01

24K 1.5K 37
                                    

Jungkook berjalan memasuki gang sempit yang terletak dipinggiran kota. Rumahnya lumayan jauh dari pusat kota dan sedikit terpencil dari hiruk piruk perkotaan. Ia menelusuri jalanan yang basah akibat hujan, dan sebentar lagi musim salju akan datang. Ia khawatir jika harus berjalan sendirian ditengah hujan salju. Ia takut akan sakit dan khawatir tidak bisa mencari uang lagi.

Ia memasuki sebuah rumah kecil yang jauh dari kata sederhana, namun tidak juga terbilang kumuh. Ia membuka gerbang pintunya dan menemukan sosok Ayah tirinya yang sedang asyik minum botol Soju di kursi kayu depan pintu. Botol kosongnya sudah sangat banyak membuat wajahnya terlihat merah seperti tomat.

Jungkook berjalan perlahan hendak memasuki rumahnya.

"Ya! Gadis tengik!" Bentak sang Ayah layaknya orang mabuk pada umumnya. "Mana uangmu?! Berikan aku uang cepat!"

Jungkook terdiam karena terkejut. Uang yang dimilikinya itu untuk makan mereka sehari-hari dan sangay cukup untuk beberapa hari kedepan.

"Aku tidak punya uang, aboji."

"Berikan sekarang atau kau kugeledah!!"

Dengan takut-takut, Jungkook mengambil uang pemberian Taehyung tadi dari kantung celananya, lalu memberikan uang itu pada Ayahnya dengan tidak rela.

"Dasar gadis tengik! Kau sudah kutampung tapi hampir selalu tidak memberikanku uang!" Bentaknya lagi dengan suara yang mulai mengantuk. "Jika kau bertingkah seperti ini lagi, kau lebih baik kujual saja!"

Jungkook membelalakkan mata. Ia pun cepat-cepat masuk kedalam rumah daripada harus berlama-lama dengan orang yang tidak waras. Ia melangkahkan kakinya memasuki kamarnya diam-diam, namun saat menyalakan lampu, Ia melihat Ibunya yang terbaring diatas kasurnya. Dengan tidak tega Ia membangunkan Ibunya yang masih terlelap.

"Eomma ...bangunlah." bisiknya lembut. Yang dibangunkan perlahan-lahan mengerjapkan mata sayup.

"Eeumm.. kau sudah pulang, nak?" Berusaha bangun dari tidurnya dan mengecek jam di nakas kecil sebelah kasur. "Sekarang sudah jam 12 malam, dan kau baru saja kembali?? Dari mana saja kau Jungkook?"

"Itu- aku akan ada ujian sebentar lagi, jadi aku belajar semalaman tadi di perpustakaan."

Pembohong.

"Ah begitukah? Baguslah. Eomma senang jika kau rajin belajar, karena hanya kau lah satu-satunya harapan Eomma." Suaranya mulai bergetar dan matanya mulai berkabut.

"Maafkan Eomma, Jungkook-ah. Kau harus belajar dan bekerja seharian demi kita semua." Dan tangisnya pun pecah.

"Sshhhhh...sudahlah Eomma! Aku tulus melakukan ini semua demi kita semua." Jungkook mengusap punggung Ibunya yang bergetar karena menangis. Ia berusaha menenangkan Ibunya yang mulai menua akibat stres berkepanjangan. Usia Ibunya masih 45 tahun, bisa dikatakan muda, namun banyaknya keriput muncul akibat stres, rambut nya satu persatu menampakkan ubannya, serta kantung matanya yang tebal membuatnya nampak seperti orang sakit. Jungkook kesal. Kesal dengan takdirnya yang seperti ini. Ia ingin membahagiakan Ibunya. Ia ingin mengajak Ibunya jalan-jalan, pergi ke salon bersama, shopping, makan malam, dan naik pesawat terbang.

Ah! Jungkook rindu akan hal itu. Mengunjungi villa mereka dulu di Jepang saat usianya 12 tahun. Jalan-jalan ke Tokyo Disneyland dan mengenakkan gaun Disney Princess. Namun, kembali ke kenyataan lagi. Semua itu hanya masa lalu. Masa dulu yang hanya bisa diingat dalam bayangan tanpa bisa dikembalikan. Semuanya sudah berubah dan inilah kenyataan pahit dan keras yang ada. Menjadi budak orang kaya. Disuruh mengepel lantai, disuruh cuci piring, bahkan disuruh melayani hasrat lelakinya setiap malam demi sesuap nasi untuk keluarganya

I'M NOT GOOD ENOUGH - VKOOK (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang