PUISI 17: SI PENIPU HATI

8.5K 190 4
                                    

By: nythadestyan

Sunyi malam menikam hati yang lumpuh.
Hati yang terbuka sehingga masuknya kesalahan masa lalu.
Terbayang di dalam jiwa, tawamu pernah menghiasi hari di masa lampau.

Aku tersenyum...
Nyaris tertawa...

Tertawa menghina kebodohan yang amat lekat pada hatiku.
Hati yang kejam telah menghapus senyum.
Hati yang bodoh telah menggores luka.

Kini, aku menerima apa yang aku tuai.
Perbuatan adalah boomerang, yang akan kembali pada pemiliknya.

Taukah kau? Aku menunggu senyum itu sampai nyaris hilang akal.
Tetapi, sang mentari pun melupakan amarahnya saat aku meminta senyum itu kembali.

"Untuk apa memberikan senyum kepada si penipu hati itu lagi?"
Pertanyaan sang mentari bagai pedang yang menancap hati.
Dan aku hanya terdiam dalam air mata saat mentari menghina.

Waktu bergulir cepat.
Detik tak sudi bergerak mundur.
Enggan pula bergerak lamban.
Pagi tak mau bila dikembalikan ke malam.
Hangat mentari sore, takkan mau mencium embun pagi.

Begitu juga kau! Takkan mau menggenggam tangan si penipu hati ini untuk yang kedua kalinya.

Saat penyesalan terus mengikis tabir nostalgia yang rapuh, layak ombak menerjang karang.
Tibalah sang dewi cinta berkata.

"Jika memang milikmu, walaupun berada diantara dua kutub yang saling bertolak belakang. Dia tetap kembali untuk cintanya. Tetapi sebaliknya, sekalipun ia sedekat nadi, tetapi jika bukan milikmu. Ia seperti bayangan, dekat, terlihat tetapi tak akan bisa kau genggam" ucap sang dewi cinta.

Aku sama sekali bukan pujangga yang pandai merangkai aksara pilu, aku hanya perempuan bodoh yang mendapat julukan penipu hati.

Untukmu, lelaki yang pernah aku sia siakan. Aku menyesal.

Untukmu lelaki terkasih yang ku tinggal pergi, aku rindu.

Untukmu lelaki tersayang, aku ingin kau kembali. Sungguh.

For : AGD

***
Puisi pagi di hari minggu😂 semoga orang yang dimaksud mbaknya peka dan baca puisinya yak😆

Kumpulan PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang