MAURA - 28

26.2K 1.6K 89
                                    

Maaf aku unpublish! Soalnya td mendadak kata jadi acak-acakan setelah di publish.
Soo aku republish deh.. Maap!!

Selamat membaca ya..

••••••

Suara ambulan memecah keheningan jalan raya di tengah malam. 5 mobil ambulan secara berurutan berjalan menuju rumah sakit yang dituju dengan kecepatan di atas rata-rata.

Setiap petugas di dalam ambulan berusaha memberikan pertolongan kepada para korban. Mulai dari memberikan bantuan oksigen, menutup luka yang ada, dan tak lupa selalu mengecek detak jantung dan nadi.

Tak sampai 5 menit, ambulan-ambulan itu sampai di depan pintu UGD. Dengan cepat, para petugas segera mengeluarkan korban dan membawanya masuk menuju ruang yang telah disediakan.

Seluruh korban dikeluarkan dari ambulan secara bertahap satu demi satu.

Dokter dan perawat yang sudah bersiap mulai memeriksa keadaan setiap korban dengan intensif. Satu persatu dari mereka mulai di periksa dan di beri bantuan pertolongan lanjutan. Tak lupa selang infus dan selang darah menancap di punggung tangan beberapa korban di atas ranjang itu.

"Dok! Pasien kejang-kejang!". Teriak salah satu suster dengan tiba-tiba.

- RA(MA)URA -


Pagi ini Jony, Alif, dan Rama telah dipindahkan ke ruang bangsal yang sama. Mereka di buat satu ruangan vip di rumah sakit itu. Mereka telah melewati masa-masa menegangkan. Mereka telah sadar dari pingsannya. Keadaan mereka pun telah lebih pulih dari sebelumnya.

Namun berbeda dengan dua orang lainnya, Alan dan Maura. Mereka berdua sekarang masih di ruang ICU. Keadaan mereka yang paling parah dan memerlukan lebih banyak perhatian dari dokter dan perawat lainnya.

Hal itu karena Alan yang mengalami pendarahan cukup banyak di kepala dan tanganya mengalami patah tulang karena melindungi saudara kembarnya, Alif yang duduk di kursi pengemudi. Hal itu membuat Alan harus mendapatkan beberapa tambahan kantung darah dan operasi guna memperbaiki tulangnya yang patah.

Sementara Maura, ia mengalami kerusakan di tulang rusuknya karena ia melindungi kepala Rama dari benturan. Maura memeluk kepala Rama guna melindungi lelaki itu. Ia mengabaikan keselamatannya sendiri. Selain itu, ia juga mengalami benturan di kepalanya yang membuat ia juga memerlukan beberapa kantung darah tambahan.

Para dokter selalu memeriksa Alan dan Maura setiap dua jam sekali. Mereka memeriksa tubuh kedua orang itu dengan seksama dan intensif.

Selama beberapa hari, Alan dan Maura sama-sama tak boleh dijenguk.

Keadaan mereka yang mengkhawatirkan membuat para dokter mengisolasi mereka berdua di ruang ICU tanpa bisa di sentuh oleh siapapun itu.

- RA(MA)URA -


"Maura mana!"

"Maura gakpapa kan?"

"Maura mana! Jawab pertanyaan gue!"

Di salah satu ruang bangsal, Rama beteriak-teriak. Ia celingukan mencari kekasihnya itu. Tetapi yang ia temukan hanya sosok Jony dan Alif yang masih setia rebahan di atas bangkar.

"Tadi kata suster mereka masih di ICU". Jawab Jony dengan enteng.

Rama menatap Jony. "Mereka?".

"Maura sama Alan". Sahut Jony sekali lagi.

Terjadi keheningan beberapa saat hingga akhrinya Alif tiba-tiba mengeluarkan suaranya.

RA(MA)URA [ Possesive Boyfriend ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang