Dream Sugar : 4

11.7K 675 4
                                    

Aku berlari ke parkiran dengan gesit. Lautan manusia aku lewati dengan perjuangan besar. Dan akhirnya aku sampai di parkiran. Motor ku terparkir anggun di antara para motor lainnya. Sembari menghapus peluh aku melangkah dengan senyum lebar.

"ANJIR! APAAN NIH?! MASA KEMPES GINI? EH GAK KEMPES TAPI BOCOR! ANJIR!"Aku berteriak histeris persetan dari gila. Mungkin. Aku menendang-nendang ban motorku dengan emosi.

"GUE SALAH APA SIH? AMPE BAN MOTOR GUE BOCOR?!"teriakku sembari menarik rambut dengan frustasi. 

Aku berusaha untuk mencari solusi agar sampai di rumah dengan selamat sentosa. Naik taksi? Cek dompet. BOKEK. OHIYA,nebeng dengan Chocho atau Voila. Great. Aku pun mencoba menghubungi Voila.

'"Yep? Voila yang kece ada disini,"

"Alay lo. Coy,lo ada dimana? Nebeng dong!"

"Apa lo? Gue udah di jalan,lo malah minta nebeng. Cerdas banget,"

'"ANJIR. FINE. JAHAT LO!"

Aku membanting iPhone ku ke jok motor dengan kesal. Sesekali melirik nasib ban motorku yang sudah terbocor lemas(?) Aku kembali memutar otak untuk mencari solusi pulang ke rumah. OHIYA, CHOCHO! Aku pun menyambar iPhone dengan cepat lalu menghubungi Chocho. Nada sambung ketiga, Chocho mengangkatnya.

"Woi. Nebeng dong! Ban motor gue bocor. Cepet lo dimana?"

"Napsu banget dah ngomongnya. Gue udah pulang dari tadi. Emang lo gak denger gue pamit ke elo sama Voila?"

"AH! FINE LO SAMA AJA KAYAK VOILA!" 

Aku memutuskan sambungan telepon dengan perasaan yang berkobar-kobar. Berkobar-kobar dalam arti lain. Berkobar-kobar karena aku tidak bisa menahan emosi ku lagi. OH SIAPA PUN, HELP ME!

Aku pun pasrah dan bergegas meninggalkan parkiran yang mulai sepi. Tak peduli dengan motor ku yang sengaja ku tinggalkan di parkiran.

Sempat terlintas untuk nebeng dengan mbak Yeyen. Tapi aku batalkan niat tersebut. OKEY,aku bakal pulang dengan jalan kaki yang berjarak 3 km. Aku melangkah perlahan saat melewati genangan air yang menghiasi pinggir jalan raya. Mobil berjalan ke arahku dan PYAASSS. *gue gak ahli sound effect jadi gue gak tau*

Aku merasakan dingin di sekujur tubuh. Air kotor yang mengenai lukaku membuatku terasa perih. Oh, great. Kini seragam sekolahku sudah di hiasi dengan genangan air yang kotor. Aku melempar pandangan ke arah mobil yang baru saja membuatku basah. Mobil itu berhenti tepat di depanku. Kaca mobil itu terbuka. Terlihat sang pengemudi yang tersenyum miris melihatku.

"ANJIR. Lo bener-bener ya! Ngebuat gue bad mood parah,"cecarku saat melihat Tama yang ternyata sang pengemudi mobil merah ini.

"Gue gak liat lo. Sorry ya,"balasnya dengan wajah innocent

Aku mendelik. Sumpah anak ini gak ada rasa bersalahnya sedikit setelah mengotori seragam orang. Aku diam memandang Tama yang juga memandangku. Tatapannya tak terbaca olehku.

"Apa lo liat-liat gue?"desisku pada Tama yang mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Pede banget lo. Siapa juga yang ngeliatin lo?"balas Tama yang sudah mengambil ancang-ancang untuk menjalankan mobil. 

Eh, jadi gak dapet tumpangan gratis nih? Tama pun meninggalkanku seorang diri. Dahiku berlipat-lipat. Kepulan asap keluar dari puncak kepalaku. Aku tidak bisa menahan emosiku lagi.

"TAMA! ANJIR LO. GUE UDAH BASAH GINI GAK DI KASIH TUMPANGAN!"teriakku dengan suara naik tiga oktaf. 

Aku sudah tak peduli lagi dengan orang-orang yang melihatku aneh.

GUE BUTUH TUMPANGAN! OKE?!

*

Tama POV

"TAMA! ANJIR LO. GUE UDAH BASAH GINI GAK DI KASIH TUMPANGAN!"

Gue menahan geli saat mendengar suara cempreng yang gak asing lagi buat gue. Siapa lagi kalau bukan Sugar? Sejujurnya gue gak benci pada Sugar. Malah Sugar yang membenci gue. Entah kenapa gue suka aja saat ngelihat dia marah. Bagi gue dia moodbooster gue.

Gue melirik ke iPhone gue yang sengaja gue letakkan di jok mobil sebelah. Tertera nama 'Zendaya'. Gue pun mengambilnya.

"Halo? Tama kamu ada dimana?"

"Aku udah otw ke rumah. Kenapa?"tanya gue tetap memfokuskan pandangan ke jalan.

"Bisa ke sekolah lagi gak? Jemput aku? Aku gak ada yang jemput nih," Suara lembut tapi pembawaannya manja tanpa sadar membuat sudut bibir gue naik.

"Okey. Aku kesana ya. Bye,"

Gue memutuskan sambungan telepon lalu memutar stir ke arah yang berlawanan. Tak sengaja gue melihat seorang gadis dengan seragam yang kotor sedang melangkah sembari berkomat-kamit. Gue berniat untuk menghampirinya dan memberi tumpangan sekaligus sebagai perminta maafan gue setelah membuatnya basah kuyup. Kalau alasan ngebuat dia basah kuyup, gue bener-bener gak sengaja.

Mobil gue mulai menepi. Tapi sebuah motor telah mendahului gue untuk menghampiri gadis tersebut. Gue terpaksa berhenti dan melihat siapa gerangan sang pengemudi motor tersebut? Mereka mulai berbicang-bincang sebentar. Namun ada yang berbeda dari Sugar. Sorot matanya yang mendadak menjadi hangat dan lembut saat berbicara pada Dirga. Tak lama setelah mengobrol, Sugar menaiki motor Dirga. Gue memandang mereka yang melewati mobil gue tanpa tau kalau ada gue di dalamnya.

Gue diam. Memandang motor Dirga yang mulai bergerak menjauh. Pikiran gue kacau. Gue gak tau pasti apa yang sedang gue pikirkan sekarang. Hingga semua pikiran itu menyatu lalu membentuk suatu nama Sugar.

***DreamSugar***

A/N : HALO GAIZ. Gue udah ngelanjutin part4 setelah sampai di rumah. Yep,sori kalau misalnya ngepost nya kelamaan dan sori juga kalau part4 ini ceritanya agak pendek. Gue abis pulang dari kegiatan sekolah. Capek banget! *curcol*

Btw,gue masih butuh vomment. Lebih tepatnya gue butuh comment yang berisi kritik dan saran. Semoga nih cerita makin jelas bukannya makin gak jelas. Sori aja kalau cerita nya garing dan gak nge feel para readers. Tapi gue usahain untuk ngebuat para readers ikut terbawa suasana dengan cerita Dream Sugar. YEAY. VOMMENT DI TUNGGU GAIZ. BUBAI.

Di mulmed ada Ninzzy loh!



{1} Sugar : Dream SugarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang