4

13 13 5
                                    

----NEW---
(•ω•)

Seminggu lebih sudah aku sekolah di SMA Citra Bangsa. Iya ini adalah sekolah swasta terbaik di kota Malang. Dengan serendetan peraturan tak jauh beda dengan sekolah lainnya.
Memilih duduk di taman belakang menjadi salah satu kegiatan yang sering ku lakukan beberapa hari ini. Dengan pemandangan yang sangat meneduhkan.

Dauh-daun yang berjatuhan berlahan menutupi tanah. Terlihat dengan sangat jelas kalau tempat ini jarang sekali dibersihkan. Semilir angin yang berhembus secara berlahan menerpa kulit kuning langsat ku.

Angin membawa terbang anak rambut yang jatuh karena belum mencapai ikat rambut. Mata ku terpejam menikmati segalanya. Dibtambah suara alunan musik breathe milik Monita Tahalea.

🎶terjatuh berdiri
lalui setiap hari
sadari hidupku
hanyalah hembusan nafas

awan gemawan
melayang dan hilang

berlari tak henti
rinduku tak bertepi
selalu percaya
meski tak melihat

lembut bisikan kasihmu selalu ku dengar
sampai teduh ke lubang sanubari
huu uuu tenanglah jiwaku
huu uuu huu uuu

sekalipun ku berjalan dalam lembah kegelapan
aku takkan goyah sebab engkau bersamaku
menuntunku selalu, menghiburku selalu
terbang melintasi setiap musim dalam hidupku
huuu uuu menanti janjimu, menanti janjimu
menani janjimu kan setia selalu🎶

Pertanyaan sederhana yang melintas di kepala, "siapa yang akan bersama gue?"

"gue lah."

Aku melepas penyumpal telinga dengan kasar.

Terkejut adalah ekspresi yang dapat di gunakan oleh ku. Bagaimana tidak, sosok lelaki dengan tubuh tinggi tiba-tiba meloncat ke bangku kosong sebelah ku.

"gue yang bakalan ada di samping lo. Kan gue udah bilang, kalo ada apa-apa bilang sama gue, jangan pendem sendiri. Gue pendengar yang baik." ucapnya dengan sangat-sangat percaya diri. Ohh perlu kalian tau, dia juga menambah senyum pada kalimatnya tadi.

"pergi."

"enggak sebelum lo cerita sedikit tentang masalah lo."

Aku mengernyitkan dahi. "masalah? Gue?"

Akka hanya mengangguk. "buruan cerita."

Maksa banget ini orang. "apaan?"

"ngeselin amat, nanti pulang bareng gue ya, gue mau ajak lo ke suatu tempat ikut ya, gue tunggu di gerbang." dan kalian tau apa yang aku lihat saat setelah Akka mengucapkan kalimat ajakannya. Dia bangkit sambil melompat seperti saat dia datang. Manusia apa kau sebenarnya.

Aku bahkan sama sekali belum mengutarakan kalimat Ya, atau sepaket persetujuan. Dan dia pergi, pemaksaan ini namanya.

€€€€

Author P.O.V

Kelas terasa lebih ramai saat Atta kembali kembali ke ke kelas.

"alah lu mah, tai aja kalo udah kaya gini gimana."
"pelajaran makin enggak ceta tauk."
"ini mah namanya membunuh secara berlahan. Melukai otak kita."
"gimana enggak orang habis libur sabtu sama minggu, tuba-tiba nongol kimia sama matematika peminatan. Padahal sebelumnyakan upacara dulu."
"iya iya. Tai amang nih jadwal. Udah enakan yang kemaren. Ehh ehh.. Apaan nih hari kamis ada kimia lagi, fisika habis itu, eh gilak terakhir bio."
"gue yakin. Itu guru bio sebelum masuk baca doa dulu di depan kelas."
"biar apa Ji?"
"lo taukan gimana kelakuan anak-anak pas pelajaran. Hawanya itu loh, bikin ngantuk parah.."
"iya juga."

PRA-KATA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang