Part 10

1.2K 122 6
                                    

Author pov*

"Apa kalian sepasang kekasih yang akan menikah hari ini?". Tanya seorang pendeta sembari mendekati jaehyun dan juga chaeyeon.

Jaehyun dan chaeyeon saling menatap, keduanya langsung menggeleng bersamaan membuat pendeta itu tersenyum tipis melihat reaksi keduanya.

"Kami yang akan menikah, sekarang".

Ketiganya langsung melirik ke sumber suara, sepasang insan yang kini tengah berjalan kearah mereka.

"Cha eunwoo".

"Eunwoo-a...".

Eunwoo tersenyum lalu menarik pergelangan tangan jiho untuk berdiri dihadapan pendeta itu. "Nikahkan kami sekarang".

Jaehyun tersentak, jiho menatapnya dengan linangan airmatanya sedangkan pendeta itu hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Apa kalian akan menjadi saksinya?". Tanya pendeta itu pada jaehyun dan chaeyeon.

"Aku mohon jadilah saksi dipernikahan kami". Pinta eunwoo sambil menatap jiho yang hanya bisa menunduk, sedangkan chaeyeon mulai menangis sekarang.

"Kita tak akan melakukannya, ayo pergi". Ajak jaehyun menggenggam tangan chaeyeon berniat meninggalkan tempat itu, akan tetapi yeoja itu menahannya.

"Ayo lakukan jaehyun-a, aku akan melakukannya untuk eunwoo, kuharap dia bahagia setelah ini". Ucap chaeyeon menatap jaehyun memelas, membuat namja itu tak dapat menolak permintaannya.

"Baiklah".

Eunwoo tersenyum senang lalu membawa jiho ke hadapan pendeta yang siap untuk menikahkan mereka.

Selama pengucapan janji pernikahan chaeyeon tak henti-hentinya menangis, ia bahkan tanpa sadar menggenggam tangan jaehyun sangat erat.

Setelah mengucapkan janji pernikahan keduanya melanjutkan untuk memakaikan cincin di jari masing-masing.

Chaeyeon menutup matanya kala eunwoo mulai mendekatkan wajahnya pada wajah jiho untuk menciumnya.

Jaehyun yang melihat chaeyeon segera menarik tubuh yeoja itu kedalam pelukannya, menutupi dari apa yang selanjutnya eunwoo akan lakukan pada jiho.

"Mengapa..hiks...eunwoo..hiks...tega..padaku?". Gumam chaeyeon dalam pelukan jaehyun, ia membalas pelukan namja itu erat.

Sementara eunwoo tengah menatap keduanya murka, ia gagal memperlihatkan apa yang bisa ia lakukan dengan yeoja lain didepan chaeyeon.

"Apa kau hanya bisa diam seperti itu huh? Apa perlu aku menggendongmu ke rumah?". Tanya eunwoo ketus pada jiho yang semakin merasa ketakutan.

Eunwoo pergi meninggalkan tempat itu bersama jiho yang berjalan di belakangnya, mereka tak memperdulikan jaehyun dan chaeyeon yang masih berpelukan disana.

.

.

.

.

Eunwoo dan jiho telah berada dirumah, namja itu membanting pintu mobil begitu saja meninggalkan jiho yang hanya bisa menghela nafas sambil mengikutinya masuk ke dalam rumah.

Setelah menutup pintu kamarnya jiho menguncinya dan berjongkok dibalik pintu itu, ia memeluk lututnya dan mulai menangis.

Tokk...tokk..tokk..

"Kim jiho, buka pintunya".

Jiho tersentak dan langsung menjauh dari pintu, apa yang eunwoo lakukan?

"Aku lapar bodoh, cepat buatkan aku makanan". Perintah eunwoo masih terus mengetuk pintu kamar jiho.

Dengan ketakutan jiho keluar dan segera berjalan cepat ke dapur memasakan sesuatu untuk suaminya.

Setelah menyelesaikan tugasnya jiho hendak kembali ke kamarnya, namun tangan eunwoo menahannya.

"Malam ini kau tidur dikamarku, dan ya, sebelum aku masuk kamar bersihkan tubuhmu dulu, arraseo". Perintah eunwoo datar lalu melanjutkan makannya.

Jiho yang mendengar itu sangat terpukul, pikiran negatif berkecamuk di otaknya sekarang. "Aku tak bisa, tolong biarkan aku kembali ke kamarku".

"Mwo?".

Eunwoo beranjak dari duduknya dan mencengkram lengan jiho kasar. "Apa kau baru saja menolak perintahku?".

"K-kau boleh memerintahkan apapun padaku, ta-tapi aku tak bisa mematuhi yang satu ini". Jawab jiho sambil menggeleng takut.

Eunwoo tersenyum sinis lalu menarik kasar jiho ke sebuah sudut rumah, sebuah ruangan kosong yang gelap dan pengap.

Jiho yang melihat itu langsung berontak, tidak untuk tempat gelap, ia tak suka itu.

"Kau mau menuruti permintaanku atau tinggal disana selamanya". Ancam eunwoo dengan seringaian, namun jiho sama sekali tak menggubrisnya.

Dan dengan satu dorongan keras, jiho tersungkur masuk ke dalam ruangan itu, eunwoo langsung menguncinya dari luar membuat yeoja itu spontan menjerit takut.

"Kita lihat seberapa lama kau akan kuat disana, Kim jiho".

...

Sudah hampir satu jam jiho terkurung disana, ketukan pintu ruangan itu pun mulai melemah membuat eunwoo sadar ia harus segera membuka pintu itu dan melihat jiho menyerah padanya.

"Bagaimana, apa kau berubah pikiran?". Tanya eunwoo sambil mengetuk pintu ruangan itu.

Tak ada jawaban.

"Baiklah, ak-".

"Tolong..hiks..keluarkan..aku..hiks..dari sini..hiks..". Lirih jiho dengan nada lemas dan terdengar sangat ketakutan disana.

Eunwoo tersenyum menang lalu membuka pintu itu, ia melihat yeoja itu tengah memeluk lututnya ketakutan. "Cepat lakukan apa yang kusuruh padamu".

Jiho berusaha berdiri meski kakinya masih terasa lemas, ia lalu melangkah gontai menaiki tangga, sedangkan eunwoo memperhatikan yeoja itu hingga menghilang dibalik pintu kamarnya.

Tak lama eunwoo juga ikut masuk ke kamarnya, ia duduk diatas ranjangnya sembari memperhatikan pintu kamar mandinya yang terisi oleh seorang yeoja.

Ia terpaku melihat sosok yeoja di hadapannya yang kini hanya memakai kemeja putih miliknya, rambutnya basah dengan setengah tubuh yang terekspos.

"Kemarilah". Perintah eunwoo meminta yeoja di hadapannya itu mendekat ke arahnya.

Jiho mengepalkan tangannya erat, lalu berjalan perlahan mendekati eunwoo yang menyambutnya dengan seringaian tipis.

"Apa kau pernah tidur dengan namja lain?". Tanya eunwoo mendongkak menatap jiho yang kini telah berdiri di hadapannya.

Perlahan jiho menggeleng. Eunwoo tersenyum puas lalu menarik jiho jatuh ke dalam pangkuannya.

"Hanya aku yang boleh menidurimu, kau mengerti". Bisik eunwoo ditelinga jiho membuat yeoja itu bergidik takut.

Jiho mengangguk mengerti, membuat eunwoo tersenyum puas sekarang.

*tbc

Aduh agak Nc dikit gpp ya?

Jangan lupa vomment yah

Sorry for typo
And
Thanks
*^▁^*

DREAM WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang