Pagi ini adalah hari pertama dimana siswa siswi SMA Nusa Bangsa melaksanakan ulangan akhir semester.
kringgg
bel ulangan pun dimulai"anak anak kalian boleh menyiapkan alat tulis kalian dan menaruh tas kalian diluar kelas, dilarang ada yang membawa kalkulator atau telefon seluler" ujar salah satu guru mereka
"siap buuuu" Rafael menjawab
waktu demi waktu berjalan, semua murid hanya konsentrasi terhadap soal yang dihadapi di depan matanya itu. Rafael yang tadi malam tidak belajar pun merasa kebingungan saat mengerjakan soal, sama halnya dengan Bagas dan Davin karena mereka malah menghabiskan waktu untuk bermain play station.
Tapi tidak untuk Nadia, dia sangat lancar mengerjakan ulangan mata pelajaran pertamanya itu, soal fisika yang dia bilang tadi malam sulit, kini bisa dilewatinya dengan lamcar. bahkan sebelum jam ulangan berakhir, Nadia sudah selesai 1 jak sebelum bel pelajaran.pukul 09:30
kringgg
waktunya istirahat bagi semua siswa dan akan dimulai mata pelajaran yang kedua pada pukul 10:00***
"Nad, gue nanti malem kerumah lo ya. ajarin gue, gue pengin pinter kaya lo" ujar Rafael
"jadi bad boys mau belajar sama cewe lugu? oh gitu ceritanya" ledek Nadia sambil mencubit perut Rafael
"kampreetttt." sambil menyodorkan muka manyunnya itu
Yatuhann Rafael, muka jelek lo aja ganteng. gimana semua cewe ga klepek klepek kaya cacing kepanasan, lo over sih gantengnya."apalo monyong monyong, sok ganteng wew dasar bad boy" Nadia meledek lalu berlari meninggalkan Rafael
Rafael hanya melihat kepergian Nadia dan sambil tertawa.
***
Assalamualaikum Bundaa, ayahhh.... Nadia pulanggg
halooo?
rumah kok sepi amat? samlekummmNadia mencari cari orang rumah karena tidak kelihatan satu orang pun.
Bibi? ayah? Bunda? pak Leman?
"Ish, pada kemana sih" batin Nadia bergumam
Nadia akhirnya memilih ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan menuju kolam renang yang ada di samping taman rumahnya itu.
"loh bunda? bunda kok nangis? bunda kenapa?" Nadia melihat bundanya sedang menangis di taman rumah dan Nadia langsung memeluknya
"Bunda gapapa sayang, eh kamu udah pulang. pasti lapar. yuk makan bunda juga lapar banget" sahut Marissa
"bunda gak mungkin gapapa. bunda harus cerita sama Nadia, oke kalau bunda gamau, Nadia marah sama bunda"
Nadia terlalu sayang dengan bundanya, ia tak ingin apabila bundanya meneteskan air mata walau sedikit saja, mungkin apabila ada yang menyakitinya akan berhadapan dengannya.