Sugar POV
"Thanks ya Dir. Baek banget deh lo,"ujarku sembari turun dari motor.
Aku melepaskan helm yang di pinjamkan Dirga lalu memberikan padanya. Dirga menerimanya sembari tersenyum.
"Bisa aja deh lo muji orangnya. Eh, gue gak mampir ya, mau langsung pulang aja,"Dirga mulai menstarter gasnya.
Aku mengangguk mengiyakan. Dirga mulai mengambil ancang-ancang untuk menjalankan motornya.
"Bye, Sugar,"Motor Dirga mulai meninggalkan halaman rumahku.
Aku melambaikan tangan padanya. Walaupun aku tau,dia tidak mungkin dapat melihatku sedang melambaikan tangan.
Setelah memastikan Dirga menghilang dari pandangan. Aku bersorak keras lalu merayakan akan hal ini dengan berjoget ria. AZEK AZEK JOS. Setelah puas berjoget ria aku memutuskan untuk memasuki kamarku tercinta. Aku merebahkan diri di kasur dengan senyuman gak jelas yang tersungging. Dirga oh Dirga kau memang moodbooster ku. Tak lama aku terlelap dan berharap dapat memimpikan Dirga.
*
Aku menyusuri koridor kelas 11 yang sepi dengan santai. Sesekali mengintip kelas lain yang kebetulan aku lewati. Aku bersemangat saat melewati kelas Dirga a.k.a kelas 11 IPA 2. Aku berniat untuk menyapanya sekaligus motip dikitlah. Namun langkahku terhenti saat melihat Dirga dan seseorang yang tak asing lagi bagiku mengobrol dengan akrab.
Dirga tertawa. Gadis itu orang kedua setelahku yang bisa membuat Dirga tertawa. Aku tersenyum miris melihat pemandangan tersebut.
"Sugar?"
Aku menoleh ke asal suara tersebut. Voila berdiri tak jauh dariku. Dahinya merengut saat menyadari ekspresi wajahku berubah kontras. Kadang aku suka merutuki dirinya yang terlalu peka terhadap sekitar namun terkadang aku merasa beruntung memiliki sahabat yang peka.
"Hai Voila. Tumben dateng pagi,"komentarku berusaha untuk menormalkan suara.
Voila menghela nafas pendek. Dia pun tak bertanya macam-macam lagi.
"Serba salah gue. Dateng pagi salah dateng siang salah. Gue memang orang yang selalu disalahkan,"kata Voila mendramatisir suasana.
Aku mencibir. Kambuh lagi penyakit drama queen-nya.
"Alay dah lo. Yaudah buru ke kelas,"ajakku sembari mengamit tangannya.
Voila berusaha untuk menyamai langkahku yang terkesan terburu-buru. Aku berusaha untuk menghindar dari pemandangan di depan. Sudut mataku melirik ke kelas Dirga. Untuk kedua kalinya Dirga tertawa karena Zendaya.
*
*
*
Aku berusaha untuk memfokuskan diri dengan obrolan Voila dan Chocho. Namun tetap saja pikiranku melayang ke peristiwa tadi. Peristiwa melihat Dirga dan Zendaya bercanda dengan akrab. Biasanya aku yang ada di posisi Zendaya. Namun kali ini Zendaya yang menggeser posisiku. Ada perasaan sedikit teriris di hati. Oke, aku tau ini lebay. Tapi hatiku memang benar-benar seperti teiris melihat ke akraban mereka. Aku mencoba untuk berpikir positif. Tak mungkin Zendaya dapat menyukai Dirga, lagi pula dia sudah punya pacar kan?
"SUGAR!"
Aku gelalapan mendengar suara sumbang bin cempreng. Aku pun mengumpulkan serpihan ingatanku. Aku baru sadar sedari tadi aku sedang berkumpul dengan kedua temanku. Aku menatap Chocho dan Voila yang memelototiku dengan gemas.
"Apa?"tanyaku datar.
Voila dan Chocho mendengus kesal.
"Jadi lo gak dengerin omongan gue?"tanya Chocho dengan wajah memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
{1} Sugar : Dream Sugar
Teen FictionCollected Story {1} : Sugar Suka cuman bisa di pendem. Deket tapi perasaan cuman sepihak. Cinta tapi datang terlambat. Pahit emang. Itu yang gue rasakan sekarang. Semua perasaan yang mungkin pernah lo rasakan bakal di ceritakan disini. Bandingkan n...