BRAK!
"JOSH!"
Samar-samar ia dapat mendengar ada yang membuka pintu dengan kasar dan memanggil namanya dengan histeris. Ia mulai mengernyitkan alisnya, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk membuka kedua matanya. Saat matanya terbuka sempurna, ia dapat melihat Danendra dengan senyum sumringah berdiri di samping ranjangnya.
'Sialan, Seneng banget lo liat temen mendekati ajal!' Batinnya.
"Argh! Berisik banget sih lo! kenapa seneng gitu lo?" Tanya Josh dengan sinis.
"KITA DAPAT JANTUNG YANG COCOK BUAT LU, JOSH!"
Josh terdiam sebentar
Ia mencoba mencerna perkataan tersebut. Sedetik kemudian Josh membelalakan matanya. Kehidupan kembali terpancar dari kedua bola matanya.
"HAH! SERIUS?!" Josh kehabisan kata-kata. Ia tidak tahu lagi harus berkata apa. Ini sungguh sebuah mujizat yang tak pernah terlintas di pikirannya.
"Barusan ada sebuah keluarga kecil yang mengalami kecelakaan besar, suami, istri, dan anak perempuannya yang masih berusia 14 tahun. Suami dan istri itu tidak selamat dalam kecelakaan tersebut, jantung sang suami cocok dengan jantung lo Josh." Danendra menjelaskan dengan singkat dan sedikit sedih terpampang di wajahnya. Namun, ia hanya menjalankan tugasnya sebagai dokter.
Josh kembali terdiam. Perasaan yang campur aduk menghampiri dirinya. Terjadi perdebatan dalam batinnya. Senang? Tentu! Ia mendapatkan harapan untuk melanjutkan hidupnya kembali di tengah keputusasaan menunggu ajal menjemput.
Tapi, disatu sisi ia merasa tidak pantas untuk merasa senang! Jelas, karena kesempatan besar ini merupakan malapetaka bagi orang lain, terutama si anak yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya sekaligus.
'Haruskah aku menerima donor ini? Pantaskah?' Pikirnya.
Melihat Josh yang terdiam, Danendra membuka mulutnya, memecahkan pikiran Josh.
"Josh! Apa yang lo pikirin lagi?Lo gak senang dapat donor?" Tanya Danendra yang melihat raut sedih terpancar dari mata temannya.
"Bukan gitu.... Tapi gue cuman bingung, Gue harus bersikap seperti apa? Satu sisi ini titik cerah bagi gue untuk kembali melanjutkan hidup gue dan membenarkan hal-hal yang gue belum capai..."
Josh terdiam sejenak.
"Tapi?" Ucap Danendra yang menunggu jawaban berikutnya.
"Tapi... Satu sisi lainnya gue juga merasa bersalahlah, bro! Bagaimanapun juga jantung ini adalah jantung seorang ayah dan suami yang kehilangan nyawanya, pantaskah gue untuk mendapatkan donor ini? Karena gue tau rasanya tumbuh tanpa orang tua." Jelasnya, dengan mata sendu.
Danendra menghela nafas berat.
"Gue mengerti perasaan lo... Gue pun juga merasakan hal yang sama, tapi gue sebagai dokter punya tanggung jawab juga untuk menyelamatkan pasien gue, dan sebagai dokter gue mau memperjuangkan jantung ini untuk lo!"
Melihat Josh yang masih berpikir, ia melanjutkan ucapannya.
"Lo tau gak, disaat terakhirnya kita berusaha buat dapetin persetujuannya karena dia sempet sadar untuk beberapa saat. Lo tau apa tanggapan dia?"
Josh mengarahkan pandangannya melihat sahabatnya, menantikan jawaban.
"Dia tersenyum dan bilang kalo dia dengan senang hati kasih jantungnya untuk lo. Dia pengen sebagian dari dirinya masih hidup di dunia ini, agar anaknya masih bisa mendatangi jantung ayahnya, saat anaknya rindu. Ia sudah pergi meninggalkan dunia ini, tapi jantungnya akan terus berdetak untuk anaknya." Danendra tersenyum tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ✔ [ DALAM REVISI ]
Romance[PEROMBAKAN ULANG] Apa jadinya, jika CEO sebuah perusahaan besar yang sedingin kutub dan perfeksionis parah, bertemu dengan perempuan ceroboh dan cheerful? Namun tak disangka perempuan itu berhasil memberikan warna bagi kehidupan manusia kutub itu...