Prolog & Introduction

28 6 4
                                    

"Aku menyukai seseorang."

"Kau? Menyukai seseorang? Haha, bilang saja kau menyukaiku, 'kan?"

"Tsk. Aku masih waras, jadi tak mungkin menyukai laki-laki urakan sepertimu, tahu!"

"Jadi siapa?"

"Kau mengenalnya—ah, tidak hanya kau saja tetapi yang lain juga mengenal laki-laki itu."

"Dia ... berada dekat dengan kita? Boleh kutebak?"

"Jangan!"

"Dasar gadis aneh! Kau yakin tak ingin mengatakannya padaku?"

***

"Sudah dengar tentang adikmu, Ahn Hayoon?" Merebahkan tubuhnya di atas sofa usang yang berada di markas mereka, Namjoon meraih sebuah majalah yang tergeletak sembarangan dan menggunakannya sebagai alat untuk mengusir kegerahan.

Gadis yang tadinya tengah sibuk mengerjakan tugas kuliahnya langsung menyuarakan protes ketika angin yang dihasilkan oleh Namjoon membuat kertas-kertasnya bertebaran.

"Kim Namjoon sialan!"

Gelak tawa menguar dari bibir sang pemuda. Lekas, ia hentikan kegiatannya dan mengangkat kepalanya demi menilik ekspresi kesal si gadis.

"Jiyoon menyukai seseorang dan sepertinya pemuda tak beruntung itu ada di sekitar kita."

"Dia sudah dewasa, jadi biarkan saja," sahut Hayoon acuh tak acuh.

"Dasar kakak tak peka."

"Aku sedang sibuk, Kim Namjoon! Dengar, Jiyoon boleh saja menyukai seseorang, tapi kalau pemuda itu adalah salah satu dari kalian bertujuh, maka bersiap-siap saja mendapatkan penolakan keras dariku."

"Oh sial! Tapi sepertinya pemuda itu memang salah satu dari kami ...."

***

"Bagaimana Jiyoon-a? Sudah ada pertanda baik dari dia?" Taehyung bertanya seraya merebut bungkus keripik yang tengah Jiyoon pegang. Pekikan keras menyambangi rungunya, terlebih usai tangan besarnya meraup keripik tersebut banyak-banyak.

"Makan saja semuanya!" ujar Jiyoon kesal. Ia duduk bersila dengan mengambil jarak cukup jauh dari sang karib.

"Terimakasih, Jiyoon-a." Tanpa memedulikan kekesalan Jiyoon, Taehyung justru memberikan cengiran lebarnya kepada si gadis. "Kau belum menjawab pertanyaan yang tadi, omong-omong."

Jiyoon menghela napasnya berat. "Kau sudah tahu jawabannya, Kim Taehyung! Jadi, berhenti menanyaiku hal yang sama berulang kali!" ucapnya lantas berjalan pergi dari sana.

***

"Apa kau melihat Jiyoon hari ini?"

"Tidak."

Jeon Jongkook adalah pemuda terakhir yang Taehyung tanyai dari keenam karibnya tentang keberadaan Jiyoon. Pasalnya, gadis itu tak muncul lagi di markas mereka usai insiden perebutan keripik tempo hari. Ditambah absennya Hayoon di pertemuan klub teater pagi tadi. Untuk beberapa alasan, Taehyung merasa bertanggung jawab atas itu, sebab ia lah orang terakhir yang berbicara dengannya.

"Di mana gadis itu sebenarnya—"

"Berita buruk." Park Jimin muncul dengan keringat dingin membanjiri pelipisnya. Dibelakangnya tampak Min Yoongi dan sedang tergopoh-gopoh menyusulnya. Membuat tiga orang yang bersantai di ruang tamu dan dua lainnya yang berada di dapur segera berlari menghampiri mereka.

"Ada apa?"

"Hayoon baru saja menghubungiku dan dia bilang ... Jiyoon, gadis itu—"

"Ditemukan tak bernyawa pagi tadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bring Back the ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang