there

92 7 3
                                    

"Hei! Namjoon-ah" Sang pemilik nama menengok ke sumber suara.  Lesung pipitnya terlihat ketika ia tahu siapa yang memanggilnya.

Wanita itu berlari kecil menghampirinya. Ia terlihat seksi dengan hot pants hitam dan tengtop putih yang memperlihatkan pusarnya.

"Harusnya kau menjemputku chagii. Hari ini hujan deras. Kau jahat sekali" rengek wanita itu. Ia merangkulkan tangannya pada namjoon dan bersandar dibahunya.

"Jin-ah kau sudah besar. Lagipula rumahmu hanya beberapa block dari sini."

"Bagaimana jika aku diculik? Kau mau tanggung jawab?" Namjoon tersenyum kecil. Ia mengusap kepala jin dan mengecupnya.

Jimin melihat mereka berdua dengan jijik. Hari ini benar benar hari sialnya. Mengapa ia harus melihatnya. Membuat iri saja. Ingatan jimin kembali memperlihatnya wajah pemuda yang menghantuinya akhir akhir ini.

Jimin semakin depresi. Moodnya benar benar buruk hari ini. Ditambah nanti ia harus kena semprot pamannya karena pulang terlambat.

Jimin memejamkan matanya. Ia harus siap mental akan hal itu. 'Ini semua gara gara jungkook' jimin kembali mengingat jungkook. Ia menggembungkan pipinya yang memanas karena marah. Menambah kesan imut diwajahnya, karena pipinya yang chubby.

Namjoon memeluk kekasihnya, jin. Sambil terus memperhatikan jimin. 'Imutnyaa.. andai aku bisa memilikinya. Sepertinya ia juga gadis teladan'

...

Kriing... pintu restaurant berbunyi. Menandakan seseorang telah membukanya.

"Permisi, apakah ada seseorang yang memesan kursi untuk dua orang?"

"Atas nama siapa?"

"Min yoon gi"

"Oh.. dimeja no.6, mari saya antar"
.
"Meja no.6, 1 coffe latte, dan 1 americano" jimin menggangguk cepat. Dengan gesit ia memindahkan gelas ke nampannya"

"Ehem.." ucap jimin yang berarti 'permisi'. Ia meletakkan gelas tersebut. Kemudian melihat ke arah pelanggannya.

Pria itu!

Namjoon sedikit kaget. Ia memandang jimin lama dan kemudian tersenyum.

Pria yang dihalte!

"Terima kasih" ucap namjoon. Jimin membungkukkan badannya. Dan segera pergi.

'Ternyata kau bekerja disini' namjoon tersenyum senang.
.
Jimin p.o.v
'Pria itu tak pergi-pergi. Ia terus saja memandangiku seperti orang mesum. Atau memamg wajahnya seperti itu. Ah.. pokoknya aku tidak suka. Kenapa lama sekali. Coffe lattenya sudah habis, kenapa ia masih disitu. Kursi kosong dan secangkir americano. Apakah ia sedang menunggu seseorang?.

Jimin p.o.v end

Kriingg.. lonceng pintu berbunyi lagi.

Seseorang menepuk bahu jimin. Jimin terperanjat kaget, begitu juga pemuda yang menepuk bahunya. Dan jimin lebih kaget lagi ketika tahu bahwa pemuda itu adalah...

Pemuda yang pernah diusir pamannya!

Deg.. deg.. deg.. lama sekali jimin tidak merasakannya. Penantiannya berujung ketika ia bertemu pemuda ini. Ia semakin tampan jika dilihat dari dekat.

"Permisi aku mencari meja no.6 yang kemarin aku pesan" pria itu tersenyum manis. Manis sekali.

Jimin tidak bisa berkata kata. Tanpa sadar ia melamun. Pemuda itu memandang jimin bingung.

"Ehem.. atas nama min yoon gi" ucapan pemuda itu menyadarkan jimin. Jimin tergagap.

"Eugh.. eugh.. ah" jimin menunjuk meja tempat namjoon berada. Terlihat namjoon sudah melambai lambaikan tangan dari tadi, tetapi tidak digubris.

"Ah.. terima kasih." Pria itu tersenyum lagi.

Tampan sekali. Jimin merasa bodoh tadi. Ia menyia nyiakan kesempatan berharga.

Dengan perlahan jimin menengok kearah pemuda tadi. Ia melihat pria yang dihalte berbicara dengan....

Bahasa isyarat?

...

Akhirnya bub bisa nglanjutin cerita ini. bub gak punya waktu buat bikin cerita karena disibukkan dengan uts. Semangat buat kalian yang lagi menjalani ujian. Fighting!!😍😍











dandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang