Part 11

1.3K 117 16
                                    


Jiho pov*

Kubuka perlahan kelopak mataku yang masih terasa sangat berat karena mungkin aku hanya tidur selama dua jam dan sekarang semua tubuhku terasa sakit.

Perlahan aku beranjak dari posisi tidurku untuk segera keluar dari ruangan mengerikan ini dan menjauh dari namja kejam yang kini masih tertidur pulas disampingku dengan satu tangannya yang masih memeluk tubuhku.

Memoriku saat tadi malam kembali terulang lagi, membuat airmataku kembali mengalir setelah semalaman aku menangis karenanya.

Dengan lilitan selimut putih ranjang miliknya aku berjalan perlahan keluar dari kamar itu menuju kamarku dan segera menguncinya dari dalam.

Aku membiarkan air dari shower membasahi tubuhku, sambil menangis aku menggosok setiap inci tubuhku yang dia sentuh.

Aku menjerit tertahan ketika rasa sesak itu muncul dan terasa sangat menyakitkan.

Tolong aku tuhan, mengapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku dan mengapa harus aku?

Aku menjatuhkan diriku lalu memeluk lutut sambil terus berusaha melupakan memori semalam bersama Cha eunwoo dan untuk kesekian kalinya aku kembali gagal.

Tokk..tokk..tokk..

Aku terperanjat mendengar suara ketukan dipintu kamarku yang kuyakini itu adalah eunwoo.

Segera aku beranjak dan keluar dari kamar mandi setelah kukenakan kimono mandiku.

"Mengapa lama sekali huh?". Ucapnya ketus menatapku tajam lalu beralih melihat tubuhku yang memang hanya memakai kimono dengan rambut basah yang acak-acakan.

Eunwoo menyeringai membuatku langsung menunduk takut melihatnya. "Kau menggodaku?".

Aku segera menggeleng sembari menutup rapat kimono yang kupakai memastikan ia tak melihat apa-apa.

"Mengapa kau kembali ke kamarmu?". Tanyanya yang membuatku langsung mendongkak tak mengerti.

"Kau itu istriku dan seharusnya kau berada dikamarku juga, sekarang kita tidur sekamar, mengerti". Tegasnya lalu menarik paksa tanganku untuk melepas kimono mandiku yang kututupi darinya.

Eunwoo menatap kedua bola mataku tajam. "Dan perlu ku tegaskan lagi bahwa kau milikku".

Aku menelan salivaku sembari mengangguk pelan, namun dia tiba-tiba menyerangku hingga terdorong masuk ke dalan kamarku.

Dia melakukan hal menjijikan seperti semalam, dan membuat tanda merah disekitar leher dan bahuku, setelah puas dia melepas genggaman tangannya pada pundakku.

"Cepat pakai bajumu sebelum aku melakukan hal lebih padamu, lalu segera siapkan keperluanku". Perintahnya lalu melangkah pergi ke luar kamarku.

Aku menghela nafas lega melihatnya benar-benar telah keluar dari kamarku dan aku bergegas mengambil pakaian untuk segera menyiapkan semua keperluannya tiap hari.

"Malam ini mungkin aku akan lembur, jadi kau tak perlu menyiapkan makan malam untukku". Pesannya sebelum keluar dari rumah, aku hanya mengangguk mengerti dalam menanggapinya.

Jiho pov end*

Author pov*

Eunwoo menatap jiho dari kaca spion mobilnya, yeoja itu masih terdiam didepan pintu gerbang.

Namja itu menarik ujung bibirnya sambil kembali memperhatikan jalan setelah memastikan yeoja itu telah masuk ke dalam rumah.

Hanya butuh waktu 20 menit ia telah sampai di kantor besar yang dipimpinnya dan orang kepercayaannya itu telah menyambutnya diruangannya.

"Cha eunwoo...". Sapa seorang namja tinggi berwajah tampannya yang kini tersenyum menyambutnya.

"Mingyu?".

"Hari ini kita ada pertemuan dengan mr. John dan harus berangkat ke busan sekarang". Ungkap namja bernama mingyu itu memberikan beberapa berkas di tangannya pada eunwoo.

"Baiklah, kajja".

Eunwoo berjalan duluan yang diikuti oleh mingyu.

Busan*

Selama meeting berlangsung eunwoo selalu melihat ke ponselnya, mingyu tentu menyadari itu.

"Ada apa?". Bisik mingyu tak tahan melihat kegelisahan kawannya itu.

Eunwoo menghela nafas. "Kapan kita pulang?".

"Besok siang". Jawab mingyu membuat eunwoo menatapnya terkejut.

"Aku harus pulang sekarang". Ucap eunwoo beranjak dari duduknya membuat mingyu terheran-heran.

"Meeting akan dilanjutkan bersama Tuan Kim, saya ada urusan mendadak_".

"_selamat sore". Lanjut eunwoo berpamitan membuat orang-orang disana hanya menatapnya heran.

Mingyu tak membiarkan eunwoo pergi begitu saja tanpa menjelaskan apapun padanya, jadi ia menahannya.

"Eunwoo-a, mengapa kau jadi seperti ini? Memangnya apa urusan penting itu untukmu huh?". Tanya mingyu kesal akan sikap eunwoo yang mulai berubah sekarang.

"Istriku dirumah sendirian gyu, dia tak bisa kutinggalkan". Jawab eunwoo membuat mingyu melongo.

"Kau sudah menikah? Dengan chaeyeon dan tak memberitahuku?". Tanya mingyu tak terima karena tak tau akan pernikahan temannya itu.

"Eum, tapi bukan dengan chaeyeon dan aku akan ceritakan nanti, sekarang aku mempercayaimu untuk melanjutkan pekerjaanku, sana masuk". Perintah eunwoo mendorong pelan tubuh mingyu.

"Kau berhutang padaku, Cha eunwoo". Ucap mingyu sebelum masuk ke ruangan lagi.

...

Eunwoo memasuki rumah yang sudah dalam keadaan gelap, itu berarti istrinya telah tidur karena memang waktu menunjukan pukul 11.30 malam.

Ia masuk ke dalam kamarnya dan mendapati seorang yeoja tengah berbaring diranjang dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya.

Perlahan eunwoo berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap tidur.

"Eunwoo-ssi, kau sudah pulang?".

Jiho terbangun dan segera menyalakan lampunya. "Maaf, aku kira kau tak pulang jadi langsung tidur, maafkan aku".

Eunwoo terdiam melihat yeoja yang kini menghampiri nya dengan rambut yang ia ikat asal.

"Aku akan siapkan air hangat untukmu mandi". Ucapnya lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Tak perlu, kau bisa lanjutkan tidurmu".

"Ne?".

"Tidurlah, aku mau kau tidur sekarang". Tegas eunwoo menarik lengan jiho menuju ke ranjang.

Jiho hanya menatap heran namja yang kini telah meninggalkannya masuk ke dalam kamar mandi.

Perlahan jiho berbaring dan menutup matanya, tapi setengah jam kemudian dia merasakan sentuhan diperutnya, pelukan dari belakang.

Eunwoo memeluknya sekarang dan tak lama tertidur tetap dalam posisi seperti itu.


*tbc

DREAM WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang