembuskan napas kasar.

"Terserah."

Sungguh aku kesal pada Cruise sekarang. Dia adalah sekian dari banyak laki-laki yang seringkali mencampuri urusan orang lain. Menyebalkan!

Aku kembali melangkah. Berusaha mengabaikan keberadaan Cruise dan menganggap tidak ada siapapun di sekelilingku.

"Sekarang sudah pukul 8:30. Sebaiknya kau tidak perlu pergi ke sana, nanti kau terlambat sekolah," ucap Cruise, suaranya memecah keheningan yang sempat terbentuk di antara kami.

"Aku tidak akan sekolah hari ini."

"Apa?!"

Aku menutup rapat telingaku dengan kedua telapak tangan. Sungguh, teriakannya itu dapat memecah gendangku. Aku mendelik padanya seraya memonyongkan bibir.

Charzie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang