Malam telah tiba
Hadir dengan kerinduan tanpa batas
Apakah kau tak ingin segera pergi ke ranjang?
Berganti pakaian tidur?
Mencuci kaki sebelum naik ke atas ranjang?
Menyiapkan selimut untuk menghangatkan tubuh?Aku sudah merangkai
Sebuah sajak untuk mengantarkanmu beristirahat
Apakah kau tak mau merangkai mimpi demi mimpi untukku?
Merangkai kata demi kata untuk mempercantik tidurmu?Aku lelah merangkai rindu
Akankah kau demikian?
Merasakan rindu dan hampanya sepi?Kita sudah berjalan sejauh ini
Menghabiskan kenangan demi kenangan
Melakukan semua hal, walau ia telah musnah
Bahwa bayangmu kini telah remuk
Aku tetap merindukanmu
Tidak ada yang bisa menghalanginya
Bahkan ciuman kala itu, menyakitkan
Akankah esok kita akan berjumpa kembali?Kau pernah berjanji setia atas nama cinta
Takkan pernah meninggalkanku dalam gelapnya malam
Apakah kini kau kembali?
Akankah kau darang untuk menempati janjimu?Kau memang bukan milikku, kini
Namun, salahkah jika ku masih mencintaimu?
Salahkah aku merindukanmu?Sudahlah, ku akhiri sajak ini dan bergegas tidur
Sudah kurangkai mimpi tentang kita
Bahkan pelukan hangatmu untukkuKau, kau akan tetap menjadi kekasihku
Walau ragamu telah lenyapIstirahatlah, wahai kekasihku
Semoga esok, kau datang dan kembali kepadaku
Walau dalam bentuk mimpiMojokerto, 26 Desember 2011
Akhmad Karunia Akbar
KAMU SEDANG MEMBACA
Istirahatlah Wahai Kekasihku
PoetrySebuah kumpulan puisi yang ditulis oleh "Sang Melankolis" dalam puisi yang berjudul "Lihatlah" tersebut, sang penulis menuliskan deskripsi dirinya dan mengakui dirinya sebagai seseorang yang melankolis