MAURA - 4

72.8K 3.8K 191
                                    

Ting tong!

Ting tong!

Ting tong!

"Iya bentar", sahut Maura dengan teriakan.

Siapa sih yang malem-malem kesini. Ganggu orang istirahat aja.
Gerutu Maura dalam hati.

Gadis yang sudah siap dengan pakaian tidurnya itu membuka pintu dan menemukan sang kekasih yang ada di depannya dengan senyum yang mengembang. Sementara Maura, ia memberenggut. "Ngapain kesini malem-malem?"

"Mau ngajak main"

Dahi Maura berkerut. "Main kemana malem-malem begini Ram?"

"Main bareng temen-temen aku. Mumpung semua temen aku bisa kumpul semua jadi aku mau ngenalin mereka ke kamu"

"Ram, besok kan masih ada waktu"

"Aku maunya sekarang, sayang. Lagian aku juga udah minta izin sama Bu Nina dan dibolehin kok"

Jelas lo dibolehinlah. Orang lo anak dari penyumbang terbesar panti ini. Ya jelas Bu Nina kasih izin. Kalau gak, lo pasti ngancem mau narik sumbangan lo.

"Yang, kok ngelamun sih?". Rama menepuk pipi Maura beberapa kali.

Seketika itu pula Maura sadar dari lamunannya. "Jangan sekarang dong Ram"

"Sekarang aja, yang. Sekarang kamu masuk terus ganti baju. Aku tunggu disini ya, 5 menit dari sekarang"

"Rama please deh, aku ngantuk mau tidur"

"Kurang 4 menit 50 detik"

"Ramaaa", rengek Maura.

"Kurang 4 menit 45 detik".

"Ok fine!"

Dengan terpaksa, Maura menuju kamarnya untuk berganti baju. Tak lupa ia juga menambahkan sedikit makeup di wajahnya. Tak mungkinkan ia bertemu dengan teman-teman Rama dengan wajah yang lecek bagaikan uang kertas yang sudah di remas-remas tak karuan.

"Udah siap? Yuk"

Tangan mereka pun saling bertautan. Bahkan di dalam mobil, tangan kanan Maura selalu digenggam oleh tangan kiri Rama. Sesekali, Rama mengecup punggung tangan Maura itu. Atau kadang hanya ia usap-usap dengan lembut. Rama merasa bahagia bisa berduaan dengan Maura seperti ini. Ditambah Maura yang bersikap nurut padanya.

Namun, tidak dengan Maura. Ia sebenarnya risih digandeng oleh Rama sedari tadi. Tapi ia tak bisa menolaknya juga. Karna ia akan dapat ocehan panjang dan ancaman dari lelaki disebelahnya itu. Maura berpikir lebih baik ia diamkan saja perlakuan Rama saat ini. Hitung-hitung membuat Rama bahagia, kan nanti Maura dapat pahala.

"Udah sampai"

Maura langsung melihat keluar jendela mobil. Masih sepi, batinnya.

"Masih sepi ya? Belum pada dateng deh kayaknya. Yaudah kita masuk dulu yuk"

Mereka berdua memasuki sebuah rumah yang bagian depannya digunakan sebagai warung kecil-kecilan. "He bos! Tumben mau ikut kumpul".

Rama dan Maura menatap seorang lelaki yang sedang berdiri di bagian belakang meja warung. Tangan Rama terangkat, "Hei bro! Iya nih. Udah kangen sama temen-temen".

"Buset, jarang kesini terus dateng-dateng gandeng cewe ya. Rama nakal"

Rama terkekeh. Ia langsung merangkul Maura. "Tau aja lu, gue masuk dulu ya. Bikinin cappucino sama.....kamu mau apa, yang?". Tanyanya ke Maura

"Coklat panas aja ram"

"Cappucino sama coklat panasnya satu ya bro. Gue tunggu di dalem". Lelaki itu pun mengangkat jempolnya tinggi-tinggi sebagai jawaban untuk Rama.

RA(MA)URA [ Possesive Boyfriend ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang