Kedelapan

5K 254 3
                                    

Author pov

1 jam sebelumnya...

Leon sedang bermain game di ponselnya, terdengar pintu terbuka memperlihatkan Nina-maminya Leon. Jangan sangka Leon suka memanggil ibunya dengan sebutan Mami tapi karna ibunya memaksa apa boleh buat toh surga di telapak kaki ibu.

Nina duduk di dekat Leon yang masih tidak mengalihkan pandangannya pada ponsel.

"Bang, jadikan ikut Mami makan malam?". Tanya Nina padahal beberapa jam yang lalu dia sudah menanyakannya tapi Leon tetap tidak mau.

"Please Bang, kalo gak mau Mami sedih nih?". Begitulah Nina membujuk Leon karna dia orang yang sangat keras kepala dengan begini Leon akan luluh sendiri.

Akhirnya Leon mengangguk setelah terdiam beberapa detik.
"Serius bang? Oke cepat siap-siap waktunya 1 jam lagi, mama udah siapin kemeja yang harus kamu pake". Nina sangat antusias melihat anaknya mengangguk.

***

Ketika sedang di perjalanan Lyra adik Leon bertanya pada Maminya
"Kita mau kemana mi?". Tanya Lyra yang di balas senyuman oleh Maminya.

"Gak usah sok misterius deh Mi". Kata Lyra malas.

"Mami gak sok mesterius ya, kamunya aja yang cerewet nantikan bakal tau sendiri. Lihat tuh Abang kamu aja diam dari tadi". Balas Nina mendadak sewot.

"Lah cerewet-cerewet gini juga dari Mami keleus" Lyra tak mau kalah.

"Udah-udah kok malah berantem". Sergah Papi Lyra yang bernama Rendy.
Sedangkan Lyra hanya memasang wajah sebal. Lyra sekarang kelas 3 SMP, cewek cerewet dan manja yang sangat berbeda dari Abangnya.

Setelah beberapa menit mereka pun sampai di rumah Mewah. Lagi-lagi Lyra berkomentar " Wess rumahnya gede juga ya, walopun gedean rumah kita" Katanya seperti menilai.

"Biasa aja deh" Akhirnya Leon bersuara karna jengah mendengar celotehan adiknya. Dan Leon juga sedang berfikir rumah ini persis seperti rumah temandekatnya.

Nina menekan bel dan tak berapa lama seorang asisten rumah tangga membukakan pintu dan mempersilahkan mereka masuk.

Ternyata disana mereka sudah di tunggu dengan berbagai hindangan dan ada beberapa orang juga disana. Sepasang suami istri datang menghampiri mereka.

"Wah mari-mari duduk" Wanita yang diyakini Leon adalah pemilik rumah ini mempersilahkan mereka untuk duduk di meja makan yang besar itu.

Bagi Leon rumah ini tak asing lagi baginya sedari tadi dia hanya memikirkan dugaan nya salah tapi bagaimana bisa salah Leon yakin dia tidak seperti Dorry yang melupakan segalanya dalam 5 detik.

Dugaannya benar saat matanya bertemu dengan mata milik Clen dan Cleo. Dan ada cewek itu juga di sana tapi tidak melihat ke arahnya. Ketika dia sudah duduk orang tuanya sibuk bercerita dia hanya memperhatikan Clara yang sedari tadi melamun.

Padahal sudah banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Maminya untuk Clara tapi tak satupun di jawabnya.

"Awww" Clara malah berteriak. Itu menyebabkan semua mata tertuju padanya. Dan dia mengalihkan pandangannya dan bertemu dengan mata Leon yang memperhatikannya sedari tadi.

Leon melihat Clara masih bingung, sepertinya dia tidak percaya. Nina dan Sintya akhirnya berbincang-bincang lagi dan diikuti Clara yang menyahut jika di tanya dan Leon tidak memperdulikan itu semua. Sampai suatu kata membuatnya terkejut.

"Ngomong-ngomong kalo gini kita lebih mudah buat dekatin mereka" celetuk Sintya-Mamanya Clara.

"Maksudnya" sahut Clara bingung sama halnya dengan Leon.

"Oiya mama belum kasih tau ya kenapa kita hari ini ada makan malam, jadi gini" kalimat Sintya menggantung.

"Clara sama Leon bakal kita jodohin" sorak Sintya dan Nina berbarengan yang membuat Leon hampir menganga kalau dia tidak mengingat disini banyak orang.

"WHAT THE FUCK?!!!" Itu bukan teriakan Clara ataupun Leon melainkan teriakan Cleo.

"Cleo bahasamu" sahut Putra-Papanya Clara mendengar bahasa anaknya. Sedangkan Rendy sedari tadi hanya berbincang-bincang entah masalah apa dengan Putra.

"Sorry pa kelepasan"

"Lagian kok kamu yang sewot sih?" tanya Sintya tak setuju dengan sikap Cleo, sedangkan Clara sedang loading otaknya.

"Mama pikirin dong masa Clara mau di jodohin di umur yang masih muda banget Mama kira ini jamannya siti Badriyah?" cerocos Cleo tak sadar tempat pasalnya dia salah menyebutkan jamannya siti Nurbaya dengan siti Badriyah. Semua yang di meja makan hampir terbahak mendengar itu termasuk Leon padahal dia sedang dalam vase shock.

"Siti Nurbaya kalik" Sahut Clen.

"Itu maksud Cleo" kata Cleo lagi.

"Clara aja gak protes, masa kamu protes sih? Clara setuju gak?"

10 detik kemudian....

"WHAT???!!! ARA MAU DI JODOHIN" Teriak Clara sambil menggebrak meja dengan keras sampai-sampai semua orang terkejut di buatnya.

Leon pun terkejut malahan sangat terkejut mendengar teriakkan melengking Clara tapi dia juga bersyukur akhirnya Clara sadar juga.

"Emangnya kenapa? Kan cuma tunangan belum juga nikah. Gitu aja kok ribut" Lyra bersuara karna jengah melihat drama di depannya.

"Gue suka gaya lo" batin Clen.

"Batul tuh kata Lyra kan gak nikah cuma tunangan kalo kalian merasa gak cocok bisa di batalin kok, kalian Mama kasih waktu pendekatan selama seminggu gimana?" Mama Clara memberi tawaran.

Leon tidak tau harus menjawab bagaimana, dia hanya bisa menatap sebal kearah Maminya.

"Mama kira pendekatan kayak cebok boker apa? Itu semua butuh proses gak bisa secepat itu lah orang cowoknya kek Es Batu" Balas Clara yang tak tau tempat.

"Mulut lo Ra". Cleo cekikikan mendengar kata-kata adiknya.

Sedangkan yang lain hanya melongo mendengar Clara berbicara seperti itu.

"Pokoknya kalian harus mau Final" Kata Mama Clara. Yang di sahuti Nina "Leon juga jangan banyak protes, kamu gak pernah punya pacar Lyra aja yang masih SMP mantannya udah 20" Memanglah kedua Keluarga ini sangat membuat Leon pusing.

"Ma jangan bawa-bawa mantan dong" Lyra kesal pada Maminya.

"Mantan atau apa? Kok banyak banget" batin Clen

***

Kayaknya Clen sudah ada benih-benih cinta nih *asekk

Oiya btw itu Leon sama Clara di jodohin. Bagaimanakah nasib Bima? Coba kita tanyakan pada rumut yang menari *ngawur

Dari pada banyak monolog disini gue cuma mau bilang jangan lupa vote dan coment!!

Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang