You call me a stranger
You say I'm a danger
But all these thoughts are leaving you tonightAku membiarkan lagu lawas milik Secondhand Serenade itu terputar memenuhi indera pendengarku, dan merasuk ke relung hatiku hingga menancap pedih disana. Panggil aku berlebihan, terserah. Yang aku mau ceritakan adalah aku yang selalu terserap masuk ke dalam lagu saat orang menyanyikannya dengan penuh penghayatan.
Mulanya aku sedang menunggu Via, ditemani Sirlo -kucingku yang berwarna hitam dominan ke putih bergelung dikarpet bawah, membuka folder musik lama dilaptopku dan menemukan satu folder Secondhand Serenade.
Lagu pertama dari band asal California itu yang langsung menancap dihatiku adalah Fall For You. Saat itu aku sedang mengalami patah hati pertamaku. Saat sekolah menengah pertama, awal kepindahanku ke kota ini. Pertama kalinya aku pacaran dan aku langsung berfikir bahwa hal itu akan berlangsung untuk selamanya. Ternyata tidak.
Ah, jadi reuni sama sakit hati, kan.
Pada dasarnya semua orang itu stranger. Kalau kalian dengerin lagu Jonas Blue yang Perfect Strangers, itu benar-benar menggambarkan tentang orang asing yang baru bertemu. Selalu ada dua kemungkinan. Kemungkinan untuk menetap, ataupun singgah untuk sementara dan berlalu. Kembali lagi menjadi stranger.
Aku pernah merasakan bagaimana yang terdekat, berubah menjadi orang asing dalam sekejap mata. Yang paling menyakitkan adalah yang terakhir, saat aku sekolah menengah atas. Mantan pacarku yang terakhir, sebelum aku akhirnya berpacaran dengan Rio. Pada saat itu..
"Woi!" aku terlonjak kaget saat seseorang menepuk bahuku keras. "Ngalamun aja sih lo! Ngalamunin jorok nih pasti..."
"Apaan sih, Via! Enggak ya," aku mengusap bahuku yang terasa panas. Via kalau nabok nggak pernah tanggung-tanggung. "Kok lo bisa masuk sih?"
"Bisa dong. Disuruh langsung ke kamar sama bokap lo," kata Via. "Sirlo punya temen baru ya?"
Aku mengangguk malas. "Namanya Melky. Dititipin sama temennya Papa yang lagi keluar negeri untuk beberapa bulan. Sirlo jadi nggak mau keluar kamar,"
Melky adalah anjing Siberian Husky yang masih beranjak remaja yang sumpah imut banget! Bahkan Sirlo, kucing dari ras Scotish Fold yang sudah satu tahun dua bulan menemani hari-hariku, aku singkirkan dari daftar penghuni rumah terimut nomor dua. Tentu saja yang pertama adalah aku.
Melky memang mudah untuk disukai. Dia sama sekali nggak jilat, jadi aman untukku dan Papa. Tapi dia terlalu mudah berbaur, terhadap stranger sekalipun. Oh iya, sampai dimana ceritaku tadi?
Jadi gini..
"Ayo ngerjain tugas! Nanti sore gue mau ajak lo nonton film Danur!"
Ya Tuhan.. kayanya aku nggak jadi cerita aja deh.[]
Riwayatku nonton film horor payah banget. Aku nggak pernah bisa nonton film horor di bioskop dengan sound effect yang gila-gilaan kenceng banget. Terakhir aku nonton film Conjuring 2 dan aku sama sekali nggak berani buka mata (biasanya emang nggak pernah nonton horor di bioskop, tapi karena diseret paksa teman-temanku, yaudah.). Aku aja lho, nonton film disney The BFG aja deg-degan kaya mau mati.
Jadi, saat ini aku mengurung diriku di toilet Cinema XXI beberapa puluh menit film akan selesai. Bodo amat Via mau marah-marah atau gimana, aku nggak peduli. Setelah aku merasa bosan, baru aku keluar dan mendapati Via menungguku disalah satu bangku tunggu.
"Lo tuh ya!" aku hanya memamerkan cengiran lebar sebelum Via memukul bahuku. "Gila aja ninggalin gue sendirian disana. Mau bikin gue diculik setan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LoFever
Romance"Lo kalo mau bohong, satu pesan gue. Lo harus pandai mengingat. Karena ketika lo bikin satu kebohongan, maka akan ada kebohongan lain yang perlu lo buat untuk menutupi kebohongan pertama lo," -Fyra Kynanda