CHP1 [REVISED]

38.2K 1.8K 27
                                    

Update lagiii!! 

Enjoy!

***

Clara's POV

5 tahun kemudian...

Bali, 2024

Teriknya sinar mentari pagi mengintip dari balik jendela membangunkan ku, aku segera mandi dan menyediakan makanan simple untuk sarapan.

Hari ini adalah hari yang ku nanti-nantikan, karena hari ini merupakan hari pengumuman siswa yang lolos dalam pendaftaran beasiswa. Yap! Betul, kini usia ku sudah menginjak 19 tahun, yang berarti waktunya untuk memasuki jenjang kuliah. Dua bulan yang lalu aku mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa dari salah satu universitas bergengsi yang ada di Bandung. Aku mendaftar melalui jalur prestasi.

Sudah seharian aku meratapi handphone ku, namun tak kunjung muncul notifikasi sama sekali.

TING!

Dengan kecepatan cahaya aku langsung melihat handphone ku, tapi rasa kecewa langsung menghampiri. Ternyata ayah. Sedetik kemudian notifikasi telepon masuk berbunyi.

"Halo, yah!"

"Cla, ayah ada pekerjaan dadakan, jadi gak bisa pulang minggu ini, maaf ya!"

"Gapapa kok yah, santai aja."

"Good Luck ya untuk beasiswanya, ayah selalu mendoakan yang terbaik buat kamu! Ayah gak bisa telpon lama-lama karena masih banyak kerjaan, kalau ada apa-apa chat ayah aka ya, Cla. Love you!"

"Bye, yah!"

Aku memutus telepon lebih dahulu. Yang barusan menelpon ku bukan lah ayah kandung ku, melainkan ayah sambungku. Saat kecelakaan 5 tahun yang lalu. Setelah kecelakaan itu terjadi aku dimasukan ke panti asuhan karena usiaku belum dewasa. Tidak lama setelahnya seorang pria paruh baya datang sebagai penyumbang dana untuk panti tersebut, sekaligus ingin mengadopsi anak. Panti kami bukanlah panti mewah, kami mendapatkan pendidikan dan makanan seadanya. Jadi pada saat itu tubuhku memang lebih kecil dari anak-anak seusiaku. Kebetulan ayah yang sedang ingin mengadopsi anak yang tidak terlalu kecil tersebut menyangka aku baru berusia 10 tahun itu merasa iba, aku juga bukan anak yang berisik, mungkin karena itu aku terpilih.

Ayah saat itu memutuskan untuk tidak menikah, dan ingin melakukan kebaikan dengan mengangkat anak, lebih tepatnya untuk membantu anak tersebut mendapatkan hidup yang lebih layak dengan harta yang ia miliki. Itung-itung berbuat kebaikan, ayah selalu bilang, "Toh, harta gak dibawa mati." Jadi ia selalu ingin menggunakan apa yang ia miliki untuk kebaikan.

Lamunanku buyar, hening kembali menguasai indera pendengaranku.

Satu jam

Dua jam

Tidak ada pertanda apapun dari handphone ku.

Aaaaarrrrrghhhhh... Aku menyerah!

Aku melemparkan tubuh ke tumpukan bantal di atas kasur. Memejamkan kedua mataku, mencoba menenangkan pikiran.

TING!

Bunyi notifikasi baru pada handphone ku memecah keheningan dan fokus ku. Aku perlahan membuka mata dan bergerak mengambil handphone. Terdapat email masuk yang bertuliskan :

Universitas***@gmail.com

Selamat kepada Clara Abigail, telah berhasil menjadi salah satu bagian dari mahasiswa kami dengan jalur prestasi....

Aku melompat kegirangan sambil berteriak. Di akhir surat itu tertulis bahwa ternyata beasiswa ini di tanggung oleh sebuah perusahaan yang bernama Hillton Group yang bekerja sama dengan kampus tersebut. Aku meng-screenshot layar HP ku dan mengirimkannya kepada ayah. Dia pasti bangga dengan aku!

***

David's POV

5 tahun kemudian...

Jakarta, 2024

Bunyi alarm mengisi ruangan ini dengan penuh, menggelitik telinga ku, menyuruhku untuk bangun. Aku merenggangkan badanku, melihat kertas-kertas yang berserakan di atas kasurku.

Ternyata aku ketiduran selagi melihat biodata mahasiswa berprestasi yang terpilih untuk masuk ke Universitas X di Bandung itu. Perusahaan papa sedang mengadakan campaign dengan kampus tersebut. Sejujurnya aku malas untuk menghadiri acara tersebut, tapi papa menyuruhku datang untuk menggantikan posisinya yang berhalangan untuk hadir. Ia menyuruhku untuk datang dan memberikan kata sambutan bagi mahasiswa baru itu.

Aku bangun dari kasur ku dan berjalan ke dalam kamar mandi untuk bersiap-siap. Siang ini aku akan terbang ke Bandung. Acara pembukaan memang masih dua minggu lagi, namun aku memang kebetulan ada urusan di Bandung, kebetulan papa akan membuka kantor cabang di Bandung, dan ia memberikan kepercayaan kepada ku untuk mengurus berjalannya pembangunan dan kebutuhan akan persiapan kantor cabang tersebut.

Ting!

Aku melihat notif yang masuk, dari mama. Ia mengirimkan sebuah foto perempuan. Belakangan ini dengan usiaku yang sudah 25 tahun, mama dan papa uring-uringan menyuruhku untuk mencari pasangan. Mama bertugas untuk membantu ku menemukan wanita. Awalnya aku menemui wanita-wanita yang mama kenalkan. Namun, semakin aku bertemu dengan mereka semakin aku yakin bahwa tidak ada cinta atau ketertarikan diantara kami. Semua hanya sebatas kerjasama antar perusahaan, paksaan orang tua mereka, atau bahkan karena harta yang dimiliki keluargaku.

Aku mematikan layar HP itu dan menaruhnya di atas nakas, tanpa membaca isi pesan mama, yang aku sudah dapat tebak apa isinya. Aku melanjutkan langkahku yang terhenti tadi.

***

Gimana? Kira-kira critanya akan seperti apa yahh? 

Update lagi gak nih? 

Nextt...

Because Of You ✔ [ DALAM REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang