<<EPILOG>>

2 1 0
                                    

Jakarta 2012

Rayhan,

Mungkin dari dulu kamu penasaran apa sebenarnya pekerjaanku. Benar kan? Aku adalah seorang agen inteligen negara yang bertugas mengamati pergerakan teroris di Indonesia. Kau terkejut? Baiklah, sebaiknya kamu menyiapkan mental yang kuat untuk membaca surat ini sampai habis. Dari pekerjaanku inilah aku memahami bagaimana kinerja seorang teroris. Dari cara mereka merakit bom hingga meledakkannya.

Aku pernah bilang bahwa lelaki itu haram menangis. Maka dari itu kau harus kuat. Saat kau membaca surat ini, aku mungkin sudah mati. Aku mati bersama dendam-dendam yang bersemayam di hatiku selama 18 tahun ini. Sebenarnya aku yang salah, aku memanfaatkan pekerjaanku, aku menghianati negaraku Reyhan. Aku tak lebih dari seorang pecundang.Ya Reyhan, aku tidak sanggup hidup dalam bayang-bayang dosa, maka dari itu aku memilih untuk ikut mati bersama mereka. Kamu tahu siapa mereka kan? Orang-orang yang telah menghancurkan hidup kita, yang tega membunuh ayah dengan euthanasia, yang merampas harta warisan kita, mereka orang orang busuk yang tidak pantas disebut saudara. Sebenarnya, aku menyesalkan semua ini, menyesal telah membiarkan dendam-dendam ini hidup di hatiku. Menyesal untuk membunuh mereka semua. Sekarang apa bedanya aku dengan mereka? Aku pembunuh. Aku pun pantas mati seperti mereka. Maafkan aku Reyhan, maafkan aku.

Jangan Takut. Aku sudah menyamarkan identitasku. Bukan hanya saat ini, selama aku bekerja pun aku sudah sering berganti identitas, jadi kau jangan khawatir, itu hal biasa bagiku, kujamin tak akan terbongkar. Aku cukup lihai melakukan ini. Kau dan Bi Atin tidak akan terlibat sedikitpun. Jangan menangis Reyhan. Aku masih hidup di hatimu. Berjanjilah, kau akan mencari kehidupan yang lebih baik dan tidak mati sia-sia sepertiku. Jaga Bi Atin, anggap saja beliau pengganti ibu.

Dari dulu, aku menyuruhmu belajar segala jenis bela diri, memahami segala jenis olah raga, memaksamu mendapatkan nilai terbaik untuk semua pendidikan formalmu hingga mempelajari teknologi dan menguasai teknik Hecking. Aku yakin semua menjadi pertanyaaan yang besar di kepalamu. Tidak Reyhan, aku tidak ingin menyuruhmu untuk menjadi agen negara sepertiku. Kamu harus mencari kebahagiaan yang sebenarnya, dengan bekal kemampuanmu saat ini aku yakin kamu bisa bekerja di manapun. Tapi kumohon satu hal, pelajarilah ilmu agama. Agama adalah ilmu yang akan meluruskan penggunaan ilmu-ilmu di dunia. Orang yang sukses oleh ilmu dunia mungkin akan bahagia, tapi orang yang memahami ilmu agama akan tentram hidupnya.

Reyhan, jika kau tertarik untuk belajar menembak, datanglah pada Po Chai, dia temanku dari Thailand. Rumahnya di Jalan Nana nomor 31, Jakarta Barat. Aku tidak memaksamu, datanglah padanya hanya jika kau benar-benar ingin belajar menembak. Dia guru yang sangat baik.

Lanjutkan kuliahmu, ajak Bi Atin berfoto saat acara wisudamu kelak, kenalkan pacarmu padanya. Menikahlah dengan gadis baik-baik, carilah kebahagiaan dalam hidupmu. Aku sudah menyiapkan sedikit uang untuk biaya kuliahmu dan biaya hidupmu setelah kepergianku, gunakan dengan bijak. Carilah pekerjaan bila kuliahmu telah selesai.

Aku tak ingin mengatur hidupmu lebih lama lagi, yang penting kau harus bahagia. Ingat itu, Carilah kebahagiaanmu Rayhan.

PS : Saat kau menutup pesan ini, secara otomatis

file nya akan terhapus. Jadi kuharap kau bisa

mengingat semua pesanku dengan baik.

Farhan,

Reyhan menutup pesan itu, lelahan air mata tak henti mengalir dari kedua sudut matanya. "Kakak bodoh! Bagaimana kau bisa menyuruhku bahagia kalau kau sendiri tidak ada disampingku? Apa kak? Apa yang lebih penting dari keberadaan kakak?" Rayhan membekap mulutnya dengan bantal. Ia berteriak hingga nafasnya sesak, Ngilu dan perih dari ulu hatinya membuat semua tubuhnya kaku. "Aku sayang Kakak!" ucapnya lirih.

9�yXi2�8

Bernafas SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang