Charzie and Christian

354 100 255
                                    

"Bukan salahku. Kau sendiri yang telah membuatku hadir di dunia ini," ujarku santai. Namun suaraku masih terdengar sangat parau. Ah menyedihkan! Ini pasti efek dari cekikan sialan tadi!

Riseborough menatap tajam diriku seraya menggeram. Ia nampak tak terima dengan ucapan yang telah aku lontarkan.

Ya. Riseborough adalah nama ayahku.

Dan dia bukan manusia.

💍💍💍

Broadstone Dorset, Inggris 1991

"Oh sungguh, aku masih tak percaya kita memiliki anak kembar," ujar Riseborough sambil mengguncang-guncangkan bahu istrinya cukup kencang.

"Sudahlah, hentikan." Bella menyingkirkan tangan Riseborough dari bahunya dengan lemah. Bella baru saja selesai melahirkan, tapi saking senangnya, suaminya itu meloncat-loncat kegirangan sambil mengguncang-guncangkan bahu istrinya tanpa memerdulikan keadaannya yang masih terbaring lemah.

Riseborough melepaskan genggaman tangannya dari bahu Bella, tapi setelah itu tiba-tiba ia menepuk dahinya cukup keras.

"Kenapa?" tanya Bella setelah baru saja melihat tingkah suaminya.

"Aku ... bukan, kita terlalu bahagia, sampai-sampai kita lupa memberi nama putra dan putri kita."

"Ah iya kau benar, aku akan menamai mer-"

"Charzie untuk nama si kakak dan Christian untuk nama si adik. Bagaimana? Kau setuju 'kan, honey?" Riseborough memotong ucapan Bella dengan perkataannya.

Bella tampak berpikir, ia mengetuk-ngetuk dahinya dengan jari telunjuknya. Setelah itu, ia menggigit-gigit jari telunjuknya yang tadi ia gunakan untuk mengetuk-ngetuk dahinya.

Riseborough mengernyit, ia tampak kesal menunggu persetujuan dari istrinya.

"Ayolah honey, apa sulitnya menjawab iya atau tidak, aku sudah mulai kesal menunggu persetujuanmu," ujar Riseborough sambil memutarkan bola matanya.

"Sungguh tidak sabaran. Tanpa kau meminta persetujuan dariku pun aku sudah setuju, honey." Bella mengulum senyumnya yang manis. Riseborough tersenyum lebar setelah mendengar jawaban istrinya itu, sampai-sampai deretan giginya yang putih nan rapi terlihat dengan jelas.

"Apa alasanmu memberi nama mereka Charzie dan Christian?" tanya Bella sembari menarik selimut yang ia kenakan sampai menutupi sebagian lehernya.

"Itu nama wanita simpananku dan juga kakaknya. Aku ingin menggunakan nama mereka untuk kedua anak kita," ucap Riseborough. Ia nampak santai ketika mengucapkan kalimat barusan. Sangat berbanding terbalik dengan Bella, ia nampak begitu terkejut. Hal itu sangat terlihat dari ekspresi wajahnya, matanya melotot tak percaya ke arah Riseborough. Tangannya mengepal kuat, dan tidak lama kemudian ia menggerakan kepalan tangannya untuk memukul-mukul dada Riseborough yang sedang duduk di samping kasurnya dengan lemah dan tak bertenaga.

"Pergi kau! Aku benci! Benci!" Tangan Bella masih dengan kedua tangan yang bergerak memukul dada bidang Riseborough. Beberapa tetes cairan bening mulai keluar dari kedua sudut matanya.

"Oh cukup, aku hanya bergurau sayang," ucap Riseborough seraya menggerakkan kedua tangannya untuk menangkap tangan Bella agar berhenti memukulinya.

Bella menghentikan pukulannya. Lalu ia memalingkan wajahnya dari Riseborough dengan cepat.

"Jangan marah sayang."

Tak ada jawaban, Bella masih tetap memalingkan wajahnya dan tidak menghiraukan ucapan Riseborough. Bella menarik kedua tangannya dari genggaman Riseborough, namun suaminya nampak enggan melepaskannya. Terbukti dengan tidak lepasnya kedua tangan Bella dari genggamannya.

Charzie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang