"Hi Ele, Klaus ada ?" tanya Niall, "Ada, sedang bermain dengan Jared." kata Ele, "Kukira mereka sekolah." kata Niall, "Memangnya kau tidak terima surat ya ? Hari ini libur Ni." kata Ele, "Teddie sekolah." kata Niall. "Teddie kan anak drama, jadi dia tetap harus latihan." kata Ele. "Oh iya." kata Niall sambail nyegir.
"Hey, ini siapa ?" kata Ele, Fire yang tadi bersembunyi dibelakang Niall terlonjak kaget, "Ini Fire." kata Niall, "Oh... Hi Fire, aku Eleanor." kata Ele, Fire memegangi tangan Ele lalu menghempaskannya membuat Ele mengerutkan dahi, "Kenapa dia ?" bisik Ele pada Niall "Dia tidak terbiasa pada orang baru." kata Niall.
"Okey, ayo masuk." Ele mengajak mereka berdua masuk. Fire melepaskan tangan Niall dan menjelajahi rumah Ele, "Klaus sedang main PS." kata Ele, "Fire, sini ikut Daddy dulu." Niall mengambil tangan Fire dan membawanya mengikuti Ele.
Klaus memang disana, sedang seru bermain sepak bola di PS. "Hi boys. Uncle Ni datang." kata Ele, Jared langsung mempause gamenya, Klaus cemberut dan membuang muka. "Hi Klaus, ayo pulang." kata Niall. "Tidak." kata Klaus datar. "Heh! Kau ini menyusahkan Ele terus, aku tak enak tahu! Ayo pulang." kata Niall, "Aunt Ele, tak bilang begitu. Dad kan sibuk, kerja saja." kata Klaus.
"Hi, ini siapa ?" kata Jared mendekati Fire, "Ini Fire, adiknya Klaus." kata Niall, Klaus langsung membelalak melihat Fire yang sedang asyik memegang stik PS yang diberikan Jared. "Apa ? Dia, sudah disini ?" kata Klaus, "Memangnya kenapa ? Tentu saja." kata Niall. "Tidak apa - apa." kata Klaus. Fire berjalan menggapai - gapai dan mendekati Klaus, dia memegang tangan dan wajah Klaus.
-oOo-
Kemudian, setelah beberapa pertengkaran antara Niall dan Klaus, akhirnya mereka bertiga ada didalam mobil. Keadaan hening dan awkward kecuali Fire yang sibuk meraba - raba dashboard. "Aku tak paham kenapa kau suka sekali kabur. Kasihan Teddie, dia sendirian kemarin. Kau kan tahu kalau dia phobia pada gelap ? Klaus! Dengarkan aku saat aku bicara padamu!" kata Niall kesal. Dengan setengah hati Klaus menatap Niall, "Teddie lagi! Kenapa sih kau lebih mementingkan Teddie dari pada aku ?" kata Klaus.
"Siapa yang bilang begitu huh ? Tentu kau juga penting, saat Teddie meneleponku kalau kau tak ada dirumah Louis, aku panik. Kukira kau kemana, siapa tahu kau bergabung dengan gank motor, lalu mabuk , lalu-"
"Aku masih punya otak untuk tidak mabuk. Aku bukan kau." kata Klaus ketus, "Nah, itu membuktikan aku perhatian padamu. Kau seharusnya lebih mengerti sedikit, kau sudah 12 tahun." kata Niall. "Tidak ada pengaruhnya, dulu Teddie. Dan sekarang ada dia, sulit sekali hidupku." kata Klaus sambil mengedikkan kepalanya kearah Fire dan dengan riang mengetuk - ngetuk dashboard karena sudah hafal detailnya.
"Tidak tentu tidak. Harusnya kau paham, kalau Fire tak mendapatkan kasih sayang dariku selama 7 tahun, sedangkan kau 12 tahun bersamaku. Wajar kalau aku perhatian padanya, apalagi dia butuh bimbingan." kata Niall. "Bilang saja dia buta dan bisu." kata Klaus, "Jangan bilang begitu! Mau bagaimana pun dia adikmu." kata Niall tak suka. "Pfrrt..."
Niall menyalakan radio. "Huh ?" Fire mendesah mendengar lagu yang diputar, Niall merasa tersanjung karena yang diputar adalah lagu 1D, padahal itu lagu lama. Fire menepuk - nepuk dashboard lagi dengan riang mengikuti launan lagu, Niall tersenyum melihatnya.
.
.
"Dad, kukira kau sibuk. Hi Fire.." kata Teddie, "Soalnya aku ada janji sama Fire, untuk mempertamukannya denganmu." kata Niall, Teddie terkikik, "Klaus ? Hey." kata Teddie, Klaus menatap Teddie dengan datar. "Bagaimana kalau kita makan diluar sambil belanja ?" tawar Niall yang akhirnya senang, melihat ketiga anaknya berkumpul. "Boleh ?" kata Teddie terdengar seperti pertanyaan. "Ayo!" kata Niall, " :3 dasar." kata Teddie.
Tapi toh, mereka bersenang - senang dan setidaknya Klaus mulai berpikir kalau Niall memang tidak pilih kasih. Tapi, dia sebal pada Fire yang tak bisa diam saat mereka makan dan terus memutari meja, mengambil yang bisa diambilnya, tapi saat Teddie menyuruhnya duduk dia duduk meskipun tak bertahan lama.
Fire sebaliknya, senang karena ahirnya boleh bertemu Teddie lagi, tadi dia sempat bingung karena bertemu dengan Klaus. Dipikirnya, Klaus itu galak sekali bahkan berani memarahi Niall. Klaus juga diam dan kalau bicara ketus, bikin marah. Klaus juga lebih suka berjalan dibelakang sambil mendengarkan musik melalui headsetnya.
Fire suka jalan - jalan bersama mereka. Dia membeli beberapa barang baru yang diyakininya bagus meskipun dia tak bisa melihat barang - barang itu. Mereka bahkan mengunjungi London Eye, Teddie bilang pemandangannya indah, hanya dengan merasakan udara dan suasana Fire tahu kalau disana memang indah.
Dari London Eye, Niall bisa melihat Big Ben. Dia jadi ingat kalau dulu, dia dan Hermione sering kesana, bahkan first kiss mereka didepan menara itu. "Dad ?" kata Teddie sambil mengelus lengan Niall, Niall mengelap air matanya yang hampir jatuh, "Ya ?" katanya. "Dad tidak apa - apa kan ?" kata Teddie. "Ya, aku baik kok." kata Niall. "Dad ingat Mum ya ?" kata Teddie.
"Dulu, aku dan ibumu sering ke Big Ben, disana kami bersenang - senang. Sekarang ? Kurasa tak akan bisa, dia sudah pergi. Kalau saja dia ada, kita sedang berlima disini." kata Niall. Hatinya sesak mengingat Hermione, "Aku tahu Dad. Jangan sedih, ada kami disini." kata Teddie. Niall tersenyum, "Kau benar - benar seperti Hermione, baik dan perhatian." kata Niall.
"Rnh!" Fire mendekati mereka, "Ada apa Fire ?" kata Teddie, Fire meminta Niall menggendongnya. Niall tersenyum lalu menggendong gadis kecil itu, Fire ternyata lelah. Dia tidur digendongan Niall setelahnya.
"Fire sudah mulai suka padamu yah ?" kata Teddie, saat mereka menuju parkiran, "Kukira begitu. Tapi, besok aku akan mengajarinya bahasa isyarat. So, mungkin ada perang lagi." kata Niall, "Tadi pagi gimana ?" tanya Teddie. "Hehe, rumahnya kutinggal berantakan." kata Niall. "Dad seperti bocah ya ?" kata Klaus. "Terimakasih." kata Niall sambil nyengir. "-_- Gila."gumam Klaus.
.
.
"Fire, Daddy bawa sesuatu untukmu." kata Niall. Dia memberikan Fire sebuah boneka, Fire menerimanya dan tersenyum. "Ini namanya boneka." Niall mengambil sebelah tangan Fire, lalu menuliskan D-O-L-L dalam bahasa isyarat ditelapak tangannya. Fire beberapa kali memberontak, Niall merebut boneka itu "Tak akan kuberikan sebelum kau bisa mengejanya." kata Niall. Fire mengerang marah pada Niall, berdiri dan mencari boneka itu. Niall bergerak kesana - kemari tanpa suara.
"Rnh !!" dengan kesal, marah, dan pasrah, Fire mengisyaratkan DOLL di udara. Niall yang sedang berdiri diatas kasur tersenyum riang, lalu meloncat turun. "Coba sekali lagi, dan boneka ini milikmu." kata Niall, Fire mengisyaratkan sekali lagi. Dengan bangga Niall memberikan boneka itu, "Good. It's your first word." kata Niall.
-oOo-
Jujur aku jadi sedih inget Hermione :'(
Ada yang kangen nggak ? Eh, gimana kalau kita munculin penggangu keluarga Horan ? Terus, pemain lainnya kita munculin juga, kasian belum muncul semua. Jadi chapter selanjutnya khusus keluarga lain, Horannya sedikit aja :)
Vomments ya, aku butuh lho. DON'T BE A SILENT READER

KAMU SEDANG MEMBACA
Horan's Story ( Sequel of Music )
FanfictionNiall Horan harus berjuang mengurus ketiga anaknya sendirian. Terutama harus mengurus anak bungsunya yang berbeda.