Kelimabelas

5.5K 217 31
                                    

Ketika Leon dan Clara sampai di kediaman Syahputra, Clara di sambut dengan keindahan pesta Lyra yang serba pinky.

"Le, pestanya Lyra bagus ya." Ucap Clara kepada Leon yang berjalan di depannya.

"Dia gak suka." Balas Leon.

Ha? Apa maksud Leon, perempuan mana yang tidak suka pesta ulang tahun yang seperti ini. Terkadang Leon memang aneh.

Clara terus berjalan mencari dimana Lyra, setelah bertemu Clara mengucapkan selamat tapi muka Lyra sangat di tekuk.

"Lo kenapa?" Tanya Clara heran melihat wajah Lyra.

"Apaan coba ni pesta alay banget, gue gak suka. Ih gue kesel banget sama Mami buat pesta yang begini. Malah pake gaun gaun apa sih ni. Ah ribet." Lyra menggerutu sambil memperlhatkan betapa kesal dirinya. Clara hanya terkekeh mendengar gerutuan Lyra, memang adik dan kakak sama-sama aneh pikir Clara.

"Kak, lu mau bantuin gue gak?."

"Bantuin apa?" Tanya Clara bingung. Ia sekarang hanya bedua dengan Lyra di dekat kolan renang di rumah Lyra dan Leon entah dimana lah dia berada sekarang.

"Bantu gue kabur." Ucapan Lyra membuat Clara melongo.

"Plese kak, gue gak tahan lagi ini. Sebagai calon kakak ipar yang baik, lo harus nolongin gue." Ujar Lyra dengan memelas.

"Tapi kan acaranya belum selesai, kalo nanti kena marah sama Mami gimana?" Tanya Clara,

"Gapapa kak, lagian acara potong kuenya udah tadi. Gue deh yang bakal tangging jawab kalo terjadi apa-apa."

"Oke terserah lo aja."

***

Leon sedari tadi mencari-cari keberadaan Clara. Dia sudah berkeliling di halaman juga di dalam rumahnya. Tapi Clara tidak juga ketemu. Padahal Leon hanya pergi beberapa menit karna dia kebelet pipis dan Clara sudah menghilang.

"Mi, liat Clara gak?" Tanya Leon kepada Maminya yang kebetulan lewat.

"Engga, Mami juga lagi cariin Lyra nih. Mau mami kenalin ke teman mami." Ujar Maminya.

"Emangnya Clara udah dateng Le?"

"Udah." Kata Leon dan berlalu meninggalkan Maminya yang kebingungan. Bukan apa-apa tapi Leon merasa ada yang aneh karna Clara dan Lyra hilang secara bersamaan.

Sedangkan di jalanan yang gelap tepat di belakang tembok yang tinggi kedua gadis cantik yang sedang duduk tergeletak di aspal tampak kelelahan karna baru saja memanjat tembok rumah Leon.

"Hah, seru banget gila." Lyra bangkit dan lompat-lompat kegirangan sedangkan Clara masih duduk sambil menetralkan deru nafasnya. Pasalnya tembok rumah Leon itu sangat tinggi dan tadi mereka sempat lari-lari juga di halaman rumah Leon yang terbilang sangat luas karna takut kelihatan oleh satpam. Bayangkan dengan highells dan dress mereka berlari dan memanjat tembok. Dan entah bagaimana Clara juga tidak sadar mengapa dia jadi bisa sampai dan berhasil memanjat tembok itu.

"Dah, yok kak kita jalan." Panggilan Lyra membuat Clara mendongak.

"Ra, gue masih capek."

"Ah cemen lo, masa segitu aja udah capek." Akhirnya Clara mengikuti langkah Lyra yang sudah di depan.

"Kita mau kemana?." Tanya Clara kepada Lyra yang sedang bernyanyi-nyanyi layaknya orang yang sedang mabuk.

"Ke cafe pacar gue."

"Emangnya pacar lo gak di undang tdi."

"Ogah ah, masa gue mesti liatin gue yang lagi menye-menye menjijikan pake dress pinky-pinky ini ke pacar gue. Yang ada gue di ledekin seminggu sama dia." Clara makin melongo mendengar menuturan Lyra yang sangat tidak masuk akal. Lyra itu orangnya gak terlalu tomboy tapi kenapa sangat tidak menyukai warna pink ya.

Jalan yang Clara dan Lyra lewati bukan jalan besar yang banyak di lewati kendaraan, tapi jalan sepi yang tidak di lewati kendaraan.

Clara jadi merinding melihat betapa sunyinya jalan yang mereka lewati.

Suit suit

Suara apalagi itu, Clara bukan takut setan tapi dia takut tiba-tiba nanti ada begal yah walaupun Clara dan Lyra tidak bawa motor.

"Kak lu kentut ya?" Tanya Lyra dengan tidak tau diri.

"Kentut apaan, jelas-jelas bukan suara kentut bego." Hilang sudah kesabaran Clara.

"Neng mau kemana neng. Main sini sama kita." Sapaan atau apalah itu namanya membuat Clara dan Lyra melihat di ujung jalan ada sekelompok preman atau geng-geng kucing garong komplek yang sedang ngegosip kucing betina yang melahirkan di luar nikah. Hah apalagi coba? Abaikan.

"Hari gini masih ada preman nongki-nongki di pinggir jalan? Gak modal banget" perkataan Lyra yang membuat Clara menatap malas ke arah preman yang berjumlah sekitar enam orang itu.

"Gue lupa pakai boxer nih, gimana dong?" Tanya Clara yang di balas kekehan Lyra.

"Gue juga kak, di kira kita bakalan takut apa sama preman-preman kelas lempar botol aqua gitu?" Ucap Lyra tidak jelas karna preman-preman itu telah mendekati mereka.

"Kak lu bisa lawan tiga sekaligus kan?" Tanya Lyra meragukan kemampuan Clara.

"Gini-gini sepuluh preman badan krempeng gini mah gampil." Clara sengaja membesarkan volume suaranya agar di dengar oleh preman-preman itu.

"Belagu amat neng, gue glitikin juga elu nangis ntar." Balas preman yang badannya agak besar.

"BACOT." Balas Clara dan Lyra berbarengan sembari membuka higheels mereka dengan asal dan merlari menyerbu preman-preman itu.
.
.
.
.

***

Hai hai hai aku balik lagi hehe.

Vote and comment please!!

Part kemaren votenya sedikit banget, aku agak kecewa hehe.

Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang