"Rio!" Via mengangkat tangannya kemudian melambai. "Lagi ngapain lo disini?"
"Nemenin Rena," kata Rio sambil meletakkan nampan. "Hai, Fy.."
"Oh, hai." kataku sambil tersenyum. Rena itu... bukan ceweknya si Rio kan? Gila aja kalau sampai aku harus kalah sebelum bertanding. Huh amit-amit, jangan sampai.
"Kalian dalam rangka apa kesini?" tanya Rio sambil menyendok makanannya.
"Makan doang. Habis ini mau nonton. Join?"
"Boleh deh. Nanti ajak Rena sekalian,"
Rena lagi...
Siapa sih Rena?
Pesananku datang. Setelah mengucapkan terimakasih, aku segera menggerakkan sendok menyusul Via dan Rio yang sudah makan duluan. Padahal tadinya aku mau cerita gimana ngeselinnya hari ini karena aku dikuntit oleh Adam seharian, tapi karena ada Rio aku terpaksa menahan hasrat ingin ceritaku.
"Abang, aku udah dipesenin belum?" seseorang mendekat ke meja kami dan langsung menyapa Rio. Ia menoleh ke arahku dan langsung menutup mulut menahan jeritan. "Kak Ify?"
Darimana dia tahu namaku? "Iya?"
"Aku Rena, kakak lupa ya?" aku mencoba mengingat-ingat, tapi tetap saja tidak ingat. Aku merasa baru melihatnya saat ini dan aku tahu namanya pun dari pembicaraan Rio dan Via. "Ih, aku kemarin ikut Writer's gath. Kemarin kak Ify ngisi kan? Kita aja salaman,"
"Ah," mana bisa aku ingat, kalau aku tidak pandai mengingat wajah orang? "Kayanya inget deh sama wajah kamu, cuma nggak tahu namanya. Sorry hehe, yang datang kemarin banyak soalnya."
"Gak papa," ia melambaikan kedua tangannya sambil menarik kursi di sampingku. "Jadi kak Ify udah dapet bukunya Ika Natassa belum?"
Aku menggeleng. "Kemarin aku nyari di gramed Sudirman stok kosong, belum nyari yang lain lagi." kataku. "Kamu tahu nggak ya cari dimana lagi,"
"Coba gramed City Mall deh, Kak. Kata temenku disana masih banyak," aku mengangguk mengiyakan. "Kakak ada rencana nonton CE kan?"
"Harus dong!" Tuhan, selamatkan aku dari kegilaan ini.... "Aku mau nonton Galih dan Ratna habis ini. Buat referensi akting Refal, dia jadi Harris kan?"
"Iya! Aku ikut dong, Kak.. Boleh ya?" aku mengangguk sambil tersenyum. "Yes! Kak, bagi kontak dong,"
"Boleh boleh," kataku sambil mengeluarkan ponsel. "Whatsapp ya,"
===
Kemudian ku ketahui bahwa Rena adalah adik Rio, dan Via adalah sepupu mereka. Pantas saja Rio tampak akrab dengan tante Tiara begitupun sebaliknya. Aku langsung akrab dengan Rena, karena kebetulan kami memiliki hobi yang sama. Selain sama-sama suka mengikuti Writer's Gath Yogya, Rena juga suka menonton drama korea. Tapi sayangnya dia tidak menyukai Ji Chang Wook, jadi aku tetap belum mendapatkan teman untuk menonton film terbarunya.
Via kebagian memesan tiket sedangkan aku memilih membeli soft drink yang tidak lama kemudian diikuti oleh Rio dan adiknya. "Cola aja mbak satu, lemon tea satu, sama popcorn caramel satu."
Belum selesai aku mengulurkan uang, Rio sudah mendahului. "Eh, nggak usah, Yo."
"Nggak apa-apa, biar sekalian aja," kata Rio.
"Nggak apa-apa, Kak. Abang mah emang tugasnya bayarin," kata Rena yang kubalas dengan senyum tidak enak.
"Kapan-kapan biar aku traktir makan ya," kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoFever
Romance"Lo kalo mau bohong, satu pesan gue. Lo harus pandai mengingat. Karena ketika lo bikin satu kebohongan, maka akan ada kebohongan lain yang perlu lo buat untuk menutupi kebohongan pertama lo," -Fyra Kynanda