"Akh.. Sakit sekali" Seorang remaja lelaki tengah berjalan di sekitar kawasan Seogwipo Industri. Sekolah yang ditakuti oleh masyarakan Jeju. Dia baru saja selesai berkelahi dengan sekumpulan anak dari SMA Sungji. Dua SMA yang di takuti dan siapapun yang mengajak kedua sekolah itu bertengkar, maka tidak akan ada ampun bagi orang tersebut.
"Hah.. Menyebalkan! Bisa bisanya merek datang dari Seoul hanya untuk mengajak bertengkar? Bodoh!" Lelaki itu tertawa samar sambil sesekali meringis sakit saat kulit bibir bagian dalamnya sedikit sobek dan mengeluarkan darah. Tapi itu tidak seberapa dari luka yang pernah dia terima di sekujur tubuhnya.
"Na nana nana" Terdengar seperti suara wanita sedang bersenandung di sekitarnya. Dia melihat ke arah sekelilingnya sampai pandangannya terhenti melihat seorang gadis sedang memainkan air sisi sungai kecil di depannya.
Dia bangkit dan berjalan mendekati gadis itu, dia terpaku melihat wajah ceria gadis itu yang sedang memainkan jari nya di atas air. Merasa di pandang gadis itu terlonjak bahkan tubuhnya jatuh ke belakang dengan mata yang membelalak.
"Maaf, apa aku mengagetkanmu?" Ucap Hoseok --lelaki tersebut-- mengulurkan tangannya. Dengan ragu gadis itu menerima uluran tangan tersebut. "Ku ulang, apa aku mengagetkanmu?" Gadis itu menggelengkan wajahnya cepat. Melihat itu membuat Hoseok gemas.
"Namaku Hoseok. Jung Hoseok" Hoseok menampilkan senyuman manisnya membuat semburat merah jambu tercetak di pipi gadis itu. "Hyerim. Kang Hyerim"
"Ah.. Wajahmu terluka! Ayo aku obati!" Hoseok termenung melihat perubahan ekspresi Hyerim yang terbilang cepat. Hyerim bahkan menarik tangannya dan entah akan membawa dirinya kemana.
>> >> >> >>
Dengan hati hati Hyerim mengobati luka kecil di sekitar bibir Hoseok. Tidak seperti biasanya, Hoseok hanya diam menerima perlakuan Hyerim--gadis yang notabennya baru dia temui beberapa menit yang lalu.
"Ahhhh, akhirnya selelai Hoseok." Hyerim tersenyum saat luka Hoseok mengering. "Maaf jika aku kurang ajar padamu" Hoseok menggeleng, dia bahkan dengan senang hati menerima perlakuan manis yang ditunjukan Hyerim padanya. "Aku sangat berterimakasih padamu. Berkat bantuanmu lukaku mengering, setidaknya itu lebih baik dari yang tadi" Hyerim tersenyum saat Hoseok mengatakan hal tersebut.
Entah apa yang mereka rasakan, tapi semakin keduanya larut dalam pembicaraan. Semakin besar pula rasa nyaman diantara mereka.
>> >> >> >>
"Jadi kau tinggal sendirian disini?" Hyerim menggeleng sambil menatap ke arah belakang, tepatnya ke arah kebun belakang rumahnya. "Aku tinggal dengan nenek" Hoseok mengganggukan kepalanya. Saat melihat Hyerim, Hoseok yakin bahwa gadis itu bukanlah anak SMA.
"Hyerim, kau masih sekolah?" Senyum Hyerim memudar saat Hoseok mengajukan pertanyaan tersebut. Dia tersenyum miris dan membuat lelaki itu sedikit merasa bersalah. "Emm, Hyerim tidak perlu di jawab jika itu--" "Seharusnya aku kuliah saat ini. Tapi aku tidak berkuliah karna penyakit yang kuderita dari kecil." Hoseok memegang tangan kecil Hyerim mengusapnya pelan. "Tidak perlu di lanjuktkan Hye" Hyerim menggeleng menatap dalam Hoseok.
"Kau mau mendengarkan ceritaku? Selama ini tidak ada yang peduli padaku selain nenek. Aku sangat ingin berbagi cerita ini pada orang lain, tapi tidak pernah ada orang yang menganggap aku ada. Sampai sekarang ini, kau lah orang pertama yang mendekatiku saat aku sedang di sungai. Biasanya orang orang menganggapku orang gila." Hyerim menceritakan bagaimana hari hari beratnya melawan penyakit yang di deritanya, berjuang untuk bertahan hidup. Sampai akhirnya dia memulau menceritakan bahwa dirinya memiliki penyakit Hepatitis A pada Hoseok. Lelaki itu terdiam mendengar kan kisah pilu yang dialami gadis berusia lebih tua 2 tahun darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Oneshoot
Storie brevi"Love is patient, love is kind, and what our loves express is true. No amount of tragedy can tear, or break the love I have for you."